Berita Klaten Terbaru
Puncak Musim Kemarau Diprediksi Agustus 2020, BPBD Klaten Petakan Wilayah Terdampak
"Kita akan berikan bantuan droping air bersih ini mulai Selasa (7/7/2020), besok," kata Haris.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Puncak musim kemarau diprediksi pada Agustus 2020 mendatang.
Hal tersebut dikatakan, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta.
Dia menjelaskan, wilayah Klaten mulai memasuki musim kemarau sekitar Mei hingga November dan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus 2020.
• Pariwisata Tawangmangu Dibuka, Penyedia Jasa Tunggang Kuda Berharap Ekonomi Membaik
• Ragam Makanan yang Bisa Mengganggu Kualitas Tidur Kalian: Kafein hingga Makanan Pedas
"Berdasarkan informasi dari BMKG, puncak musim kemarau terjadi pada Agustus 2020," papar dia, Sabtu (4/7/2020).
BPBD Klaten menyiapkan sebanyak 600 tangki air atau senilai Rp 150 juta ke desa yang membutuhkan air bersih.
Hal ini mengantisipasi masuknya musim kemarau yang berdampak pada beberapa wilayah di Klaten.
Desa yang terdampak kemarau biasanya melakukan pengajuan bantuan air bersih dan mendapatkan droping air bersih.
Sri Yuwana Haris Yulianta mengatakan, pihaknya sudah siap menyambut musim kemarau tahun ini.
"Kami akan melakukan pemberian bantuan droping air bersih di beberapa desa di Kabupaten Klaten," ungkap Haris, Sabtu (4/7/2020).
Haris mengatakan, penyerahan bantuan droping air bersih direncanakan dimulai pekan depan.
"Kita akan berikan bantuan droping air bersih ini mulai Selasa (7/7/2020), besok," kata Haris.
Haris mengatakan, pihaknya menganggarkan sejumlah 600 tangki air atau senilai Rp 150 juta ke desa yang membutuhkan air bersih.
• Curhat Penyedia Jasa Tunggang Kuda di Tawangmangu: 4 Bulan Tak Kerja, Kuda Diberi Makan Rumput Liar
Dipaparkannya, jumlah bantuan yang dikeluarkan lebih sedikit dari tahun lalu yakni sekitar 800 tangki air atau senilai Rp 200 juta.
"Selain itu, kami juga akan menawarkan ke sejumlah perusahaan yang mau membantu meringankan beban masyarakat dalam pemberian bantuan droping air bersih nantinya," tutur Haris.
Haris mengatakan, pada tahun 2019 tercatat ada 20 desa mengalami krisis air bersih yang tersebar di enam kecamatan.
Jumlah itu berdasarkan daerah-daerah yang sudah mengajukan permintaan bantuan droping air bersih, tahun lalu.
"Untuk jumlah desa yang mendapatkan bantuan tahun ini belum pasti 20 desa, karena ada beberapa desa yang mengajukan permintaan bantuan droping air bersih karena mesin penyedot air sumur rusak dan sekarang sudah diperbaiki," kata Haris.
• Viral Pernikahan di Lombok yang Beri Maskawin Sandal Jepit dan Air Segelas, Tidak Ingin Menyusahkan
Haris mengatakan, penyerahan bantuan droping air bersih pertama dilakukan ke Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang.
"Desa Tlogowatu nantinya sebagai desa yang kali pertama mengajukan permintaan bantuan air bersih," kata Haris.
Sementara, anggaran untuk penyerahan bantuan droping air bersih dari APBD hanya cukup untuk memenuhi penyaluran bantuan air bersih selama tiga bulan.
"Oleh karna itu, kami menargetkankan akan memberikan bantuan droping air bersih sampai bulan September 2020," ujar Haris. (*)