Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sapardi Djoko Darmono Meninggal

Penyair Asal Solo Sapardi Djoko Darmono Berpulang, Ini Beberapa Judul Puisi Terbaiknya

Selama berkiprah di dunia sastra, Sapardi dikenal luas juga sebagai penyair, penerjemah, penulis novel dan juga seorang kritikus.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ilham Oktafian
Gramedia
Sapardi Djoko Damono 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dunia Sastra berkabung, dan kehilangan satu sosok yang begitu melegenda.

Adalah Sapardi Djoko Darmono yang hari Minggu (19/7/2020) berpulang.

Sapardi menghembuskan nafas terakhirnya di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan sekira pukul 09.17 WIB.

Selama berkiprah di dunia sastra, Sapardi dikenal luas juga sebagai penyair, penerjemah, penulis novel dan juga seorang kritikus.

Namun pria kelahiran Solo, 20 Maret 1940 ini lebih populer dikenal sebagai penyair.

Puisi Sapardi, khususnya gerne romantis begitu melegenda sejak ia dikenal luas di tahun 1960-an.

Berikut 5 Judul Puisi Sapardi terpopuler menurut TribunSolo.com :

1. Aku Ingin

Puisi berjudul Aku Ingin merupakan sajak singkat yang terdiri dari 2 bait yang masing-masing terdiri dari 3 baris.

Meski singkat, namun sajak ini begitu melekat bagi banyak orang.

Salah satu bait yang fenomenal dari judul Aku Ingin adalah :

Aku ingin mencintaimu Dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat

Disampaikan awan kepada hujan

Yang menjadikannya tiada

2. Sajak Kecil Tentang Cinta

Dalam puisi ini, Sapardi begitu mengagungkan percintaan.

Diksi dalam puisi ini pun memuja dengan menuruti segala hal sebagai syarat mencintai seseorang.

Berikut cuplikannya :

Mencintai angin harus menjadi siut

Mencintai air harus menjadi ricik

Mencintai gunung harus menjadi terjal

Mencintai api harus menjadi jilat

Mencintai cakrawala harus menebas jarak

Mencintaimu harus menjelma aku

3. Hujan Bulan Juni

Puisi Hujan Buli begitu populer dalam beberapa tahun belakangan, bahkan pada tahun 2017 diangkat ke Layar Lebar dengan judul yang sama.

Hujan Bulan Juni pun dibuat novel beberapa jilid dengan tokoh Pinkan dan Sarwono sebagai yang utama.

Tak banyak yang tahu, meski populer belakangan ini namun puisi Hujan Bulan Juni dibuat di tahun 90-an.

Inilah cuplikan Puisi Hujan Juni :

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu…

4. Dalam Doaku

Puisi ini dibuat tahun 1989, meski usianya puluhan tahun namun pembaca era lampau maupun sekarang dibuat terkagum kagum dengan baitnya.

Dengan kata lain, puisi ini mempunyai umur yang panjang, serupa dengan puisi Sapardi yang lain.

Berikut cuplikannya :

Dalam Doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman

tak memejamkan mata, yang meluas bening

siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening

karena akan menerima suara-suara

Chord Kunci Gitar dan Lirik Lagu Where Did You Sleep Last Night - Nirvana, Chord Termudah

Chord Kunci Gitar dan Lirik Lagu Wish You Were Here - Pink Floyd, Hits Lawas Melegenda

Chord Kunci Gitar dan Lirik Lagu Mother - Pink Floyd, Lagu Penuh Makna

 

5. Yang Fana Adalah Waktu

Sepintas, judul puisi tersebut memang begitu populer.

Memang demikian faktanya, kutipan "Yang Fana Adalah Waktu" tersebar di banyak tempat dalam ruang dan waktu yang berbeda.

Berikut sedikit bait puisi yang digubah tahun 1978 itu :

Yang fana adalah waktu

Kita abadi: memungut detik demi detik,

merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa

"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu, Kita abadi 

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved