Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Solo 2020

Gibran Berpotensi Lawan Kotak Kosong, Analis Politik : Lebih Baik Uangnya Kasih ke Rakyat

Masuknya Gibran Rakabuming Raka dalam laga Pilkada Solo 2020 nampaknya membuat partai politik non-PDI Perjuangan keder.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso
Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa sebelum berangkat ke Semarang di kantor DPC PDIP Solo di Jalan Hasanudin Nomor 26, Kampung Brengosan, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jumat (17/7/2020) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Masuknya Gibran Rakabuming Raka dalam laga Pilkada Solo 2020 nampaknya membuat partai politik non-PDI Perjuangan keder.

Bagaimana tidak, poros koalisi partai oposisi sampai saat ini tidak menampakkan batang hidungnya.

Belum Ada Partai yang Mengusung Calon untuk Lawan Gibran, Pengamat : Untuk Apa Ada Partai Politik

Megawati Turun Gunung Jadi Juru Kampanye Gibran-Teguh? Begini Penjelasan Politisi PDIP

Gerindra dan PAN yang biasanya getol menjadi partai oposisi memilih luluh ke pangkuan Gibran.

Hanya menyisakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam poros itu yang kurang kekuatan untuk mengusung calon sendiri.

Itu membuat potensi Gibran dan pasangannya Teguh Prakosa melawan kotak kosong mengemuka.

Kedernya partai politik non-PDI Perjuangan mengusung calon lawan tanding Gibran disentil Analis Politik Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago.

Menurutnya, apabila Gibran benar-benar melawan kotak kosong lebih baik tidak perlu ada perhelatan Pilkada Solo 2020.

"Lebih baik, uangnya kasih ke rakyat, tidak usah lagi ada kontestasi elektoral, karena siapa yang berani melawan anak presiden," kata Pangi kepada TribunSolo.com, dalam Overview Obrolan Virtual Gibran vs Kotak Kosong?, Kamis (23/7/2020).

"Sudah kotak kosong, anak presiden dan tidak ada lawan, habis-habisin duit negara saja akhirnya," tambahnya.

Meski masih ada asa dari jalur perseorangan dengan kehadiran pasangan bakal calon independen, Bagyo Wahyono dan FX Supardjo.

Pangi menilai bakal calon independen masih sulit lolos mengingat beratnya syarat maju dalam Pilkada Solo 2020.

"Akhirnya, demokrasi tidak tercapai, peserta yang tidak seimbang, ya ditetapkan saja daripada ada pemilihan melawan kotak kosong," ujar dia.

"Tidak ada yang berani, akhirnya menjadi beban, termasuk bagi demokrasi kita yang mensyaratkan adanya kompetisi yang sehat, ada pertandingan yang fair," imbuhnya.

Rekomendasi PDIP ke Pelukan Gibran, FX Rudy Beri Peran Baru Kepada Achmad Purnomo

Partai Non-PDIP Keder

Tiadanya partai non-PDI Perjuangan yang berani melawan Gibran Rakabuming Raka disentil Analis Politik Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago.

Pangi menilai seolah-olah partai non-PDI Perjuangan antara ada dan tiada dalam peta Pilkada Solo 2020.

"Kenapa partai di Solo tidak ada yang berani, apa betul karena anak presiden atau PDI Perjuangan sudah mengkondisikannya," kata Pangi dalam Overview Obrolan Virtual Gibran vs Kotak Kosong?, Kamis (23/7/2020).

Ditambah lagi, PDI Perjuangan berpredikat pemegang kursi mayoritas di DPRD Kota Solo sebanyak 30 kursi.

Pangi menilai jumlah tersebut menunjukkan adanya ketimpangan kekuatan politik.

"PDI Perjuangan sendiri memegang kursi terbesar di Solo sebanyak 30 kursi, partai-partai lain dianggap antara ada dan tiada," kata dia.

"Secara jumlah kursi tidak seimbang," tambahnya.

Kondisi itu membuat Pangi menyangsikan keberadaan partai-partai politik di Kota Solo.

Menurutnya, entitas partai politik untuk memajukan kader untuk berkontestasi merebut kekuasaan.

"Untuk apa ada partai di Solo, kenapa tidak ada yang berani," tutur Pangi.

"Partai politik itu didirikan untuk memajukan kadernya ikut berkontrstasi merebut, memenangkan kekuasaan," papar dia.

"Sekarang, tidak ada partai yang berani bertanding melawan untuk merebut kekuasaan, pertanyaannya untuk apa ada partai di Solo kalau begini akhirnya," tambahnya.

KPU Solo Pastikan Debat Akan Bergulir Meski Hanya Sisakan Paslon PDIP Gibran-Teguh, Begini Metodenya

Adapun hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang masih berdiri kokoh dalam poros koalisi oposisi dan tak menyatakan dukungan kepada Gibran.

Partai-partai lain yang sebelumnya masuk poros itu kini telah berpaling.

Poros koalisi oposisi di Pilkada Solo 2020 pun seolah seperti macan ompong.

Bagaimana tidak, poros itu hanya menyisakan PKS yang memiliki 5 kursi di DPRD Kota Solo.

Jumlah itu belum mencukupi ambang batas minimal partai pengusung calon kepala daerah yakni 9 kursi.

"Misalnya, kalau nanti koalisi tidak terpenuhi, tidak ada lawan, kotak kosong, ini yang agak berat," ucap Pangi.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved