Solo KLB Corona
Tambah 7 Pasien Positif, Angka Covid-19 Solo Capai 832 Kasus, Satgas Beberkan Nasib Sejumlah Klaster
"Ada yang dari Nusukan, Kepatihan, Banjarsari, Pasar Kliwon Kestalan, Tipes dan Banyuanyar," Ketua Pelaksana Harian Satuan Gugus Tugas.
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Asep Abdullah Rowi
"Paling muda anak laki laki 3 tahun, kalau yang paling tua berumur 60 an," katanya.
Diketahui jika anak yang masih berumur 3 tahun itu merupakan saudara terdekat dari salah satu klaster keluarga di Gandekan.
Baca juga: Satu Keluarga Karantina di SD Gandekan Solo, Beralaskan Tikar Masjid, Makanan dari Patungan Warga
Baca juga: Kronologi Belasan Warga yang Masih Satu Keluarga Harus Jalani Karantina di SD Kristen Gandekan Solo
Untuk kondisi anak tersebut sendiri, ujar Marwanto dalam keadaan sehat dan tanpa keluhan gejala.
"Alhamdulillah sehat, yang lain pun sama," paparnya.
"Besok kemungkinan swabnya keluar, semoga hasilnya negatif semua," harap dia.
Logistik Hasil Patungan
Mereka diketahui kontak erat dengan pasien Covid-19 yang saat ini menjadi klaster keluarga.
Ketua RW 6 Gandekan, Jebres, Solo Marwanto (57) mengatakan jika belasan orang dari berbagai usia tersebut beralaskan tikar dari masjid setempat.
"Kemarin ceritanya buru-buru, kita kasih tikar dari masjid, untuk airnya juga dari masjid," ujarnya saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (14/10/2020).
"Kalau untuk tidur mereka di satu ruangan yang sama, dan bawa bantal sendiri sendiri," imbuhnya.
Untuk toilet, warga bergiliran memakai toilet yang ada di SD Kristen Gandekan.
Sementara untuk logistik dan kebutuhan lain, lanjut Marwanto warganya bahu-membahu untuk membantu satu sama lain.
Bahkan, antar RT melakukan patungan untuk membelikan makan dan kebutuhan sehari-hari yang bernama 'jogo tonggo'.
"Betul kita patungan, misalkan makan pagi RT sini nanti makan siang RT sana, dan sorenya ganti lagi," jelasnya.
Belasan warga tersebut sendiri disuplay warga setempat dengan 3 kali makan.