Berita Klaten Terbaru
Baru Saja Coba Buka Sekolah, SMPN 1 Karangdowo Klaten Terpaksa Tutup Lagi, Ada Guru Positif Corona
Baru 2 Minggu Buka Sekolah, SMPN 1 Klaten Terpaksa Tutup Lagi, Seorang Guru Positif Corona
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Dinas Pendidikan Klaten sempat kembali menggelar sekolah tatap muka di masa pandemi Corona.
Pada 9 Oktober lalu, sejumlah sekolah menjadi proyek percontohan soal pembelajaran tatap muka di masa pandemi.
Baca juga: Dosen FH UNS Meninggal Akibat Corona, Rektor Jamal Pakai Pakaian Serba Hitam: Kami Sangat Kehilangan
Baca juga: Sempat Muncul Klaster Tilik, Kini Pasien di Boyolali Meroket Lagi, 2 Hari 34 Orang Positif Corona
Salah satu sekolah itu adalah SMP Negeri 1 Karangdowo.
Sayang, baru seminggu sekolah dibuka, kegiatan pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Karangdowo terpaksa harus kembali dibubarkan.
Seorang guru yang mengajar di SMPN 1 Karangdowo dinyatakan positif Covid-19, Kamis (15/10/2020)
Imbasnya, pihak SMPN 1 Karangdowo kembali diberlakukan pembelajaran secara daring/online.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Kecamatan Karangdowo, Tomisila Aditama membenarkan ada seorang guru di SMPN 1 Karangdowo positif Covid-19.
"Benar ada guru di SMPN 1 Karangdowo terkonfirmasi positif Covid-19, dan saat ini sekolah kembali diberlakukan pembelajaran daring," kata Tomi.
Lebih lanjut, Tomi menjelaskan identitas 1 guru yang terpapar Covid-19 berinisial KDO (52) dari Kecamatan Pedan.
Tomi menambahkan seorang guru yang tepapar kini dilakukan perawatan medis dengan pengawasan kesehatan Satgas.
Pasca kejadian itu Tomi mengaku guru-guru di SMPN 1 Karangdowo sudah melakukan rapid test di PMI.
"Pasca itu, para guru-guru dilakukan pemeriksaan Rapid Tes di PMI dan hasilnya non reaktif," aku Tomi.
Tomi mengatakan meskipun hasil rapid test menunjukan non reaktif, mereka tetap dijadwalkan swab.
Pemeriksaan swab kepada guru-guru SMPN 1 Karangdowo akan dijadwalkan swab dari Puskesmas Kecamatan.
"Mereka tetap melaksanakan swab untuk memastikan kondisi guru-guru di SMPN 1 Karangdowo," kata Tomi.
Adapun siswa tidak menjalani uji swab.
Alasannya, mereka tidak kontak erat dengan guru tersebut. (*)