Berita Solo Terbaru
Keluarga di Jebres yang Anggotanya Positif Tolak Uji Swab, Lurah Sebut Mereka Pilih Isolasi Mandiri
"Petugas puskesmas menawarkan ke keluarga, berkenan tidak melakukan uji swab," kata Lurah.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Keluarga W tidak berkenan menjalani uji swab pasca salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia karena Covid-19.
Ya, salah seorang anggota keluarga W meninggal dunia pasca menjalani perawatan di rumah sakit rujukan, Kamis (29/10/2020).
Ia langsung dimakamkan di TPU Purwoloyo, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo sehari setelahnya.
Pemulasaraan jenazah menggunakan standar protokoler kesehatan Covid-19.
Lurah Jebres, Lanang Aji Laskito mengatakan petugas Puskesmas Ngoresan kemudian melakukan tracing kontak erat/dekat.
Baca juga: Curiga Bau Busuk, Warga Ngawen Klaten Kaget Dapati Wakidi Pria Sebatang Kara Tewas Membusuk di Dapur
Baca juga: Viral Maling di Semanggi Solo Menangis, Beruntung Ada Emak-emak Selamatkan Dirinya dari Amukan Massa
Anggota keluarga pasien itu menjadi satu diantaranya, termasuk W.
Petugas puskesmas kemudian mendatangi rumah keluarga pasien, Sabtu (31/10/2020).
"Petugas puskesmas menawarkan ke keluarga, berkenan tidak melakukan uji swab," kata Lanang kepada TribunSolo.com, Senin (2/11/2020).
Namun keluarga, lanjut Lanang, kurang berkenan untuk menjalani uji swab.
"Oleh karena itu, petugas menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri," ucapnya.
Uji swab belum dilakukan hingga W dinyatakan meninggal dunia di rumah kawasan Kelurahan/Kecamatan Jebres, Senin (2/11/2020).
Alhasil mediang bisa dipastikan apakah dirinya meninggal lantaran Covid-19 atau bukan.
Terpisah, cucu W, Tiara Cahyaningtyas tidak menampik keluarganya lebih memilih dikarantina.
"Tidak mau di-swab dan milih menjalani karantina mandiri," ucapnya.
Keluarga W masih belum percaya kalau anggota keluarga yang meninggal dunia Kamis (29/10/2020) positif Covid-19.
Itu lantaran surat dari rumah sakit rujukan yang menyatakan status tersebut belum didapatkan.
"Belum jelas kondisinya," ucap Tiara.
Keluarga Kecewa
Keluarga W merasa kecewa dengan penanganan evakuasi anggota keluarganya yang meninggal saat karantina mandiri, Senin (2/10/2020).
Pasalnya evakuasi korban baru dilakukan selang 6 jam pasca W meninggal dunia.
Mendiang diketahui meninggal dunia di rumahnya Kelurahan/Kecamatan Jebres pukul 07.15 WIB.
Sementara petugas pemulasaaran jenazah Covid-19 Kota Solo baru tiba sekira pukul 13.19 WIB.
Cucu W, Tiara Cahyaningtyas mengaku pihaknya sudah coba menelpon pihak puskesmas.
Baca juga: Karantina di Rumah, Tukang Pijat di Jebres Solo Meninggal, 3 Hari Lalu Keluarganya Positif Covid-19
Baca juga: Nestapa Pedagang di Sekitar Umbul Ponggok Klaten, Baru Buka Sudah Tutup Lagi, Penghasilan Pun Tiarap
"Sudah telepon puskesmas, tapi responnya disuruh nunggu-nunggu saja," aku Tiara.
Padahal keluarga mendiang berharap petugas puskesmas tiba ke rumah untuk memeriksa kondisi W.
"Kita mau pegang kan tidak boleh, seharian di sini nunggu tim kesehatan," tutur Tiara.
Lurah Jebres, Lanang Aji Laskito tidak menampik datangnya petugas pemulasaraan jenazah Covid-19 lama.
Itu lantaran pihaknya harus mengikuti prosedur yang ada.
"Penangan pemulasaraan jenazah itu memang dari laporan keluarga melapor ke kelurahan," kata Lanang.
Pihak kelurahan kemudian berkoordinasi dengan Posko Covid-19 dalam hal ini puskesmas atau PMI.
"Kemudian kita konfirmasi lagi. Itu lantaran status mendiang belum pasti apakah sudah positif atau negatif," ujar Lanang.
Tim penanganan pemulasaraan jenazah Covid-19 Kota Solo, lanjut Lanang, tidak ingin mengambil risiko.
"Awal mengira negatif tapi ternyata positif itu juga terlalu riskan," ucapnya.
Setelah memastikan kondisi, tim langsung meluncur ke lokasi untuk mengevakuasi jenazah.
Lanang mengimbau warga sekitar tidak perlu melayat ke rumah duka untuk meminimalisir risiko.
"Tidak usah ada layatan, didoakan dari rumah masing-masing," jelasnya.
Meninggal saat Karantina di Rumah
Seorang warga Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo berinisial W meninggal dunia saat menjalani karantina mandiri di rumahnya, Senin (2/11/2020).
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, karantina itu dilakukannya bersama 11 anggota keluarganya di kediamannya sejak Senin (26/10/2020).
Mendiang menjalani karantina mandiri lantaran satu anggota keluarganya meninggal dunia karena positif Covid-19 pada Jumat (30/10/2020).
Baca juga: Kasus di Karanganyar Naik, Bupati Juliyatmono Ingatkan Jangan Kendor, Ada Indikasi Tak Takut Corona
Baca juga: Kades Ponggok Ungkap Karyawan Freelance yang Terpapar Covid-19 Baru Bekerja Sehari
Anggota keluarga mendiang meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit rujukan Kota Solo.
Ketua RT setempat, Pasir Luhur mengatakan pihaknya belum bisa memastikan mendiang meninggal karena Covid-19 atau tidak.
"Mendiang belum diketahui. Mendiang meninggal pagi ini pukul 07.15 WIB. Sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat," kata Pasir kepada TribunSolo.com.
Dari pantauan TribunSolo.com, petugas pemulasaran jenazah Covid-19 Kota Solo tiba di rumah mendiang pukul 13.19 WIB.
Sejumlah persiapan evakuasi jenazah dilakukan mereka.
Itu sesuai dengan standar prokol kesehatan Covid-19.
Sebuah peti jenzah disiapkan di pelataran rumah mendiang.
Baca juga: Buntut Karyawan Freelance Wisata Umbul Ponggok Terpapar Corona, Hari Ini Petugas Semprot Disinfektan
Baca juga: Pandemi Belum Usai, Kini Total Spesimen Covid-19 yang Diperiksa Capai 4.540.947
Petugas yang mengevakuasi jenazah dari dalam rumah tampak mengenakan APD lengkap seperti hazmat, face shield, sarung tangan lateks, dan masker.
Sebelum dimasukkan ke peti, jenazah dibungkus beberapa lapis mulai plastik hingga kain kafan.
Petugas kemudian menutup peti jenazah dan tetap membungkusnya dengan menggunakan plastik.
Setelahnya, jenazah dimasukkan ke mobil ambulans yang berada tak jauh dari rumah mendiang.
Mendiang rencananya dimakamkan di TPU Purwoloyo, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Pasir mengatakan keluarga mendiang akan menjalani karantina mandiri hingga 9 November 2020.
"Untuk kebutuhan makan akan kami suplai," katanya.
Perekrutan Sukarelawan
Perekrutan sukarelawan tenaga medis guna mendukung kinerja Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo tengah digodok.
Rancangan aturan terkait hal tersebut kini tengah disusun. Diantaranya, surat keputusan yang melingkupi perincian tugas dan honor.
Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani mengatakan, perekrutan sukarelawan itu direncanakan mulai pekan kedua atau ketiga bulan November 2020.
Baca juga: Di China, Suami Hajar Istri Sampai Tewas di Jalanan, Tak Ada Satu Orang Pun yang Menolong
Baca juga: Ibnu Jamil Bagikan Momen Genggam Tangan Ririn Ekawati dan Panggil Rindu, Langsung Digoda Rekan Artis
"Kami menawarkan rekrutmen ini kepada para tenaga kesehatan," katanya, Minggu (1/11/2020).
Peningkatan angka kesembuhan dan menjadi tenaga surveilance menjadi beberapa tugas yang akan dijalankan para sukarelawan.
"Kami ingin menguatkan tracing dan meningkatkan angka penyembuhan. Selain itu untuk mendukung tugas pengawasan pasien karantina mandiri,” ucap Ahyani.
Terkait kebutuhan tenaga lain diluar tenaga kesehatan, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo tengah mengkaji itu.
Jika memungkinkan, rekruitmen sukarelawan di luar nakes bisa dilakukan.
Ahyani menuturkan, para sukarelawan akan mendapatkan honor harian yang bersumber dari Biaya Tak Terduga APBD Kota Solo.
"Nanti akan dievaluasi yang melamar tugasnya jelas apakah bagian medis apa saja, tindakan medis apa saja. Nanti DKK yang seleksi. Apakah monitoring pasien, swab, dan lain-lain,” tuturnya.
Dengan adanya perekrutan sukarelawan, Ahyani berharap bisa meringkankan tugas tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19.
"Mudah-mudahan akhir tahun depan, kasus Covid-19 sudah berkurang," ucapnya. (*)