Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Keluarga di Jebres Tolak Swab Padahal Ada yang Positif, DKK Solo : Jangan Egois Demi Putus Covid-19

"Karena, jangan berpikiran untuk dirinya sendiri. Tetapi harus memutus mata rantai. Artinya, tidak menularkan ke orang lain," terangnya.

Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
Petugas menggunakan APD lengkap memotong plastik yang akan digunakan untuk membungkus jenazah yang meninggal dunia saat karantina mandiri di rumah kawasan Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo, Senin (2/11/2020). 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo membenarkan keluarga W asal Kecamatan Jebres menolak menjalani swab test.

W merupakan tukang pijat yang meninggal dunia ketika karantina mandiri bersama keluarga, Senin (2/11/2020).

Hal itu lantaran anak W, berinisial S meninggal dunia terkonfirmasi positif covid-19 setelah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit swasta di Kota Solo.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih menyampaikan, setelah S diketahui terkonfirmasi positif pihaknya melakukan tracing dan akan mengagendakan swab terhadap keluarga.

Baca juga: Corona Solo : 7 Pegawai Dinas Lingkungan Hidup & 4 Pegawai BPBD Positif Covid-19

Baca juga: Sudah Sepekan, Pasien Covid-19 yang Kabur dari RSUD Dr Moewardi Solo Belum Ketemu, Ini Kata Dinkes

"Namun yang bersangkutan tidak kersa di-swab. Sehingga, kita sarankan untuk karantina mandiri," ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (3/11/2020).

Dia menuturkan, W belum diketahui terkonfirmasi positif atau tidak. Hal itu lantaran dia tidak mau diswab.

"Sebetulnya kalau mengikuti anjuran kita, permasalahan segera selesai. Tidak ada pemerintah akan ini. Pasti yang terbaik untuk masyarakat," ungkapnya.

Mengenai tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap satu keluarga yang menolak swab itu, dia menganjurkan untuk karantina mandiri secara ketat.

"Untuk tindak lanjutnya, melihat masyarakat yang tidak mau diswab dan ketat melakukan karantina mandiri. Kalau saya ya mutlak untuk karantina mandiri," tegasnya.

Dia menyampaikan, belajar dari kasus tersebut pihaknya meminta masyarakat untuk tidak egois.

"Karena, jangan berpikiran untuk dirinya sendiri. Tetapi harus memutus mata rantai. Artinya, tidak menularkan ke orang lain," terangnya.

Pengawasan Satgas Jogo Tonggo

Melihat adanya kasus tersebut, wanita yang akrab disapa Ning itu meminta agar Satgas Jogo Tonggo untuk diaktifkan.

"Tetangga untuk mengawasi keluarga tersebut karantina mandiri, jangan sampai, bahkan, karantina mandiri tapi pergi-pergi itu, sama saja," ucap Ning.

Menurutnya, paling penting untuk hal pengawasan karantina mandiri adalah dari tetangga.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved