Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Putri PB XII Meninggal Dunia

Putri PB XII GKR Sekar Kencono Tutup Usia, Tinggalkan 1 Putra, Besok Dimakamkan di Imogiri

Putri Keraton Solo itu menghembuskan napas terakhirnya seusai berjuang melawan penyakit yang dideritanya.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Istimewa
Putri Paku Buwono XII, GKR Sekar Kencono atau GRA Koes Handariyah yang meninggal dunia, Kamis (5/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Putri Paku Buwono (PB) XII, GKR Sekar Kencono atau GRA Koes Handariyah meninggal dunia, Kamis (5/11/2020) pukul 16.00 WIB.

Putri Keraton Solo itu menghembuskan napas terakhirnya seusai berjuang melawan penyakit yang dideritanya. 

Baca juga: Kabar Duka dari Keraton Solo : Putra Paku Buwono XII GPH Noer Cahyaningrat Meninggal Dunia

Baca juga: Keinginan Mendiang Putra PB XII GPH Noer Cahyaningrat: Bapak Ingin Semua Saudaranya Bersatu Kembali

Dari kabar lelayu yang diterima TribunSolo.com, jenazah GKR Sekar Kencono akan disemayamkan Sasana Mulya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. 

Mendiang akan disemayamkan di Pemakaman Imogiri, Yogyakarta, Jumat (6/11/2020).

Jenazah akan diberangkat dari Sasanamulya pukul 09.00 WIB. 

Mendiang meninggalkan seorang putra, yakni KRMH Suryo Manikmoyo dan 3 cucu.

Ketiga cucu itu yakni RAj Koes Rosetiyah Nareswari Tunjung Ayu, RAj Koes Manika Shafira Kusumaning Ayu, dan RM Arya Damar Suryo Rasendriyo.

Putra PB XII Meninggal Dunia 

Sebelumnya, ada kabar duka datang dari Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat.

Putra Paku Buwono (PB) XII, Gusti Pangeran Harya (GPH) Noer Cahyaningrat atau Nur Muhammad meninggal dunia, Jumat (9/10/2020).

Marzuki Alie Blak-blakan Siapkan Uang Makan Bagi Mahasiswa yang Ikut Demo Penolakan UU Cipta Kerja

Ketua PSHT Cabang Khusus Keraton Solo Eddy Wirabhumi : SH Harus Merendah, Bukan Petantang-petenteng

Berdasarkan berita lelayu yang diterima TribunSolo.com, jenazah GPH Nur Muhammad telah disemayamkan di Sasana Mulyo Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Berikut isi lengkap berita lelayu itu :

Layu Layu.

Innalillahi wainnailaihirajiun

Sampun katimbalan ngarsanipun Gusti Allah

GPH Cahyaningrat/ GRM Noer Mohammad (putra dalem suwarga PB XII)

Ing dinten Jumuah Pon 09 Okt 2020

Layon badhe kaleremaken wonten Sasana Mulya, Karaton Surakarta Hadiningrat

Keinginan Bersatu Lagi 

Mendiang Putra Paku Buwono XII, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Noer Cahyaningrat atau Gusti Raden Mas Noer Muchammad memiliki keinginan yang belum kesampaian.

Keinginan itu berkaitan dengan Keraton Kasunanan Hadiningrat.

Hal itu diungkapkan Putri GPH Noer Cahyaningrat, BRAj Ratnasari Nur Cahyani Kusumaningrum.

"Keinginannya berhubungan dengan keraton. Bapak ingin semua saudaranya bersatu kembali," ungkap Ratna kepada TribunSolo.com, Sabtu (10/10/2020).

"Ingin kakak adiknya. Semua saudaranya bersatu padu untuk keraton," tambahnya.

Ratna mengatakan mendiang keinginan itu terus didaraskannya dalam setiap doanya.

"Di setiap berdoa, doanya selalu itu. Bapak benar-benar ingin semua saudaranya bersatu," katanya.

GPH Noer Cahyaningrat di Mata Keluarga: Sosok yang Penyabar dan Bijaksana

Wejangan Putra PB XII GPH Noer Cahyaningrat Sebelum Meninggal Dunia : Setiap Perilaku Harus Dijaga

Sebelum Meninggal Dunia, Putra Paku Buwono XII GPH Noer Cahyaningrat Berjuang Lawan Sakit Tumor Otak

Sosok yang Pendiam dan Bijaksana

Sebelumnya, mendiang GPH Noer Cahyaningrat dikenal sebagai sosok penyabar di mata keluarga.

Ratna menyampaikan mendiang jarang marah kepada anak-anaknya.

"Bapak itu pribadi yang jarang marah kalau memang tidak keterlaluan. Termasuk ke keluarga dan di luar keluarga, sabar sekali," kata Ratna.

Selain penyabar, Ratna mengungkapkan mendiang juga sebagai sosok pendiam namun bijaksana.

"Bapak itu orangnya mendel (pendiam) lalu juga bijaksana. Di antara kakak dan adik, bapak yang paling pendiam," ungkapnya.

Wejangan mendiang GPH Noer Cahyaningrat masih diingat keempat anaknya.

"Ada wejangan dari bapak yang masih diingat," kata Ratna.

"Berbuat sesuatu jangan atas untuk kita sendiri. Efek perbuatan pasti tidak hanya ke pribadi tapi ke keluarga juga. Jadi setiap perilaku harus dijaga," tambahnya.

Ratna mengungkapkan tidak ada pesan khusus yang disampaikan mendiang menghembuskan napas terakhirnya di usia 58 tahun.

"Pesan khusus tidak ada. Bapak kemarin lebih banyak istirahat, lebih fokus pemulihan," jelasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved