Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Gunung Merapi

Begini Kerja Petugas BPPTKG Saat Aktivitas Merapi Meningkat, 24 Jam Memelototi Data: Ini Tak Mudah

Peningkatan status tersebut membuat perjuangan para petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta meni

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/Adi Surya
Relawan, Agus Sarnyata memantau aktivitas Gunung Merapi di Pos Pantau Merapi 149.070 MHz Induk Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jumat (6/11/2020). 

Masyarakat bisa mengakses data tersebut di situs merapi.bgl.esdm.go.id atau twitter @BPPTKG.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo melihat layar di Pos Pantauan Induk Balerante Gunung Merapi, Rabu (08/07/2020).
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo melihat layar di Pos Pantauan Induk Balerante Gunung Merapi, Rabu (08/07/2020). (TribunSolo.com/Dok Humas Pemkab Klaten)

Aktivitas Gunung Merapi

Dalam laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, terdengar suara guguran Gunung Merapi sebanyak tiga kali.

"Suara guguran terdengar 3 kali dan teramati 1 kali dari Babadan arah kali Senowo jarak 700 meter, " ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida melalui laporan resminya, Rabu (11/11/2020) pagi. 

Hanik menyebutkan, guguran tersebut terjadi pada pukul 03.58, 04.04, dan 05.13 WIB.

Baca juga: Gunung Merapi Siaga, Polres Klaten Siagakan 420 Personel : Tidak Ingin Ada Klaster Baru

Baca juga: Uji Swab Ditolak Warga Pengungsi Gunung Merapi, Ini Penjelasan Sekdes Tlogolele Boyolali

Adapun secara pengamatan visual periode Rabu (11/11/2020) pukul 00.00-06.00 WIB gunung tampak jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III.

Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 m di atas puncak kawah.

Secara meteorologi, cuaca cerah, berawan, dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat.

Suhu udara 15-20 °C, kelembaban udara 60-95 persen, dan tekanan udara 569-689 mmHg.

Hanik melanjutkan, kegempaan yang terjadi pada periode tersebut yakni gempa Guguran 13 kali (amplitudo 3-48 mm, durasi 12-83 detik), gempa Hembusan 7 kali (amplitudo 3-7 mm, durasi 12-21 detik), gempa Hybrid/Fase Banyak 79 kali (amplitudo 2-24 mm, S-P 0.3-0.5 detik, durasi 7-12 detik), dan gempa Vulkanik Dangkal 6 kali (amplitudo 46-70 mm, durasi 13-25 detik). 

"Untuk potensi bahaya saat ini masih sesuai rekomendasi, yaitu guguran lava, lontaran material vulkanik dari erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 km dari puncak Merapi," tutur Hanik.

Sejak 5 November 2020, BPPTKG telah menetapkan Gunung Merapi berstatus Siaga (level III).

Dengan status tersebut, BPPTKG menyimpulkan prakiraan daerah bahaya meliputi Kabupaten Sleman, DIY, di Kecamatan Cangkringan; Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), dan Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).

Selanjutnya, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di Kecamatan Dukun; Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); dan Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2).

Baca juga: Doni Monardo Instruksikan Lokasi Pengungsian yang Terdampak Merapi Sesuai Protokol Kesehatan

Baca juga: Berjarak 5 Km dari Gunung Merapi, Dukuh Girpasang Klaten Tak Masuk Daftar Evakuasi, Ini Alasannya

Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah di Kecamatan Selo; Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); dan Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi).

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved