Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Gunung Merapi

Merapi Siaga, 400 Orang dan Ratusan Ternak di Kecamatan Kemalang Klaten Telah Dievakuasi

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Cahyono menyebutkan, dua desa yang telah melakukan pengungsian yaitu Desa Tegalmulyo dan Desa Balerante.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/Adi Surya
Sejumlah anak duduk di bak belakang mobil milik Polsek Selo saat dievakuasi dari Dukuh Setabelan menuju TPPS Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali di bawah lereng Gunung Merapi, Jumat (13/11/2020). 

"Itu dilakukan dengan gotong royong, untuk tenaga memasaknya digilir," tutur dia.

"Itu kami serahkan ke perangkat desa setempat untuk mengaturnya," tandasnya.

Warga Desa Klakah Boyolali Dievakuasi

Suara gemuruh dari Gunung Merapai, membuat warga Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah mulai dievakuasi ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) pada Rabu (11/11/2020).

Diketaui, Desa Klakah merupakan kawasan rawan bencana (KRB) karena letaknya tidak jauh dari Gunung Merapi sekitar 3 hingga 4 kilometer.

Selain itu, Kepala Desa Klakah Marwoto mengatakan, suara gemuruh terdengar setelah warga selesai mengikuti sosialisasi tanggap bencana Gunung Merapi.

Sosialisasi kepada warga lereng Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY masif dilakukan sejak dinaikkan statusnya dari waspada (level II) menjadi siaga (level III).

"Setelah selesai sosialisasi ada (suara) gemuruh dari atas (Merapi). Warga sebetulnya mau turun. Ditambah dengan suara itu (Gunung Merapi) warga minta turun (dievakuasi)," kata Marwoto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/11/2020).

Pihaknya menerjunkan armada untuk mengevakuasi warga turun ke tempat pengungsian sementara yang disiapkan pemerintah desa di TPPS Bale Desa Klakah.

Baca juga: Detik-detik Aksi Heroik Driver Ojol di Solo Jatuhkan Jambret, Sekali Pukul Pelaku Ambruk dari Motor

Baca juga: Megawati Nilai Jakarta Amburadul, Taufik Gerindra Tak Terima, Pamerkan Penghargaan Anies Baswedan

Mereka dievakuasi bersama dengan warga kelompok rentan.

Mereka setiap malam tidur di pengungsian dan pagi hingga sore harinya mereka beraktivitas seperti biasa di rumah, seperti mengurus sawah dan mencari pakan ternak.

"Data sampai tadi malam ada 84 orang pengungsi. Mereka terdiri lansia (lanjut usia) dan balita," terang dia.

Marwoto mengatakan, sejak berstatus siaga, warga sering mendengar suara gemuruh dan udara di sekitar lereng Gunung Merapi cukup panas.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau warga untuk tetap waspada.

Warga juga diminta untuk menyiapkan barang-barang berharga yang dapat dilangsung dibawa jika sewaktu-waktu gunung tersebut erupsi.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved