Pilkada Sragen 2020
Sempat Ada Ajakan Coblos Kotak Kosong, Kini Muncul Lagi Relawan Anti Kotak Kosong di Sragen
Mereka menolak ajakan untuk mencoblos kotak kosong saat pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sekelompok orang yang tergabung dalam relawan anti kotak kosong di Sragen deklarasi jelang coblosan Pilkada 2020 pada 9 Desember.
Mereka menolak ajakan untuk mencoblos kotak kosong saat pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Koordinator relawan anti kotak kosong, Sudarto menilai jika kotak kosong yang menang maka masyarakat akan merasakan dampaknya.
"Nanti masyarakat Sragen sendiri yang susah karena tidak ada bantuan pemerintah pusat ke daerah," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (2/12/2020).
Sudarto menegaskan, gerakan ini merupakan inisiatif dari warga.
"Inisiatif kami sendiri, tidak ada dorongan dari pihak manapun," kata Darto.
Baca juga: Relawan yang Jaga di Perlintasan Tanpa Palang Pintu Gemolong Tak Berjaga saat Hujan, Ingin Perhatian
Baca juga: Cerita Warga Soal Laka di Perlintasan KA Tanpa Palang di Sragen, Sebut Ada 4 Kejadian Setahun
Menurutnya, calon bupati Sragen Yuni - Suroto adalah sosok yang baik.
Meski demikian, mereka meminta pembangunan di pelosok-pelosok Bumi Sukowati lebih ditingkatkan jika mereka terpilih menjadi bupati.
Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Tengah, Agustina Wilujeng Pramestuti mengantisipasi ketidakhadiran masyarakat ke TPS karena beranggapan pasangan Yuni-Suroto bakal menang dengan mudah lawan kotak kosong.
"Orang mengira kalau lawannya kotak kosong sudah pasti menang," tuturnya.
Ia optimistis, pasangan Yuni - Suroto bisa meraih suara sekitar 80 persen.
"Kami yakin bisa mencapai target tersebut," katanya.
Deklarasi Coblos Kotak Kosong
Beberapa minggu menjelang pencoblosan Pilkada Sragen 2020, sekelompok orang berani muncul dan menantang satu-satunya Calon Bupati dan Wakil Kusdinar Untung Yuni Sukowati- Suroto.
Ya, dia adalah relawan yang mengatasnamakan Gerakan Coblos Kotak Kosong atau Koko.
Bahkan mereka blusukan dari lokasi satu ke lokasi lain untuk menyuarakan gerakan tersebut, di antaranya ke para pedagang dan PKL.
Relawan Koko Sragen, Jamaludin Hidayat mengatakan, ajakan untuk mencoblos kotak kosong mendapat berbagai tanggapan yang berbeda dari masyarakat.
Baca juga: Modus Berteduh saat Hujan, Pemuda Asal Sragen Gasak Motor Honda Beat yang Ditinggal Pemiliknya
Baca juga: Sebulan Jelang Pilkada Sragen Yuni vs Kotak Kosong, Polisi Pastikan 20 Kecamatan Aman dari Gesekan
Menurutnya, ada masyarakat yang mendukung dan mempertanyakannya.
"Yang mendukung gerakan ini biasanya melek soal politik di Sragen," ujarnya kepada TribunSolo.com.
"Tetapi juga ada masyarakat yang menolak untuk memilih kotak kosong," kata dia.
Dikatakan, mereka mempertanyakan siapa yang akan jadi bupati jika kotak kosong yang menang saat pesta demokrasi lima tahunan itu.
"Banyak yang tanya soal itu (kalau kotak kosong yang menang)," katanya.
Pihaknya sudah memberi contoh kasus jika yang menang pilkada 2020 adalah kotak kosong.
"Wali Kota di Makassar ada, dan pembangunan tetap jalan" imbuhnya.
Yuni - Suroto Tak Terbendung
Tak hanya Pilkada Boyolali yang lawan kotak kosong, kondisi Pilkada Sragen 2020 juga sama.
Hanya ada pasangan Kusdinar Untung Yuni Sukowati - Suroto yang mendaftar ke KPU Sragen.
Adapun Yuni merupakan Bupati Sragen saat ini yang maju kembali di Pilkada.
Hingga Minggu (13/9/2020) pukul 24.00 WIB, tidak ada pasangan bakal calon lain yang mendaftar ke KPU Sragen.
Ketua KPU Sragen, Minarso memastikan hanya ada satu bakal pasangan calon yang mendaftar.

• Jago PKS & Gerindra Sukiman-Iriyanto Kandas, Yuni-Suroto Lawan Kotak Kosong di Pilkada Sragen 2020
• Said-Wahyu Dipastikan Lawan Kotak Kosong, Hingga Pukul 22.00 WIB Tak Ada yang Daftar ke KPU Boyolali
Kepastian itu terungkap dari hasil rapat penutupan pendaftaran bakal pasangan calon Pilkada Sragen 2020 yang digelar KPU Sragen, Minggu (13/9/2020) pukul 24.00 WIB.
Adapun pasangan Sukiman - Iriyanto yang digadang-gadang bakal menjadi calon penantang tidak menunjukkan batang hidungnya hingga detik terakhir pendaftaran.
Pasangan tersebut awalnya akan diusung 2 partai politik yakni Gerindra dan PKS dengan total kekuatan 11 kursi.
"Hanya ada satu pasangan calon yang mendaftar. Tidak ada pasangan lain yang mendaftar," kata Minarso kepada TribunSolo.com, Senin (14/9/2020).
Pasangan tersebut diusung PDI Perjuangan, PKB, Golkar, PAN, dan Nasdem.
Kelima partai tersebut tergabung dalam koalisi Gotong Royong.
Selain itu, Demokrat juga memberikan dukungan kepada pasangan Yuni - Suroto.
Artinya, pasangan tersebut memiliki kekuatan parlemen sebanyak 34 kursi dari 45 total kursi.
Pasangan Yuni - Suroto dijadwalkan menjalani pemeriksaan kesehatan, Senin (14/9/2020) pukul 12.00 WIB di RSUD Dr Moewardi Solo.
"Hari ini pasangan Yuni - Suroto dijadwalkan menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Dr Moewardi pukul 12.00 WIB," tandasnya. (*)