Berita Sragen Terbaru
Jumlah Kereta yang Melewati Sragen Lebih Banyak saat Malam Hari, Masih Ada Perlintasan Tanpa Penjaga
Sedikitnya ada tujuh perlintasan kereta api (KA) tanpa palang di sepanjang Gemolong-Kalijambe, Kabupaten Sragen.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sedikitnya ada tujuh perlintasan kereta api (KA) tanpa palang di sepanjang Gemolong-Kalijambe, Kabupaten Sragen.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjelaskan, dari tujuh perlintasan tersebut, dua perlintasan terletak di jalan kabupaten.
"Sementara untuk lima jalur lainnya ada di jalan desa," tutur Yuni saat ditemui Tribunsolo.com, Rabu (16/12/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan, jumlah KA yang melintas pada malam hari lebih banyak daripada siang atau pagi.
Baca juga: Libur Natal & Tahun Baru di Solo, Pemudik Wajib Karantina Mandiri, Wisatawan Boleh Tidur di Hotel
Baca juga: Tewaskan 3 Orang, Perlintasan Kereta Kalijambe yang Ditutup Diprotes Warga, Bupati Sragen Surati KAI
"KA yang lewat malam hari persentasenya sekitar 60 persen. 40 persen pada pagi dan siang," katanya.
Diakuinya, di tujuh titik perlintasan itu, beberapa sudah ada sukarelawan yang menjaga.
Kendati sudah ada yang menjaga, mereka tidak bisa menjaga perlintasan selama 24 jam.
"Biasanya cuma bisa menjaga sampai pukul 21.00 WIB," kata dokter lulusan Universitas Yarsi itu.
Yuni pun tidak ingin ada lagi kecelakaan yang merenggut korban jiwa di perlintasan KA yang tidak terjaga.
Oleh karena itu, jajarannya mengupayakan untuk mengumpulkan kepala desa guna mencari relawan yang bisa menjaga perlintasan selama 24 jam.
"Solusi yang bisa dihasilkan seperti itu untuk sekarang," imbuhnya.
Minta Dibuka Lagi
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati angkat bicara terkait penutupan jalur perlintasan kereta api yang membawa petaka.
Perlintasan kereta tersebut ada di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe.