Berita Klaten Terbaru
Tak Hanya di Klaten, Hujan Abu Vulkanik Gunung Merapi Tipis Terjadi di 2 Wilayah Boyolali
Hujan abu vulkanik terjadi di kawasan sekitar Gunung Merapi, termasuk di Kabupaten Boyolali, Selasa (19/1/2021).
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Adi Surya Samodra
"Tadi pagi pukul 05.00 WIB, Merapi kembali meluncurkan guguran awan panas dan terlihat di sini," kata Jainu kepada TribunSolo.com, Selasa (19/1/2021).
Jainu menyampaikan hembusan guguran awan panas tersebut membuat hujan abu vulkanik Gunung Merapi turun di kawasan Desa Balenrante.
Baca juga: Meski Merapi Terus Keluarkan Lava Pijar, Warga di Kawasan Barat Belum Diarahkan untuk Mengungsi
Baca juga: Merapi Muntahkan Lava Pijar, 241 Warga Tlogolele Bertahan di Pengungsian, Ronda Malam Diintensifkan
Meskipun turun hujan abu vulkanik, namun hanya tipis dan dinilai masih aman.
"Hujan abu turun ke Desa Balerante, tapi tidak tebal, hanya tipis, sehingga sejauh ini masyarakat masih aman," jawab Jainu.
Kemudian, Jainu mengatakan saat kejadian warga belum beraktivitas.
Ia menuturkan, rata-rata masyarakat Desa Balerante, masih banyak yang tidur pada Merapi hembuskan guguran awan panas.
"Saat guguran awan panas itu, warga belum banyak yang beraktivitas, warga sebagian masih tidur pada saat itu," tegasnya.
Jainu kemudian mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada mengingat kondisi Merapi masih siaga.
Ia hanya mengingatkan masyarakat bisa beraktivitas dengan jarak yang ditentukan.
"Secara umum, kondisi Merapi masih berstatus siaga, namun yang terpenting warga jangan masuk di radius berbahaya yang sudah ditentukan BPPTKG, yaitu radius 3 kilometer, " imbau Jainu.
Sebagai informasi, Merapi menghembuskan guguran awan panas 1 kali, dengan jarak luncur 1800 meter dan tinggi 500 meter di puncak dan angin kearah timur.
Selain itu, Merapi juga meluncurkan guguran lava pijar sebanyak 30 klaibdengan jarak luncur 300-900 meter ke arah barat daya.
Belum Mengungsi
Sementara itu, warga di kawasan barat belum diminta mengungsi meski ancaman lava Gunung Merapi gergeser ke barat data.
Hal ini seperti yang terjadi di titik rawan daerah selain Klaten dan Boyolali.