Berita Sragen Terbaru
Jembatan di Ngrampal Sragen Putus Sejak 2019, Akses Warga Terganggu, hingga Kini Belum Diperbaiki
Jembatan menghubungkan Desa Bandung dengan Desa Nglorog, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Jembatan yang menghubungkan Desa Bandung dengan Desa Nglorog, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen yang putus sejak 2019 hingga kini belum diperbaiki.
Ketua Dukuh Kendal RT 17, Mardi menjelaskan, jembatan akan dibongkar segera karena membahayakan.
"Kalau enggak dibongkar sampah-sampah menumpuk di jembatan," kata dia kepada TribunSolo.com, Kamis (21/1/2021).
Akibatnya saat turun hujan deras akan banyak sampah berupa pohon bambu yang tersangkut di jembatan.
Baca juga: Nasib Wida, Pengelola Arisan di Sragen yang Dikirimi Karangan Bunga Uang Haram : Tekor Puluhan Juta
Baca juga: Curah Hujan Cukup Tinggi, Jembatan & Infrastruktur di Sragen Rawan Rusak : Masyarakat Tetap Waspada
"Sampah pohon bambu sudah nyangkut di situ sekitar satu minggu ini," ujarnya.
Mardi menyatakan bahwa jembatan tersebut tidak lagi berfungsi lantaran hancur diterjang banjir.
"Jembatannya hilang setengah karena ada banjir pada 2019 lalu," jelasnya.
Selain akan dibongkar karena ada sampah yang tersangkut, kedua desa sepakat untuk membangun jembatan baru.
"Kami rencana akan membangun jembatan yang baru," aku dia.
"Ukurannya lebih lebar dari yang sudah rusak ini," katanya.
Namun demikian, kapan pembangunan jembatan akan dimulai ia belum bisa memastikan.
"Perlu koordinasi lebih lanjut lagi teknisnya nanti seperti apa," imbuhnya.
Jembatan Gantung
Sementara itu, jembatan gantung di Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen di era kepemimpinan Kepala Desa Joko Widodo pada awal 1990-an.
Tokoh Masyarakat Desa Karanganyar, Joko Widodo menjelaskan, jembatan itu menjadi penghubung antara Dukuh Mbero, Desa Bedoro dengan Dukuh Tempursari, Desa Karanganyar.
"Jembatan itu dikerjakan bersama seluruh warga kampung," kata dia, Sabtu (16/1/2021).
Joko Widodo mengenang pembangunan jembatan tersebut.
Sebab, faktor kedekatan dengan pimpinan Pabrik Gula (PG) Mojo pada saat itu, mendapat bantuan sisa besi rel kereta api.
”Saya dulu pegawai Mojo, dekat dengan ADM nya, dapat rel buat kerangkanya,” ujarnya.
Baca juga: Jembatan Gantung Tua di Sragen Jadi objek Wisata Baru, Namun Kondisinya Memprihatinkan
Baca juga: Antisipasi Ledakan Kasus Covid-19, Pemkab Sragen Siapkan 5 Rumah Sakit Swasta untuk Perawatan
Baca juga: Jam Malam Warung Jadi Sampai Pukul 9 Malam, Pedagang Alun-Alun Sragen Mulai Berjualan Lagi
Baca juga: Tak Hanya Wonogiri, Sragen Kini Juga Masuk Zona Merah Covid-19, Juga Gegara Tracing?
Dia mengingat saat itu proses pembangunan juga dibantu warga Indonesia keturunan Tonghoa untuk pemasangan tiang penyangga.
”Dulu ada orang keturunan Cina aslinya Surabaya ikut bantu pekerjaan jembatan itu,” ungkapnya.
Jembatan gantung tersebut sebenarnya hendak diserahkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen.
Namun masa jabatannya sebagai Kades sudah habis sebelum terealisasi.
”Pimpinannya sudah beda, idenya juga beda. Waktu itu mau saya alihkan,” imbuh mantan Kades tiga periode ini.
Sudah Tergerus Usia
Jembatan gantung Karanganyar melintasi Sungai Natan sepanjang 10 meter menjadi salah satu jembatan gantung yang dikelola pemerintah desa (Pemdes) Karanganyar.
Kondisi jembatan terkini sudah goyang, serta beberapa kayu jembatan sudah rusak.
Ketua RT 007 Dukuh Tempursari, Desa Karanganyar, Samin mengatakan, jembatan tersebut kurang perawatan dalam waktu empat tahun terakhir.
"Sehingga goyangan sangat terasa saat dilintasi kendaraan," ujarnya pada Sabtu (16/1/2021).
Kendaraan yang memunggkinkan melintas hanya roda dua karena jembatan cukup sempit.
Jika ada kerusakan kayu, biasanya diganti oleh warga sekitar.
”Kalau dulu hampir setiap tahun diperbaiki, tapi sudah tiga sampai empat tahun terakhir kurang perawatan."
"Kalau ada kayu jembatan tiga atau empat yang rusak baru swadaya diganti oleh warga Desa,” paparnya. (*)