Update Gunung Merapi
Desa Tegalmulyo Klaten Kembali Diguyur Hujan Abu Vulkanik, BPBD Minta Warga Tetap di Pengungsian
Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten kembali diguyur hujan abu vulkanik Gunung Merapi, Kamis (28/1/2021) pagi. Meski kembali diguyur
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten kembali diguyur hujan abu vulkanik Gunung Merapi, Kamis (28/1/2021) pagi.
Meski kembali diguyur hujan abu vulkanik, namun intensitas abu yang turun tidak setebal kemarin.
Menurut Kepala Desa Tegalmulyo, Sutarno, hujan abu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.
"Iya pagi ini sekitar jam 10.00 terjadi hujan abu lagi. Tapi tidak seperti kemarin, kali ini cukup tipis dan berlangsung sebentar saja," ujar Sutarno.
Surtano mengatakan, hujan abu vulkanik tipis terjadi juga terjadi Rabu (27/1/2021) malam sekitar pukul 23.00 .
Baca juga: Hampir 3 Bulan Tinggal di Pengungsian, Warga Desa Tlogolele Kadang Jenuh, Nonbar Wayang Jadi Obatnya
Baca juga: Jenazah Tiba Ditandu Prajurit Kopassus, Wismoyo Arismunandar Dikenal Sebagai Jenderal Kharismatik
Baca juga: Gunung Merapi Erupsi, Warga Dua Dukuh di Desa Tlogolele Dengar Suara Gemuruh, Tidak Ada Hujan Abu
Baca juga: Diguyur Hujan Abu Merapi, Jalanan di Jombang Boyolali Tertutup Abu Setebal Nyaris 1 Cm, Bikin Licin
Hujan abu itu terjadi hampir merata terjadi di seluruh desa.
Meski begitu, masyarakat di desanya masih beraktivitas seperti biasa.
"Kalau kondisi aman, aktivitas masyarakat masih seperti biasa," katanya.
Dia mengimbau kepada warga terutama di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi untuk tetap tinggal di Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang berada di depan kantor balaidesa setempat.
Hal ini dimaksudkan untuk keselamatan warganya sendiri dari bencana.
"Kita juga minta masyarakat untuk tetap waspada. Terutama warga di KRB III agar turun dan bertahan di TES," imbuhnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Sip Anwar menghimbau, untuk masyarakat Klaten di KRB III untuk tetap berada di TES.
Himbauan ini diharapkan dapat dilaksanakan warga hingga kondisi aktivitas Merapi menurun.
"Selain itu, kami juga berencana telah mengajukan perpanjangan masa tanggap darurat Gunung Merapi selama 2 minggu, hal ini sambil memantau perkembangan aktivitas Merapi," ucapnya.

Juga Terjadi di Desa Jumbang
Sejumlah kawasan di Kabupaten Boyolali terdampak hujan abu vulkanik Gunung Merapi.
Bahkan, abu vulkanik yang mulai mengguyur pada Rabu (27/1/2021) siang hingga Kamis (28/1/2021) tersebut sampai menutup ruas jalan.
Seperti yang terjadi di Desa Jombang, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Harian BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo.
"Kawasan Jombong, kemarin hujan abunya besar," ungkap Bambang kepada TribunSolo.com.
"Menutup jalanan sampai ketinggian 0,5 sentimeter," tambahnya.
Baca juga: Viral Video Dua Sejoli Berhubungan Intim di Tengah Jalan hingga Gancet, Netizen Sindir Pengunggah
Baca juga: Penembak Mobil Bos Tekstil Solo Ikuti Dua Kali Adegan Rekonstruksi : Ada Versi Saksi dan Tersangka
Sejumlah mobil tangki air, sambung Bambang, dikerahkan menuju lokasi untuk pembersihan abu vulkanik Gunung Merapi.
Pembersihan dilakukan sekira pukul 08.00 WIB.
Sebanyak 5 mobil tangki air berkapasitas 5 ribu liter dikerahkan ke lokasi.
"Itu dilakukan karena abu yang menutupi jalanan membahayakan warga. Jalanan jadi licin," ucapnya.

Desa Tlogolele Tidak Terjadi Hujan Abu
Kawasan Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tidak diguyur hujan abu vulkanik Gunung Merapi.
Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra menjelaskan itu lantaran arah angin menuju timur.
"Di Desa Tlogolele tidak terjadi hujan abu. Angin bertiup ke arah Timur," jelas Neigen, Kamis (28/1/2021).
Meski tidak diguyur hujan abu, warga di 2 dukuh Desa Tlogolele sempat mendengar suara gemuruh ketika erupsi Gunung Merapi terjadi.
"Suara gemuruh terdengar jelas di dua dukuh, yakni Stabelan dan Takeran," ucap Neigen.
"Kalau di tempat pengungsian tidak terdengar," tambahnya.
Baca juga: Roda Nasib Kru Maskapai Penerbangan : Dulu Pilot Kini Kuli Bangunan, Pramugari Sampai Jualan Elpiji
Baca juga: Fakta di Balik Laka Maut Mobil vs 8 Motor di Jogja, Disebabkan Anak 13 Tahun Belum Lancar Nyetir
Suara gemuruh, sambung Neigen, sering terdengar di dua dukuh tersebut bila Gunung Merapi erupsi.
"Suara terdengar saat erupsi Gunung Merapi dan ada luncuran awan panas," kata Neigen.
Meski begitu, Neigen mengimbau warganya untuk tetap waspada terhadap aktivitas Gunung Merapi.
"Yang utama tidak boleh terlena dengan kondisi Gunung Merapi. Tetap waspada setiap saat," ucapnya.