Geger di Keraton Solo
Konflik Keraton Solo Sejak 2004 hingga 2021 Ini, Budayawan UNS : Warga Kota Bengawan Tak Diuntungkan
Budayawan Universitas Sebelas Maret (UNS), Tundjung W Sutirto mengatakan, krisis kepemimpinan Keraton Solo belum bisa diselesaikan secara internal.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Konflik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali meruncing pasca terkuncinya lima orang di dalam sejak Kamis-Sabtu (11-13/2/2021).
Kelima orang yang terkunci adalah Gusti Moeng , GKR Timoer Rumbai, dua penari bernama Ika dan Warna, serta satu orang pembantu.
Kisah itu merupakan kelanjutan dari perebutan tampuk kepemimpinan setelah berpulangnya Pakubuwono (PB) XII sebagai penguasa Solo pada 2004 silam.
Yang berseteru tidak lain ialah anak-anak keturunan PB XII dengan kubu PB XIII.
Budayawan Universitas Sebelas Maret (UNS), Tundjung W Sutirto mengatakan, krisis kepemimpinan Keraton Solo belum bisa diselesaikan secara internal.

• Gusti Moeng Sebut Keputren Mirip Kuburan Tak Terawat, Kubu PB XIII Hangabehi : Rusak Sejak PB XII
• Kubu Raja Hangabehi : Kelompok Gusti Moeng & Putri Raja GKR Timoer Mau Keluar, Seusai Dibujuk Polisi
Menurutnya, penyebab belum terselesaikannya konflik internal Keraton Solo karena masih ada pihak-pihak yang belum terakomodasi kepentingannya.
"Terutama pihak-pihak yang justru berada di lingkaran Sri Susuhunan," paparnya saat dihubungi TribunSolo.com, Sabtu (13/2/2021).
Dengan demikian, pihak-pihak itu oleh putra-putri PB XII dianggap sebagai barrier atau penghalang untuk berkomunikasi secara langsung antara rayi-rayi dalem dengan Sri Susuhunan PB XII dan PB XIII.
"Bila barrier ini masih ada maka krisis kepemimpinan akan terjadi terus menerus," ujar dia.
Tidak adanya komunikasi secara langsung antara rayi-rayi dalem dengan pihak Sri Susuhunan berimbas pada renovasi keraton hingga upacara adat.
Untuk itu, dia mengimbau Keraton Solo perlu menyusun komposisi atau sintesa baru.
Sintesa baru yang dimaksud ialah membuat suatu unsur seperti Panghageng.
"Sehingga semua pihak merasa dilibatkan," jelasnya.
Sintesa tersebut hanya bisa ditemukan oleh Keraton Surakarta sendiri.
Sebab, semuanya ada di dawuh dalem.
"Kalau dawuh dalem seperti apa harus diikuti tapi memang tidak mudah," katanya.
Warga Solo Tidak Diuntungkan
Tundjung menilai warga Solo tidak ada yang diuntungkan dengan adanya konflik di lingkup internal Keraton Solo.
"Solo ini kan digaungkan sebagai pusat kebudayaan tapi ada peristiwa-peristiwa yang secara budaya masih belum selesai," tuturnya.
Menurut dia, Solo sedang dalam suasana keprihatinan, baik Keraton Solo itu sendiri dari Sentono atau abdi dalem merasa prihatin.
"Abdi dalem tidak ada yang merasa bangga dengan krisis kepemimpinan ini," tegasnya.
Meski Gusti Moeng akhirnya bisa keluar dari di keraton, sambungnya, hal itu belum menyelesaikan konflik internal Keraton Solo.
Ihwal klaim dari dua pihak, masyarakat tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana.
"Klaim mana yang benar secara pasti saya tidak tahu namun masalahnya belum selesai," tambahnya.
Mau Keluar Keraton
Rombongan adik dan anak raja sudah keluar dari kompleks Keputren Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo, Sabtu (13/2/2021).
Di antaranya adik Raja Hangabehi atau Putri Paku Buwono (PB) XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng) dan Putri Raja PB XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.
Mereka keluar melalui pintu Kori Kamandungan sekira pukul 14.48 WIB.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KRA Dany Narsugama mengatakan pihaknya yang merupakan perwakilan Raja Solo Paku Buwono XIII Hangabehi sudah berkomunikasi dengan mereka sejak Jumat (12/2/2021) sore.
"Ditemani pihak kepolisian meluruskan banyak hal. Dawuh (perintah) raja mengizinkan mereka keluar, tapi tidak mau," terangnya membeberkan.
Kemudian, pihak kepolisian kembali ke kompleks Keputren Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Sabtu (13/2/2021).

Dany mengungkapkan mereka berusaha membujuk Gusti Moeng supaya berkenan keluar.
"Kemudian kita mendapat info, Gusti Moeng mau keluar," ungkapnya.
Setelah mendapat info tersebut, Dany kemudian meminta penjaga untuk membantu proses keluarnya rombongan Moeng keluar.
"Mau keluar, ya, silahkan. Penjaga depan disiapkan," ucap dia.
"Kalau mau cepat ya lewat Sasana Putro," tambahnya.
Rombongan Moeng kemudian memilih keluar melalui pintu Kori Kamandungan sekira 14.48 WIB.
Pernyataan Lengkap Gusti Moeng
Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) GKR Wandansari alias Koesmoertiyah membuat pernyataan lengkap pasca klaim 'terkurung' tiga hari di Keraton Solo.
Adapun pernyataan yang berjumlah tiga lembar bertemakan 'PENYELAMATAN KARATON SURAKARTA HADININGRAT'
Sosok yang akrab dipanggil Gusti Moeng itu diberikan kepada media dengan cap dan tanda tangan saat keluar dari Kori Kamandungan, pintu masuk utama Keraton Solo di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Sabtu (13/2/2021).
• Kesaksian Versi Penari yang Ikut Terkurung di Keraton Solo : Banyak Pakaian Tari Sudah Tidak Karuan
• FOTO-FOTO Keluarnya Gusti Moeng dan Putri Raja dari Keraton Solo : Haru hingga Diwarnai Isak Tangis
Seperti apa pernyataan lengkapnya dari adik Raja Hangabehi sekaligus Putri Paku Buwono (PB) XII itu? Begini yang didapatkan TribunSolo.com :
PENYELAMATAN KARATON SURAKARTA HADININGRAT
Bismillahhirohmannirohim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat Siang, salam sejahtera, Om Swasti Astu, Namu Budaya, Salam Kebajikan
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas Rahmat, Kurnia, Berkat dan Hidayahnya-Nya, sehingga siang ini kita bisa bersama-sama bertemu di dalam keadaan sehat walafiat.
Setelah mencermati dengan seksama situasi dan kondisi Karaton Surakarta Hadingirat saat ini, menddengarkan aspirasi keluarga besar dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat dan mempertimbangkan dengan sangat mendalam serta setelah merenungkan dan bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan memanjatkan doa kepada leluhur dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat dengan dilandasi keinginan luhur untuk berjuang melestarikan khasanah budaya peninggalan dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat baik fisik maupun nilai-nilai luhur, maka hari ini Sabtu tanggal 13 Februari 2021 bertempat Karaton Surakarta Hadiningrat ijinkan kami menyampaikan hal-hal sebagai berikut, bahwa :
1. Dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat berserta seluruh khasanah budaya dan warisannya baik berupa barang bergerak dan atau tidak bergerak, di dalam maupun di luar negeri yang masih dalam pengusaan Karaton Surakarta Hadiningrat dan atau pengelolaan pihak-pihak lain, harus diselamatkan sebagai warisan kekayaan dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat dan bukti tapak sejarah perjalanan peradaban bangsa.
2. Penyelesaian secara tuntas persoalan Karaton Surakarta Hadiningrat akan dilakukan dan keluarga inti dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat secara musyawarah dengan damai dan kekeluargaan.
3. Sahandap Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Paku Buwono XIII akan tetap dihormati dan disayangi, dicintai keluarga besar dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat serta akan diaturi/diajak dalam persmusyawarahan dan sabda pangandikandalem yang dilakukan sebelum/sesedah hari ini yang sesuai ketentuan adat Karaton Surakarta Hadiningrat akan dipatuhi.
4. Untuk menyudahi permasalahan/polemik dan kegaduhan yang sudah berlangsung sejath tahun 2004 serta sambil menunggu kepastian sabda pangandikandalem Sahandap Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhanan Paku Buwono XIII, maka hubungan Karaton Surakarta Hadiningrat dengan pihak-pihak lain sementara waktu dijalankan oleh Lembaga Dewan Adat Karaton Surakarta Hadiningrat dan akan dilakukan koordinasi sebaik-baiknya dengan pemerintah Indonesia, pemerhati dan pecinta budaya serta KGPH. Pandembahan Agung Tedjowulan maupun sentana, abdidalem dan kawudalem Karaton Surakarta Hadiningrat.
5. Kepada keluarga besar Dinasti Mataram Karaton Surakarta Hadiningrat dihimbau untuk tetap kompak dan bersatu bergotong royong sesuai kemampuan dan kapastitasnya untuk menyelamatkan Karaton Surakarta Hadiningrat bersama-sama pemerintah Indonesia, para pecinta dan pemerhati budaya, juga segenap abdidalem dan kawudalem di dalam dan luar negeri.
6. Ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan dengan maksud dibuatnya keputusan ini akan dimusyawarahkan dan dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Demikian keputusan ini ditetapkan untuk menjadikan pedoman dan mohon maklum adanya.
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh,
Karaton Surakarta Hadiningrat
Ketua Lembaga Dewan Adat
Dra.GKR.Koes Moertiyah Paku Buwono
Komentari Kondisi Keraton
Sebelumnya, Putri Paku Buwono (PB) XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng) terenyuh selama dikurung 3 hari di Keputren Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Menurut adik Raja Keraton Solo Hangabehi itu, kondisi Keputren saat ini begitu memprihatinkan dan tak terawat.
"Sangat terenyuh melihat Keputren, luar biasa seperti kuburan," kata Moeng saat keluar dari Kori Kamandungan, pintu masuk utama Keraton Solo yang berada di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon sekira pukul 14.48 WIB, Sabtu (13/2/2021).
"Rasanya sudah tidak ada ruhnya," tambahnya membeberkan.

• Detik-detik Gusti Moeng & Putri Raja Keraton Solo Keluar : Gembok Dibuka, Isak Tangis Pun Pecah
• BREAKING NEWS: Gusti Moeng & GKR Timoer Berhasil Keluar, Terkurung di Keraton Solo Sejak Kamis Lalu
Meski rumput-rumput liar tidak meninggi, habis dipotong, kondisi Keputren masih begitu memprihatinkan.
"Apalagi musim hujan banyak sekali ruangan-ruangan tempat tinggal kita bocor atapnya," ucapnya.
Moeng mengaku sudah menyampaikan kondisi beberapa bangunan Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat, termasuk Keputren terhadap Paku Buwana XIII.
"Sudah saya sampaikan keadaan seperti ini, tapi Pangeran Dalem mendel mawon (diam saja) mau sampai kapan," akunya.
Menurut Moeng yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA), kondisi seperti itu harus segera disikapi.
"Kita tidak bisa diam saja keraton ini mau dibawa kemana, keadaan seperti ini sudah parah sekali," ucapnya.
Detik-detik Keluar
Sebelumnya, setelah 3 hari terkurung di dalam, sejumlah kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo berhasil keluar, Sabtu (13/2/2021) pukul 14.48 WIB.
Mereka di antaranya adik Raja Hangabehi atau Putri Paku Buwono (PB) XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng) dan Putri Raja PB XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.
Dua putri raja Keraton Solo tersebut terkunci di kompleks Keputren sejak Kamis (11/2/2021) malam.
Mereka terkurung bersama dua penari Tari Bedaya, yakni Ika Prasetyaningsih dan Bulan Semayani Milawarna.
• Tak Hanya Makan Daun Singkong, Adik dan Putri Raja yang Terkurung di Keraton Solo Tidur di Pendapa
• BREAKING NEWS: Gusti Moeng & GKR Timoer Berhasil Keluar, Terkurung di Keraton Solo Sejak Kamis Lalu
Selain itu seorang sentana dalem, KRMH Saptono Djati juga terkurung di dalam keraton yang berada di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon.
GKR Timoer mengungkapkan, gembok yang mengunci akses ke Keputren dibuka pihak kepolisian.
"Yang membuka pihak kepolisian, lalu diminta untuk keluar," ungkapnya.
Ketika berjalan keluar sampai ke Kori Kamandungan, rombongan Timoer tetap dikawal pihak kepolisian.
Mereka keluar dari pintu Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta sekira pukul 14.48 WIB.
Para kerabat keraton, senata dalem, dan penari Tari Bedaya langsung disambut keluarga dan abdi dalem.
Haru dan isak tangis pecah ketika mereka keluar.
Anak tertua Raja Keraton Solo Hangabehi Timoer bahkan sampai mendapat pelukan hangat dari sang anaknya.
Dia tampak tak bisa mengungkapkan rasanya setelah tiga hari tak bisa keluar.
• Soal Dugaan Pengurungan Kerabat Keraton, Wali Kota Solo: Diselesaikan dengan Kekeluargaan
• Sederet Fakta Gegernya Aksi Pengurungan Kerabat Keraton Solo, Begini kata Pihak Keraton
Imbauan Wali Kota Solo
Terpisah, Pemkot Solo tidak mau ikut campur dalam insiden dugaan pengurungan kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Wali Kota Solo, Fx Hadi Rudyatmo mengatakan insiden tersebut bukan ranah Pemkot Solo.
"Itu urusan keluarga," kata Rudy kepada TribunSolo.com, Sabtu (13/2/2021).
Menurutnya, insiden dugaan pengurungan tersebut lebih baik diselesaikan secara kekeluargaan.
"Biar diselesaikan kekeluargaan," tutur Rudy.
"Kita tidak bisa ikut campur tangan," tambahnya.
Klarifikasi Pihak Raja
Pihak Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menepis dugaan pengurungan terhadap kerabat dan para penari tari Bedaya.
Di antaranya dialami Putri PB XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah atau biasa dipanggil Gusti Moeng dan Putri Raja Paku Buwono (PB) XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.
Wakil Pengangeng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Raden Aryo (KRA) Dany Narsugama mengatakan pengurungan seperti yang viral tersebut tidak benar.
"Ketika bersamaan dengan adanya acara keraton, mereka masuk. Bukan cuma mereka, suami Gusti Moeng dan beberapa orang lagi," kata Dany kepada TribunSolo.com, Jumat (12/2/2021).
• VIDEO : Penampakan Suramnya Kondisi Keraton Solo, Atap Ambrol hingga Panti Rukmi Kotor Luar Biasa
• Bak Drama, Putri Raja PB XIII Mengais Daun Singkong & Kayu Bakar, Gegara Dikurung di Keraton Solo
Kanjeng Dany sapaan akrabnya, belum bisa memastikan tamu yang hadir dalam acara keraton mengingat dirinya tengah pergi ke luar kota.
Dany menegaskan, masuknya rombongan Gusti Moeng ke acara keraton belum mendapat izin dari Paku Buwana XIII.
"Barangsiapa yang masuk harus izin Sinuhun sebagai Raja, pimpinan tertinggi Keraton Solo," tuturnya tegas.
Rombongan Gusti Moeng, sambung Dany, sebenarnya diizinkan keluar dari kawasan keraton pasca hadir dalam acara tersebut.
"Jadi tidak ada ngunceni (dikunci)," ucap Dany.
"Semua gerbang ada penjaganya, kalau mereka menghendaki keluar, silahkan keluar," kata Dany.
Rombongan Gusti Moeng, sambung Dany, kini berada di Keputren Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Namun, Dany belum bisa mengecek ke lokasi lantaran belum mendapatkan izin Paku Buwana XIII.
"Belum dapat delegasi masuk ke Keputren," ucapnya.
Dany menegaskan mereka bisa menelpon penjaga atau dirinya bila ingin keluar.
"Kalau mereka mau keluar saat ini juga, saya jaminan mereka akan dibukakan pintu," tegasnya.
Kerusakan dan Cari Sayur
Video penampakan di dalam Keraton Kasunanan Surakarta yang terlihat suram di mana-mana tersebar, Jumat (2/12/2021).
Ya, ada sejumlah video di antaranya berdurasi 1 menit 15 detik yang tersebar.
Video tersebut menggambarkan sisi Panti Rukmi yang dulu ditempati Putri PB XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah atau biasa dipanggil Gusti Moeng.
Hanya saja siapa yang mengisi suara tersebut belum bisa dipastikan.
Adapun TribunSolo.com masih mencoba mengkonfirmasi sosok Gusti Moeng yang ikut terkurung di dalam Keraton Solo bersama Putri Raja Paku Buwono (PB) XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.
Dalam video tersebut, menggabarkan sisi keraton yang mengkrak, atap dan kanopi bagian dalam ambrol hingga kotor penuh debu.
• Bak Drama, Putri Raja PB XIII Mengais Daun Singkong & Kayu Bakar, Gegara Dikurung di Keraton Solo
• Kerabat Keraton Diduga Dikurung di Keraton Solo, Kapolresta Solo Ade : Masalah Internal Keluarga
"Ini Panti Rukmi tempat tinggal saya dulu, Dalem Radapan, luar bisa kotornya," kata seseorang wanita dalam video tersebut.
"Karena di dalam yang masih saya tugaskan di sini, hanya boleh masuk setiap hari kamis saja dibatasi jamnya hanya satu jam. Saya gak tahu kenapa ada pembiaran oleh, saya juga gak bisa menyebut siapa, atau pemerintah atau oknum pejabat, keadaan keraton dibiarkan seperti ini," jelasnya.
"Saya hanya minta dukungan bisa masuk kembali masuk keraton dan ngurusi keraton ini," aku dia menekankan.
Selain itu, ada cerita menyayat hati ditunjukkan Putri Raja Paku Buwono (PB) XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.
Ya, demi bisa makan karena dikurung di salah satu ruangan dengan sejumlah kerabat lain dan tidak bisa keluar, harus mengais bahan makanan seadanya.
Hal itu dibagikan dalam video berdurasi 1 menit 30 detik.
Bahkan pakaian yang dia kenakan layaknya orang biasa karena tidak berkebaya atau seragam layaknya putri raja pada umumnya yang wah.
Saat itu dia mengenakan kaus dan celana kolor panjang sembari memetik daun singkong yang tumbuh liar di tempat dia dikurung.
"Cari makan buat makan siang, masak makan siang, karena tidak dikirim logistik karena kesulitan, makan seadanya," aku dia mengawali cerita sembari memetik daun singkong yang tumbuh di dalam benteng Keraton Solo.
"Ada daun singkong, ya kita masak daun singkong," akunya.
Perlahan tangan kirinya dipenuhi daun singkong siap masak sembari menyusuri rerumputan yang menjalar liar di kebon tersebut.
• Viral Video Cari Sayur & Kayu Bakar, Putri PB XIII : Bisa Bayangkan Enggak, Anak Raja Seperti Ini?
• Seusai Temui Tamu, Kerabat Keraton Solo Diduga Dikurung di Keraton Kulon, Masih Belum Bisa Keluar
"Bisa membayangkan enggak, anak raja seperti ini," tutur GKR Timoer.
"Sepertinya cukup, kira-kira ada apalagi ya," jelasnya mengakiri videonya.
Selain aksinya mencari sayuran dan kayu bakar untuk masak, juga ada video lain yang menunjukkan kondisi kerusakan Keraton Kasunanan Surakarta.
Video tersebut diambil oleh kerabat keraton lain yang dikunci dalam Keraton Solo yang terletak Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon itu.
Dalam video 49 detik tersebut diperlihatkan gambaran ruangan dalam Keraton yang tidak terawat.
Bangunan dalam keraton tersebut berserakan.
Kondisi dapur juga tidak terawat sama sekali.
Selain GKR Timoer, Putri PB XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah yang biasa dipanggil Gusti Moeng juga terperangkap di dalam keraton dan tidak bisa keluar.
Fenomena itu bak cerita dalam kisah-kisah yang dramatis.
Dalam video tersebut GKR Timoer dan Gusti Moeng memanfaatkan daun singkong untuk dimakan.
GKR Timoer ketika dihubungi menjelaskan, mereka mencari kayu bakar di dalam salah sati sisi keraton tempat dia terkurung.
Sebab, tidak ada tabung gas untuk masak.
Dia menyatakan, tadi Kanjeng Edi Wirabhumi sudah mencoba mengirim logistik namun tidak berhasil.
Jadi, GKR Timoer Rumbai dan GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng mencoba hidup dengan apa yang ada dalam keraton.
GKR Timoer mengungkapkan kondisi yang dia ungkap di media sosial sengaja dilakukan untuk memperoleh pertolongan.
Dia mengatakan, ingin masyarakat tahu kondisi terbaru keraton saat ini.
"Ya ini kondisinya," tuturnya
Imbauan Kapolresta
Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak buka suara soal kerabat keraton yang dikunci dalam Keraton.
Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan, soal kerabat yang dikunci dalam keluarga keraton adalah masalah internal.
"Kalo seputar masalah internal keluarga Keraton Solo," kata dia, Jumat (12/2/2021).
"Dipersilahkan untuk diselesaikan secara internal keluarga keraton juga," jelanya.
• Teguh Wakilnya Gibran di Pilkada Solo 2020, Sempat Ziarah Makam Orang Tua di Makam Keraton Kartasura
• Meteorit Kanjeng Kyai Pamor: Pusaka Sakral Keraton Solo, Tak Boleh Diperjualbelikan
Dia mengatakan, pihak kepolisian melakukan patroli untuk memantau kondisi sekitar.
Bila ada tindakan yang melawan hukum baru menjadi ranah polri.
"Kecuali jika ada tindakan melawan hukum, baru menjadi ranah Polri," paparnya.
Kapolresta mengatakan, tidak ada hal menonjol yang terjadi.
"Patroli Polresta Solo tetap pantau situasi Kamtibmas agar tetap kondusif," aku dia.
Dikurung di Dalam
Sebelumnya, sejumlah kerabat Keraton Solo dikurung dan dikunci di Keraton Kulon sejak Kamis (11/2/2021) hingga Jumat (12/2/2021).
Kerabat Keraton Solo yang dikunci di antaranya putri Raja Paku Buwono (PB) XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.
Putri PB XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah yang biasa dipanggil Gusti Moeng.
Selain itu ada beberapa kerabat lain termasuk para penari Bedoyo.
Kanjeng Pangeran (KP) Edi Wirabumi yang merupakan menantu Raja PB XII, membenarkan ada kerabat Keraton yang dikunci di dalam Keraton Kulon.
Edi mengatakan, yang dikunci di Keraton Kulon termasuk GKR Wandansari yang juga istrinya.
Dia mengatakan, awal mula ada kejadian kerabat dikunci tersebut saat GKR Wandansari mendapatkan informasi ada tamu yang naik mobil dengan plat RI 10.
"Ternyata itu ketua BPK RI," papar Edi, Jumat (12/2/2021).
Lantaran yang datang adalah ketua BPK RI, GKR Wandansari merasa berkepentingan menyampaikan aspirasi.
Edi mengatakan, aspirasi yang akan disampaikan berkaitan dengan GKR Wandansari beberapa waktu lalu menerima surat dari BPK Jawa Tengah.
"Gusti Moeng pernah mendapat surat dari BPK Semarang Jawa Tengah yang menanyakan semacam pertanggungjawaban keuangan 2018," papar dia.
"Karena ketua BPK RI ada di Keraton, GKR Wandansari ikut masuk, pintunya juga terbuka," papar dia.
Saat GKR Wandansari masuk ke keraton, ternyata tamu sudah dipindahkan ke sisi barat, Setelah itu pintu dikunci.
"Lewat keputren juga dikunci," papar dia.
Kejadian pintu dikunci tersebut terjadi saat siang.
Sampai saat ini GKR Wandansari dan beberapa kerabat masih dikunci di dalam. (*)