Sejarah Kota Solo
Hari ini Hari Ulang Tahun Kota Solo ke-276, Inilah Mengapa Diperingati Tiap Tanggal 17 Februari
Setiap 17 Februari menjadi tanggal bersejarah bagi masyarakat Solo karena itulah hari permulaan berdirinya kota yang semula kerajaan.
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
Menurut Sejarawan Kota Solo, Heri Priyatmoko, pada saat pembebasan lahan Desa Sala untuk menjadi wilayah keraton terjadi suatu peristiwa yang menarik.
"Pihak Kasunanan Surakarta membeli sejumlah lahan dengan nominal yang pantas atau bahkan bisa dikatakan dengan ganti untung," katanya kepada TriunSolo.com.
Dikarenakan selain membeli pihak Kasunanan Surakarta juga mengizinkan para penghuni lama yang dipimpin oleh Ki Gede Sala untuk tetap tinggal di wilayah Desa Sala.
Heri juga menjelaskan, sejatinya pihak Kasunanan Surakarta bisa melakukan tindakan tidak etis seperti melakukan penyerangan atau penguasaan sepihak tanpa ganti rugi.
"Namun hal itu urung dilakukan demi menjaga nama wibawa dari pihak Kasunanan dan menghormati penduduk asli yang telah menetap sebelumnya," akunya.
Hal inilah yang menurut Heri menjadi suri tauladan bagi pemimpin saat ini dalam pengelolaan masalah agraria yang kerap terjadi saat ini.
"Pamor dan wibawa Ki Ageng Sala sebagai lurah Desa Sala juga mempengaruhi proses transaksi pembebasan lahan itu," aku dia.
Hingga saat membangun Desa Sala menjadi wilayah keraton, pihak kasunanan juga memberikan penghormatan kepada Ki Ageng Sala.
Pertama kasunanan membangun alun-alun di bekas rumah Ki Ageng Sala, karena dipercaya tempat tersebut sebagai pusat dari dari tata letak area keraton.
Kedua, Ki Ageng Sala diberikan ruang makam di tengah area keraton yang saat ini menjadi area cagar budaya.
Kritik Anggota DPRD
Peringatan hari jadi Kota Surakarta jatuh pada 17 Februari tiap tahunnya.
Meski telah berlangsung bertahun-tahun lamanya, peringatan tersebut dinilai masih memiliki sejumlah catatan.
Anggota DPRD Solo, Ginda Ferachtriawan mengatakan, masyarakat masih kurang memahami esensi dari peringatan setiap tanggal 17 Februari karena minim literasi.
Misalnya, kenapa tokoh-tokoh yang sering diziarahi para perangkat Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta.
Baca juga: Saat PKS Jadi Oposisi yang Dipimpin oleh Bapak dan Anak : Jokowi di Pemerintah Pusat, Gibran di Solo
Baca juga: HUT ke-21 Pasoepati, Suporter Rindu Gemuruh Suasana Stadion, Dukung Persis Solo Berlaga Kembali