Berita Sragen Terbaru
Cerita Bakul HIK 'Nyeleneh' di Gemolong Sragen, Hampir Copot Spanduknya, Batal Karena Hal Ini
Setelah menyematkan baliho nyeleneh di warunng Hik nya, ternyata ada kisah suka dan duka dibaliknya, bahkan hampir melepas baliho tersebut
Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Muhammad Irfan Al Amin
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pemilik HIK Sempulur Gemolong Sragen rupanya sempat berkeinginan mencopot spanduknya.
Spanduk ala Caleg kampanye tersebut hampir diturunkan oleh Naufal Bahauddin Wafi.
"Bulan kemarin sempat mau saya ganti," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (18/2/2021).
Namun hal tersebut batal lantaran balihonya viral di media sosial.
Baca juga: Kisah di Balik Bakul HIK Viral Bikin Baliho Bak Politisi : Mahasiswa UNS Solo, Dijuluki S3 Marketing
Baca juga: Viral Bakul HIK Bikin Baliho Bak Politisi Kampanye di Gemolong : Jangan Pilih, Saya Tidak Nyaleg
"Bulan ini sudah saya siapkan gantinya, tapi kemarin malah viral jadi balihonya tidak jadi dicopot," ujarnya.
"Gantinya kapan kapan mawon hehe," ungkapnya.
Meskipun mendapat sambutan positif dari warga, namun omset harian di HIK Sepuntur masih naik turun.
Beberapa pembatasan yang dilakukan pemerintah, diakui Naufal berpengaruh pada penjualannya.
"Pas setelah PSSB luamayan meningkat, walaupun saat musim hujan menurun karena warga jarang keluar," aku dia.
"Disini rata rata mengandalkan pesanan online," paparnya.
ASAL MUASAL
Naufal Bahauddin Wafi menceritakan asal muasal spanduk nyeleneh tersebut.
Mahasiswa sastra Jawa Universitas Sebelas Maret (UNS) itu mengaku terinspirasi dari musim pilkada bulan Desember 2020 lalu.
"Saya buatnya bulan Agustus 2020, dulu musim Pilkada," katanya Kamis (18/2/2021).
"Awalnya berupa stiker, saya iseng iseng untuk memparodikan, tapi ternyata banyak yang suka dan saya buatkan spanduk sekalian
Lebih lanjut, Naufal juga memanfaatkan spanduk tersebut sebagai media promosi.
"Selama ini spanduk warung biasa saja dan lumrah, saya merasa tertarik untuk mengubahnya dengan spanduk yang saya buat ini," katanya.
"Walaupun parodi saya tidak maksud menyindir politisi," imbuhnya.
Tak dinyana, setelah diganti dengan foto wajahnya sambutan pembelinya jadi positif.
Beberapa orang luat kota bahkan penasaran untuk melihatnya langsung.
"Responnya positif, warga sampai bilang, kok cah iki nyeleneh banget hehe," katanya terkekeh.
"Apalagi setelah masuk IG, temen temen kuliah saya penasaran kesini," imbuhnya.
Angkringan Sempulur sendiri buka setiap hari dari pukul 09.00 WIB sampai 19.00 WIB.
Untuk menunya, Naufal menuturkan jika Angkringan Sempulur menjual layaknya angkringan.
"Sama seperti angkringan, ada nasi kucing gorengan dan sebagaianya," pungkasnya.
Dikira Akan Maju ke Kontestasi Politik
Satu-satunya hidangan istimewa ala kampung (HIK) atau angkringan di Kabupaten Sragen ini sukses memancing perhatian.
Bagaimana tidak, jika umumnya spanduk papan warung tampak normatif dan biasa saja, hal itu tidak berlaku di Angkringan Sempulur.
Angkringan yang berlokasi di kawasan Jalan Raya Solo-Purwodadi, Desa Gandurejo, Kecamatan Gemolong itu memajang baliho besar berukuran 2x3 meter bak alat peraga kampanye (APK) milik politisi.
Bahkan mirip spanduk politisi-politisi pada umumnya saat adanya kampanye pemilu, sehingga tertera nama calon legislatif (caleg), foto hingga nomor urutnya.

Baca juga: Cerita Pedagang HIK di Solo, Kena Razia Kerumunan Jateng di Rumah Saja, Pelanggan Lari & Lupa Bayar
Baca juga: Kisah Dibalik Viral Foto Driver Ojol Baca Alquran di Atas Motor Sembari Menunggu Dapat Orderan
Bedanya, Angkringan Sempulur buru-buru menuliskan 'Jangan Pilih Saya, Saya Tidak Nyaleg' di bagian atas sendiri.
Di urutan nomor yang biasanya diisi nama caleg, diganti menu makan.
Mulai dari Sega Kucing, Usus, Ati, Gorengan, hingga Es Kampul.
Lantas siapa sosok yang membuat baliho unik itu?
Ya, dia adalah seorang pemuda bernama Naufal Bahauddin Wafi.
Pemilik Angkringan Sempulur, Naufal menceritakan asal muasal baliho nyeleneh itu.
Bahkan ada pembeli yang jepret baliho tersebut, kemudian viral di mana-mana dengan sebutan 'S3 Marketing'.
Mahasiswa sastra Jawa Universitas Sebelas Maret (UNS) itu mengaku terinspirasi dari musim pilkada bulan Desember 2020 lalu.
"Saya buatnya bulan Agustus 2020, dulu musim Pilkada," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (18/2/2021).
Baca juga: Gerakan Di Rumah Saja Usulan Ganjar Ditanggapi Walikota Solo FX Rudy, Singgung Nasib Pedagang HIK
Baca juga: PSBB Sragen Diperpanjang : HIK hingga PKL Boleh Buka Sampai Jam 9 Malam, Toko Modern Jam 8 Malam
"Awalnya berupa stiker, saya iseng-iseng untuk memparodikan, tapi ternyata banyak yang suka dan saya buatkan baliho sekalian," aku dia membeberkan.
Lebih lanjut, Naufal juga memanfaatkan baliho tersebut sebagai media promosi tempat jualannya agar pembeli tertarik dan betah.
"Selama ini spanduk (baliho) warung biasa saja dan lumrah, saya merasa tertarik untuk mengubahnya dengan spanduk yang saya buat ini," katanya.
"Walaupun parodi, saya tidak maksud menyindir politisi," imbuh dia menekankan.
Tak dinyana, setelah diganti dengan foto wajahnya sambutan pembelinya jadi positif.
Beberapa orang luar kota bahkan penasaran untuk melihatnya langsung sehingga membuatnya kaget bukan kepalang.
"Responnya positif, warga sampai bilang, kok cah iki nyeleneh banget hehe," tutur dia terkekeh.
"Apalagi setelah masuk IG, teman-teman kuliah saya penasaran ke sini," imbuhnya.
Angkringan Sempulur sendiri buka setiap hari dari pukul 09.00 sampai 19.00 WIB.
Untuk menunya, Naufal menuturkan jika Angkringan Sempulur menjual layaknya HIK pada umunya yang sesuai lidah masyarakat.
Termasuk harganya juga sangat terjangkau bagi isi dompet.
"Sama seperti angkringan, ada nasi kucing gorengan dan sebagaianya," pungkasnya. (*)