Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Kecelakaan Maut di Sragen, Bus Eka Tabrak Pengendara Motor Honda C100 hingga Tewas

Pengendara sepeda motor tewas usai terlindas bus antar kota dan antar provinsi (AKAP) di Jalan Raya Sragen Ngawi pada Senin (1/3/2021).

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Ryantono Puji Santoso
Shutterstock
Ilustrasi kecelakaan bus di jalan bebas hambatan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pengendara sepeda motor tewas usai terlindas bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Jalan Raya Sragen Ngawi pada Senin (1/3/2021) sekitar pukul 13.30 WIB.

Dari informasi yang didapat Tribunsolo.com, kecelakaan lalu lintas itu tepatnya terjadi barat SPBU Jatisumo, Kecamatan Sambungmacan, Sragen.

Kejadian bermula ketika, sepeda motor Honda C100 dengan nomor polisi AD 4238 VL yang dikendarai Marsono (57) asal Desa Widodaren Kidul RT 06/RW 02, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur melaju dari arah barat ke timur.

Baca juga: Buntut Tabrakan karena Bus Terobos Traffic Light di Sukoharo, Dishub Perketat Pengawasan Sopir

Baca juga: 3 Warga Eromoko Wonogiri Terlibat Tabrakan di Nguter Sukoharjo, Motornya Terperosok ke Parit

Sedangkan di belakangnya ada bus AKAP EKA bernomor polisi S 7358 US yang dikemudikan Feri Irawan (43) asal Kecamatan/Kabupaten Dompu.

"Menjelang kejadian setelah mendekati tempat kejadian, bus EKA hendak mendahului motor itu."

"Karena diduga berjalan kurang ke kanan akhirnya membentur sepeda motor tersebut dan kemudian terjatuh. Maka terjadilah kecelakaan," ungkap Kanit Laka Lantas Polres Sragen, Ipda Irwan Marvianto mewakili Kasatlantas Polres Sragen, Senin (1/3/2021).

Baca juga: KRONOLOGI Tabrakan Maut Kereta Api di Sragen : Mobil Patroli Polisi Terjepit di Antara Gerbong

Akibat kejadian itu, pengendara motor tewas seketika di lokasi kejadian.

"Korban mengalami luka parah karena tergilas bus," katanya.

Jenazahnya pun langsung dievakuasi menggunakan ambulans ke RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.

Kejadian tabrakan juga pernah terjadi di Sukoharjo, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sukoharjo bakal melakukan pengecekan terhadap sopir bus yang berada di wilayahnya. 

Hal ini tak lepas dari perilaku sopir bus yang sering melanggar aturan lalu lintas saat berkendara. 

Terakhir adalah kejadian dua kecelakaan bus terobos lampu merah dalam satu hari di Sukoharjo pada Jumat (19/2/2021) lalu. 

Menyikapi kejadian ini, Toni Sri Buntoro, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo mengatakan, petugas bakal meningkatkan pengecekan bagi pengemudi angkutan umum. 

Baca juga: Bagaimana Nasib Motor Pinjaman yang Ditabrak Bus Agra Mas di Sukoharjo? Ini Penjelasan Keluarga  

Baca juga: Perusahaan Agra Mas Baru Beri Uang Tabur Bunga, Belum Bahas Santunan Korban Meninggal Tertabrak

"Setiap tahun kita ada pengecekan, tapi dengan adanya kejadian ini akan kita tingkatkan pengecekan," katanya Rabu (24/2/2021).

Menurut Toni, mayoritas kecelakaan yang melibatkan angkutan umum lantaran sopir kurang memperhatikan rambu-rambu lalu lintas.

"Kebanyakan kecelakaan terjadi karena kurang disiplinnya dalam mematuhi rambu-rambu lali lintas," kata dia. 

"Jadi lampu merah atau masih kuning tapi nekat melaju, sehingga terjadi lalu lintas," terangnya.

Baca juga: Ayah Korban Tabrakan Agra Mas: Libur Jualan karena Sakit, Kini Berduka Sang Anak Meninggal

Dilanjutkan Toni, pengecekan ini meliputi tes bimbingan teknis dengan diberi pertanyaan terkait rambu-rambu lalu lintas dan tes urin. 

Sehingga diharapkan, akan ada peningkatan kewaspadaan sopir saat beroperasi.

Toni menyebut, di Sukoharjo sendiri ada sekitar 250 sopir angkutan umum. Baik bus yang beroperasi di dalam lingkungan Kabupaten Sukoharjo maupun bus antar kota antar provinsi (AKAP).

Keluarga Pasrahkan Pada Polisi

Keluarga Deviena Wahyu Eka Pratiwi menyerahkan seutuhnya pengusutan insiden kecelakaan maut di Jalan Raya Solo-Wonogiri, Jumat (19/2/2021).

Seperti diketahui, Deviena menjadi seorang korban tewas dalam insiden kecelakaan tersebut.

Paman Deviena, Saeran Agung Darmanto menjelaskan pihak keluarga korban menyerahkan ke kepolisian.

"Serahkan ke yang berwajib," jelas Saeran kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/2/2021).

Baca juga: Kondisi Bus Agra Mas, Pasca Tewaskan Siswi SMP Sukoharjo : Kaca Retak & Lampu Sen Rusak

Baca juga: Sudah Anaknya Tewas, Keluarga Bingung Ganti Motor yang Tertabrak Bus Agra Mas,karena Pinjam Tetangga

Saeran mendoakan supaya korban yang merupakan keponakannya diterima di sisi-Nya.

Keluarga saat ini, sambungnya, sangat merasa kehilangan Deviena.

"Semoga beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa," ucapnya.

Saeran juga berharap kebiasaan bus menerabas lampu merah bisa menjadi perhatian pihak berwajib.

Itu supaya insiden kecelakaan maut yang menimpa Deviena bisa diminimalisir.

"Bus-bus dari arah selatan itu banyak yang suka nge-blong," kata dia.

"Minta itu diperhatikan lagi oleh petugas," tambahnya.

Bingung Ganti Motor

Sepeda motor yang dipakai Deviena Wahyu Eka Pratiwi saat insiden kecelakaan maut dengan bus Agra Mas ternyata bukan miliknya.

Sepeda motor tersebut diketahui milik tetangga teman korban.

Motor dipinjam saat korban dan temannya hendak berangkat ke sekolah.

Hal itu diungkapkan Paman Deviena, Saeran Agung Darmanto.

"Kebetulan sepeda motor dapat pinjam. Yang pinjam temannya dari tetangga," ungkap Saeran kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/2/2021).

Baca juga: Nestapa Ayah Korban Tabrakan Agra Mas, Libur Jualan karena Sakit, Malah Dapat Kabar Duka Anak Tewas

Baca juga: Isak Tangis Pecah, saat Pemakaman Jenazah Siswi SMP di Sukoharjo yang Tertabrak Bus Agra Mas

Saeran mengungkapkan pihak keluarga saat ini tengah bingung untuk nasib sepeda motor tersebut.

Apalagi, keluarga Deviena bukan orang berada.

Orang tuanya berprofesi sebagai seorang penjual ayam goreng dan ibunya pegawai pabrik.

"Saya juga tidak tahu. Jalannya ke depan seperti apa," kata Saeran.

"Belum tahu langkah-langkahnya," tambahnya.

Ayah Dapat Kabar

Wahyudi, ayah Deviena Wahyu Eka Pratiwi tidak pernah menyangka anak sulungnya akan meninggalkannya selama-lamanya.

Korban tabrakan sepeda motor dengan bus Agra mas itu menghembuskan napas terakhirnya, Jumat (19/2/2021) pukul 22.00 WIB.

Ia meninggal seusai menjalani perawatan di RSUD Ir Soekarno Sukoharjo kurang lebih 12 jam.

Paman Deviena, Saeran Agung Darmanto mengatakan saat kejadian maut yang merenggut nyawa korban, Wahyudi tengah berada di rumah.

Baca juga: Isak Tangis Pecah, saat Pemakaman Jenazah Siswi SMP di Sukoharjo yang Tertabrak Bus Agra Mas

Baca juga: Sedihnya Keluarga, Siswi SMP Sukoharjo yang Tertabrak Bus Agra Mas, Rajin Bantu Jualan Ayam Goreng

Ia tidak membuka lapak jualan ayam gorengnya di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.

"Bapaknya libur, sakit karena kecapaian," kata Saeran kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/2/2021).

Sebelum kejadian, Saeran mengungkapkan korban sempat berpamitan ke Wahyudi.

Korban berpamitan hendak ke sekolah mengambil tugas bersama teman-temannya.

Setelah berpamitan, korban bergegas ke rumah temannya dengan mengayuh sepeda angin.

Korban dan temannya kemudian berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor pinjaman.

Kejadian maut yang menimpa Deviena terjadi saat ia dan temannya pulang selepas dari sekolah.

Sepeda motor yang mereka tumpangi ditabrak bus Agra Mas yang melaju kencang dari arah wonogiri.

"Temannya luka ringan sekarang dirawat di RSUD Ir Soekarno, sementara keponakan saya luka berat dan meninggal dunia," ucap Saeran.

Isak Tangis Pecah

Tangis keluarga mewarnai rumah duka saat keranda jenazah Deviena Wahyu Eka Pratiwi perlahan meninggalkan rumah duka.

Saat itu keranda yang berisi jenazah gadis 16 tahun itu, berada di Kampung Katen RT 03 RW 04, Kelurahan Begajah, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (20/2/2021).

Devi merupakan korban tabrakan saat motor yang kendarainya dihantam bus Agra Mas dibawa menuju pemakaman Astanalaya Kampung Katen Begajah.

Keranda jenazah dibawa oleh empat orang dari perwakilan warga dan keluarga.

Seorang tampak membawa payung berwarna hijau memayungi keranda jenazah.

Jenazah korban tertabrak Agra Mas, Deviena Wahyu Eka Pratiwi dibawa perwakilan keluarga dan warga menuju lokasi pemakaman di Kelurahan Begajah, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (20/2/2021).
Jenazah korban tertabrak Agra Mas, Deviena Wahyu Eka Pratiwi dibawa perwakilan keluarga dan warga menuju lokasi pemakaman di Kelurahan Begajah, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (20/2/2021). (TribunSolo.com/Adi Surya)

Baca juga: Sedihnya Keluarga, Siswi SMP Sukoharjo yang Tertabrak Bus Agra Mas, Rajin Bantu Jualan Ayam Goreng

Baca juga: Kesaksian Keluarga Tertabrak Agra Mas di Sukoharjo : Maut Menjemput Usai Devi Ambil Tugas ke Sekolah

Adapun perwakilan keluarga mengiringi di belakang mereka sembari menaburkan bunga dari rumah duka sampai lokasi pemakaman.

Ayah korban, Wahyudi mengantar kepergian anak sulungnya menuju ke peristirahatan yang terakhir.

Wajahnya begitu sendu dan jalannya begitu lunglai.

Ia tampak menggandeng erat seorang anaknya yang masih kecil.

Sesampainya di makam, Wahyudi tidak kuasa menahan kesediahan.

Ia pun langsung duduk, menatap lekat keranda jenazah anaknya.

Air mata tak kuasa menetes air mata beberapa kali sehingga membasahi pipinya.

Itupun langsung ia seka dengan tisu yang ada di genggaman tangannya.

"Astagfirullahaladzim. Astagfirullahaladzim. Astagfirullahaladzim," terus diucapkan Wahyudi dengan terisak.

Keluarga yang menemaninya terus berusaha menabahkannya melepas kepergian Deviena untuk selama-lamanya.

"Wes ikhlaske. Wes kedaden (Sudah ikhlaskan. Sudah kejadian). Tidak perlu ditangisi lagi," ucap seorang perwakilan keluarga.

Badan Wahyudi kemudian beranjak menuju liang lahat lokasi pemakaman Deviena.

Langkahnya tertatih.

Ia hendak melantunkan adzan untuk putrinya.

Namun, itu tidak bisa dilakukannya. Ia tidak kuat menahan sedih yang dirasakan.

Adzan pun dikumandangkan paman Deviena.

Wahyudi hanya bisa terduduk lesu tak jauh dari liang lahat sembari sesekali melihat ke arah makam sembari memeluk anak ragilnya.

Bantu Keluarga

Tertabrakanya siswi SMP N 4 Sukoharjo, Deviena Wahyu Eka Pratiwi yang akhirnya meninggal menyisakan luka.

Bagaimana tidak, gadis 16 tahun itu menjadi sosok penting dalam keluarganya di Kampung Katen RT 3 RW 4, Kelurahan Begajah, Kecamatan Sukoharjo.

Devi sapaan akrabnya semesa hidup, sering membantu jualan ayam goreng kentucky bersama ayahnya, Wahyudi di kawasan Kecamatan Nguter.

Itu dilakukannya sebelum insiden maut tertabrak bus Agra Mas.

Karangan bunga ucapan turut berduka cita terpajang di rumah korban kecelakaan Arga Mas di Kelurahan Begajah, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (20/2/2021).
Karangan bunga ucapan turut berduka cita terpajang di rumah korban kecelakaan Arga Mas di Kelurahan Begajah, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (20/2/2021). (TribunSolo.com/Adi Surya)

Baca juga: Kesaksian Keluarga Tertabrak Agra Mas di Sukoharjo : Maut Menjemput Usai Devi Ambil Tugas ke Sekolah

Baca juga: BREAKING NEWS : Siswi SMP yang Tertabrak Bus Agra Mas di Begajah Sukoharjo, Meninggal Dunia

Bahkan Devi tak pernah malu membantu bapaknya.

Paman Deviena, Saeran Agung Darmanto mengungkapkan bisnis tersebut baru dirintis Wahyudi kurang lebih 3 bulan terakhir.

"Bapaknya korban dulu itu bekerja sebagai sopir, tapi sekarang sudah tidak," ungkap Saeran kepada TribunSolo.com menjelan pemakaman, Sabtu (20/2/2021).

"Kini jualan kaki lima kentucky. Itu baru jalan 2 sampai 3 bulanan ini. Itu karena menganggur selama pandemi," tambahnya.

Korban, kata Saeran, sering membantu Wahyudi menyiapkan keperluan jualan sejak subuh menjelang.

Terlebih, sekolah korban saat ini masih menerapkan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19.

Maka lanjut dia, kepergian korban menjadi duka mendalam bagi keluarganya.

"Setiap pukul 04.00 WIB bangun bantu bapaknya. Ibunya saat ini kerja di sebuah pabrik," kata dia.

Setelah semua siap, korban dan Wahyudi langsung berangkat menuju lokasi jualan di kawasan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.

Mereka berangkat berboncengan naik sepeda motor dari rumahnya Kampung Katen.

"Jauhnya kurang lebih 15 kilometer. Naik sepeda motor boncengan sama bapaknya. Kalau gerobak ditinggal di sana," ucap Saeran.

Saeran menyampaikan keluarga begitu terpukul dengan insiden maut yang merenggut nyawa Deviena.

"Rasanya kehilangan sekali. Dia masih punya adik dua masih kecil-kecil," ujarnya.

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved