Berita Wonogiri Terbaru
Duka Cita Bupati Wonogiri Jekek untuk Mbah Cublak, Kenangan Ditepuk Punggung Selalu Teringat
Bupati Wonogiri Joko Sutopo atau yang akrab disapa Jekek ikut berdua atas meninggalnya Mbah Cublak.Dia mengaku mengenal akrab sosok Mbah Cublak.
Penulis: Suut Amdani | Editor: Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Bupati Wonogiri Joko Sutopo atau yang akrab disapa Jekek ikut berduka atas meninggalnya Mbah Cublak.
Jekek mengaku, dirinya juga mengenal dekat sosok mendiang Mbah Cublak.
Bupati Wonogiri Jekek menyampaikan duka cita mendalam untuk keluarga yang ditinggalkan.
Baca juga: Mbah Cublak, Ibu Samino Juragan Sop Buntut asal Pule yang Meninggal, Galak Tapi Anaknya Sukses Semua
Baca juga: Innalillahi, Mbah Cublak Ibunda Pendiri Sop Iga Bu Samino Meninggal Dunia di usia 97 Tahun
"Beliau almarhum sangat dekat dan mengenal saya," tuturnya kepada TribunSolo.com melalui telepon.
Jekek mengenang, dirinya sangat akrab dengan almarhum.
"Saya sangat dekat dengan beliau. Kalau ketemu ya nggeplaki (tepuk pundak) saya," kata dia.
Jekek mengingat saat pertemuan terakhir dengan Mbah Cublak, almarhum sudah lupa karena usia yang sudah tua.
"Beliau ini kan suka para orang-orang yang mandiri," kata Jekek mengenang percakapan dengan almarhum.
Meninggal di Usia 97 Tahun
Ibu pendiri rumah makan Sop Buntut Ibu Samino Senayan, Kasiyem binti Karsodikromo atau Mbah Cublak meninggal dunia, Selasa (6/4/2021).
Ia tutup usia di umurnya yang hampir berumur satu abad, yakni 97 tahun.
Mbah Cublak menghembuskan napas terakhirnya seusai berjuang melawan penyakit yang dideritanya.
Cucu Mbah Cublak, Joko mengungkapkan neneknya tersebut sempat dirawat di rumah sakit selama sepekan sebelum meninggal.
Baca juga: Kuliner Ayam Lodho Khas Tulungagung di Sukoharjo : Awet, Dapat Disimpan Hingga Seminggu
Baca juga: Kebaikan Sri Wahyuni di Sragen : Jual Soto Sangat Murah Rp 1.000, Bahkan Setiap Jumat Gratis
"Meninggal dunia siang tadi pukul 12.30 WIB. Sempat dirawat di rumah sakit kurang lebih 1 minggu," ungkap dia, kepada TribunSolo.com.
"Sakitnya sakit tua," tambahnya.
Cublak meninggalkan sejumlah anak dan puluhan cucu tercinta.
"Mendiang meninggalkan dua orang anak, perempuan dan laki-laki," tutur dia.
"Dan beberapa cucu, cucunya kurang lebih 25 orang," tambahnya.
Bu Samino menjadi salah satu lini kuliner Iga Bakar dan Sop Iga populer di Jakarta.
Uniknya, meski berasal dari Wonogiri, tapi nama Bu Samino justru melambung di Jakarta.
Di jakarta, cabangnya cukup banyak, ada sekitar 8 outlet.
Kalau cabang di Pesanggrahan posisinya bersebelahan dengan restoran Go Wagyu.
Ibu Samino sudah mendirikan RM Sop Buntut ini sejak tahun 1973, awalnya di Bendungan Hilir, hingga terbentuklah beberapa cabang di Pakubuwono, Senayan, BSD City, dan 7 cabang lainnya.
Beberapa cabang dipegang oleh adik-adiknya dan saudara Ibu Samino.
Menu andalan dari RM Sop Buntut Ibu Samino ini adalah Sop Buntut Bakar nya.
Sop buntut bakar ini yang paling laris manis dipesan pelanggan.
Sop buntut Ibu Samino juga menyediakan beberapa varian seperti sop buntut sambal ijo, sop buntut goreng, Sop buntut balado dan sop buntut spesial (goreng, bakar, balado, sambal ijo).
Spesial disini diartikan memiliki porsi daging yang lebih banyak.
Oleh pecinta kuliner, sop iga buatan Bu Samino banyak dipuji.
Harganya juga tergolong murah.
Sop buntut bakarnya enak, dagingnya empuk, gurih dan agak sedikit manis, bumbunya juga meresap ke daging.
Untuk kuahnya juga enak, kaldunya berasa dan saya tambah sambelnya supaya lebih terasa pedas. (*)