Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Alasan Warga Solo Tetap Jalani Tradisi Padusan di Tengah Pandemi Corona, Sebut untuk Bersihkan Diri

Padusan menjadi tradisi masyarakat Jawa yang dijalani menjelang momen Ramadan.masyarakat melakukannya di sumber-sumber mata air.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Adi Surya
Pengunjung melompat ke dalam kolam renang yang ada di Kolam Renang Tirtomoyo, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Senin (12/4/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Padusan menjadi tradisi masyarakat Jawa yang dijalani menjelang momen Ramadan.

Biasanya, masyarakat melakukannya di sumber-sumber mata air terdekat dengan kediaman mereka. 

Seperti halnya, Agus Supriyanto (41), warga Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo. 

Baca juga: Momen Padusan di Solo, Pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo Manahan Sepi: Cuma 650 Orang

Baca juga: Saat Tradisi Jawa Sadranan & Padusan Jelang Ramadhan Juga Harus Off karena Corona, Ini Penampakannya

Ia memilih melakukan ritus padusan di Kolam Renang Tirtomoyo Manahan Solo yang jaraknya hanya ratusan meter dari rumahnya. 

Agus mengajak serta seorang anaknya dan dua orang anak tetangganya untuk padusan di Kolam Renang Tirtomoyo. 

"Ini paling dekat dengan rumah," kata Agus kepada TribunSolo.com. 

"Setiap tahunnya ke sini buat padusan," tambahnya.

Baca juga: Masyarakat Antusias, Tradisi Padusan di Klaten Dihadiri Bupati Sri Mulyani

Menurutnya, padusan memiliki makna filosofi, khususnya terkait bersihnya diri menjelang Ramadan. 

"Padusan itu ya membersihkan badan kayak mandi besar," kata Agus. 

"Ini untuk membersihkan diri menjelang momen Ramadan," tambahnya.

Tak Banyak Pengunjung

Jumlah pengunjung Kolam Renang Tirtomoyo Manahan Solo jelang Ramadan 2021 tidak signifikan dibanding sebelum Pandemi Covid-19.

Ya, angkanya tidak sampai mencapai 1.000 orang tiap harinya apalagi saat momen padusan. 

Supervisor Kolam Renang Tirtomoyo Manahan Solo, Emmron Rekso mengatakan, jumlah pengunjung hanya menyentuh 650 orang saat akhir pekan kemarin.  

Baca juga: Tradisi Padusan di Solo, Warga Padati Kolam Renang Tirtomoyo: Pilih yang Dekat Rumah Saja

Baca juga: Sarita Abdul Mukti Pamerkan Isi Rumahnya, Fasilitas Serba Dua Termasuk 2 Kolam Renang dan 2 Garasi

"Kalau normal dan sebelum pandemi Covid-19, lonjakannya signifikan bisa sampai 1.000 pengunjung waktu padusan," kata Emmron, Senin (14/4/2021).

"Dulu sampai membludak dan menutup sementara," tambahnya. 

Adapun hingga pukul 09.10 WIB hari ini, Emmron mengungkapkan jumlah pengunjung baru mencapai 150 orang. 

"Kemarin itu tidak sempat menyetop pengunjung untuk keluar-masuk," ungkap dia. 

"Adapun mereka yang keluar - masuk kita pantau terus," imbuhnya. 

Baca juga: Sakit, Dua Pemain Persis Solo Absen Latihan di Kolam Renang Tirtomoyo Manahan Hari Ini

Dari pantauan TribunSolo.com, kolam renang khusus anak dengan kedalam kurang lebih 1,25 meter yang ramai.

Sementara kolam renang kedalaman kurang lebih 1,5 meter masih minim pengunjung.

Adapun para pengunjung tetap melewati protokol kesehatan yang diterapkan pengelola sebelum masuk ke dalam kolam renang. 

Diantaranya, pengecekan suhu dan wajib cuci tangan sebelum masuk kolam.

Warga Pilih yang Dekat

Sejumlah warga memadati Kolam Renang Tirtomoyo, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Senin (12/4/2021).

Beberapa diantara mereka melakukan tradisi padusan menjelang bulan Ramadan 2021.

Tak terkecuali, Agus Supriyanto (41), warga Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari. 

Baca juga: Jelang Ramadan 2021, Sukoharjo Larang Tradisi Padusan, Kolam Renang Batu Seribu Ditutup

Baca juga: Masih Pandemi, Tradisi Padusan Sambut Ramadhan di Klaten Ditiadakan,Tapi Objek Wisata Air Tetap Buka

Ia mengajak serta seorang anaknya dan dua orang anak tetangga untuk padusan ke Kolam Renang Tirtomoyo. 

"Setiap tahun memang ke sini buat padusan. Berhubung rumah saya dekat sini, maka memilih untuk di sini," kata Agus kepada TribunSolo.com.

"Anak-anak juga sudah terbiasa untuk melakukan padusan," tambahnya. 

Agus mengungkapkan padusan yang dilakukan atas permintaan anaknya. 

"Anak-anak itu pasti, misalkan teman-temannya pasti mengajak, 'ayo padusan, ayo padusan'," ungkapnya. 

Agus tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya saat melakukan padusan tahun ini. 

Baca juga: Foto-foto Suasana Padusan Ramadan di Kolam Renang Tirtomoyo Manahan Solo

Pasalnya, pandemi Covid-19 belum mereda sampai sekarang. 

Itu, kata Agus, membuatnya lebih berhati-hati bila ingin menunaikan padusan. 

"Khawatir ada. Tapi kita lihat situasi dan kondisinya dulu seperti apa. Kalau ramai tidak jadi padusan," kata Agus.

Sukoharjo Larang Padusan

Tradisi padusan yang sering dilakukan masyarakat di Sukoharjo, tahun ini terpaksa tak bisa dilakulan ditempat umum. 

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi klaster baru Covid-19 yang muncul, karena adanya padusan ditempat umum ini. 

PJ Sekda Sukoharjo Budi Santoso mengatakan, sama seperti tahun lalu, acara padusan di tahun ini masih ditiadakan. 

Baca juga: Imbas Corona, Tak Ada Padusan Jelang Ramadhan di Kolam Renang Tirtomoyo dan Jebres Solo Hari Ini

Baca juga: Hotel Adhiwangsa Solo Geber Promo Padusan, Mau?

"Padusan tidak diperkenankan, dilarang," tegas Budi, Kamis (8/4/2021). 

Padusan sendiri biasa dilakukan masyarakat jelang bulan suci ramadan. 

Tempat pemandian umum, seperti kolam renang, sungai, bahkan laut sering dijadikan lokasi padusan. 

Diketahui, padusan merupakan tradisi yang berlaku untuk menyucikan diri dengan mandi besar saat menyambut datangnya Ramadan. Biasanya padusan dilakukan pada H-1 Ramadan.

Budi meyakini para pengunjung larut dalam euforia sehingga mengabaikan protokol kesehatan saat bermain air di kolam renang. 

Baca juga: Suasana Padusan Sambut Ramadan, Ribuan Pengunjung Padati Kolam Renang Tirtomoyo Manahan

Mengingat mereka tidak memakai masker dan jaga jarak saat di area kolam renang yang berisiko dalam transmisi penularan Covid-19.

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo mengimbau masyarakat untuk bisa menjalankan tradisi padusan di rumah saja. 

"Padusan adalah budaya, dan disitu resiko transmisi penularan Covid-19 yang paling besar," ucapnya.

Diketahui acara padusan sudah ditiadakan untuk yang kedua kali. 

Sebab pada tahun lalu, ketika pandemi Covid-19 sudah terjadi, padusan di Sukoharjo juga ditiadakan.

Baca juga: Bertepatan Momen Padusan, Kolam Renang Tirtomoyo Manahan Dipadati Ribuan Pengunjung

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Darno, menyatakan tak ingin mengambil risiko dengan membuka kolam renang di objek wisata Batu Seribu, Kecamatan Bulu. 

"Objek wisata Batu Seribu masih ditutup," kata dia. 

Karena diketahui selama ini, tradisi padusan di Kabupaten Jamu dipusatkan di kolam renang objek wisata Batu Seribu di Kecamatan Bulu. 

Namun, objek wisata Batu Seribu ditutup sejak munculnya pandemi Covid-19 pada Maret 2020.

Padusan di Klaten Juga Ditiadakan

Tadisi padusan di Kabupaten Klaten ditiadakan menjelang datangnta bulan suci Ramdhan.

Adapun padusan adalah tradisi masyarakat Jawa yang menggambarkan filosofi menyucikan diri, jiwa dan raga dalam menyambut Ramadhan.

Meski begitu, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Disparbudpora Klaten memastikan objek wisata air tetap dibuka.

Plt Kepala Disparbudpora Klaten, Sri Nugroho mengatakan, selain padusan, kegiatan saat Ramadhan di malam hari juga ditiadakan.

"Sementara ditiadakan dahulu, termasuk pasar malam maleman di GOR Gelarsena dan Monumen Juang 45 juga tidak ada," kata dia kepada TribunSolo.com Kamis (25/3/2021).

Baca juga: Sambut Ramadhan, Smartfren Regional Jateng-DIY Perluas Jaringan 4G di Daerah Pinggiran Jogja

Baca juga: OTG di Mana-mana, Belasan Warga di Jombor Ceper Klaten Serempak Kena Covid-19, Kampung Lockdown

Sri mengatakan, pelaku usaha wisata air di Kabupaten Klaten sudah sepakat tetap melaksanakan protokol kesehatan berdasarkan PPKM Mikro.

Selain itu, nantinya akan dilakukan pembatasan seperti menaikan harga tiket masuk ke objek wisata tersebut minimal Rp 10 ribu.

"Untuk menghindari penumpukan di salah satu objek wisata pada saat nanti," ujar Sri.

"Sampai saat ini, tetap sesuai dengan prokes maksimal 30 persen dari kapasitas dan jam operasional maksimal pukul 15.00 WIB," imbuhnya.

Desa Lockdown

Belasan warga di Desa Jombor, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten terpapar Corona.

Akibatnya, Kamis (25/3/2021) satu RT lockdown karena warga mandiri.

Dari pantauan TribunSolo.com, bahkan di pintu masuk kampung dipasang barikade dan poster jika selain warga Dukuh Pengkol dilarang masuk.

Ketua RW 10, Desa Jombor Sutarno mengatakan, ada sekitar 18 orang dalam satu RT.

"Satu RT dilockdown karena 18 orang tersebut terkonfimasi positif Covid-19," katanya.

Baca juga: Duh, Baru 3 Hari Sudah 50 Pengendara Kena Tilang Elektronik di Klaten : Paling Banyak Langgar Marka

Baca juga: PPKM Mikro di Klaten Diperpanjang, Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka yang Diizinkan SMP & SMA Saja

Adapun belasan warga terkonfirmasi positif Covid-19 itu berstatus orang tanpa gejala (OTG).

"Setelah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya 11 orang dinyatakan terpapar Covid-19 termasuk ibu hamil," kata Sutarno.

Dikatakan, pasca 11 warganya positif, dilakukan tracking sehingga bertambah 18 orang.

"Tmbah lagi 7 orang, kemudian, dilakukan tracing lagi, dan terdampak 47 warga di RT 03 yang kontak erat dan sudah diswab," ucap dia.

Sementara di RT 03 tersebut berjumlah sekitar 159 jiwa.

Dia mengatakan 47 warga kontak erat yang sudah di test swab itu, diminta isolasi mandiri sambil menunggu hasil lab.

Hal juga dilakukan 18 warganya yang terpapar Covid-19, juga diminta isolasi mandiri.

"Pihak kecamatan meminta untuk lockdown, sehingga lokasi tersebut ditutup, dan posisi warga di rumah semua menjalankan isolasi mandiri," ujarnya.

Baca juga: Guru Ngaji Jokowi Gus Karim - Habib Novel Ikut Vaksinasi Covid-19 di Solo, Kapolri Tinjau Langsung

Baca juga: Kematian Akibat Covid-19 Terus Bertambah, Pakar: Indikator Negara Gagal Tangani Pandemi

Camat Ceper Supriyono mengatakan pasca terkonfirmasi warga kampung tersebut dilockdown dengan ditutupkan akses jalan kampung tersebut.

"Kami juga meminta kepada masyarakat untuk menaati protokol kesehatan dan selalu menerapkan 5 M," himbaunya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved