Berita Klaten Terbaru
Kilat Hanya 10 Menit, Perbaikan Palang Pintu yang Ditabrak Pengendara Motor di Wonosari Klaten
PT Kereta Api Indonesia (KAI) langsung memperbaiki palang pintu yang ditabrak pengendara karena mengantuk.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - PT Kereta Api Indonesia (KAI) langsung memperbaiki palang pintu yang ditabrak pengendara motor karena mengantuk.
Peristiwa itu terjadi di kawasan Pakis, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Selasa (27/4/2021).
Pemasangan palang baru dilakukan saat sinyal kereta datang menyala dan dikerjakan dengan cepat.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, sekitar pukul 15.00 WIB petugas PT KAI tengah bersiap memasang palang kereta api tersebut.
Baca juga: Detik-detik Pengendara Motor Lolos dari Maut : Ngantuk,Tabrak Palang Pintu Kereta di Wonosari Klaten
Baca juga: Ingat Sugiyono, Bos Investasi Semut Rangrang? Lolos Jeratan 10 Tahun Penjara, Tapi Ganti Rugi 1,5 T
Mereka terlihat menunggu sinyal kereta datang yang masuk ke pos penjagaan palang kereta api.
Pemasangan palang kereta api dilakukan jika pos palang kereta menerima sinyal kereta datang.
Setelah sinyal kereta datang diterima oleh pos pengawas palang perlintasan kereta, mereka langsung membawa benda tersebut ke mesin palang perlintasan tersebut.
Mereka melakukan pemasangan secara cepat serta hati-hati.
Pemasangan palang perlintasan kereta api tersebut berlangsung sekitar 10 menit.
"Sudah dipasang dan dicek," kata petugas di lapangan.
Viral di Medsos
Sebuah unggahan video motor menabrak palang pintu kereta api yang sudah tertutup viral di media sosial.
Video berdurasi 24 detik tersebut diunggah oleh akun Instagram @kabar_klaten pada Selasa (27/4/2021).
Dalam videonya menampilkan pengendara motor tengah menabrak palang hingga pengemudi terjatuh dan palang pintu nyaris patah.
Beruntung saat itu palang pintu tertutup, sementara kereta belum melintas.
Secara spontan warga lain langsung mengevakuasi pengendara pria yang menabrak dan terjauh seusai insiden tersebut.
Baca juga: Ada Korban KRI Nanggala 402 Asal Klaten, Terakhir Pamit Keluarga Via Video Call: Mau Berlayar
Baca juga: Bikin Lelucon KRI Nanggala, Rumah Nurhadi Dildo Diketok Marinir Pagi-pagi, 6 Tahun Bui Pun Menanti
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, kejadian tersebut terjadi pada pukul 08.40 WIB.
Kejadian bertempat tepat di kawasan lintasan rel kereta api di kawasan Pakis, kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten.
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Supriyanto membenarkan kejadian kecelakaan tunggal tersebut.
“Iya benar, saya tadi mendapatkan laporan ada kecelakaan lalu lintas di kawasan Pakis Gawok pagi tadi,” ujar Supriyanto kepada TribunSolo.com.
Menurut Supriyanto pengendara diduga tengah mengantuk dan lalai dalam berkendara sehingga dirinya menabrak palang kereta sehingga hampir patah.
Adapun pengendara diketahui seorang warga Kecamatan Jogonalan yang merupakan pekerja swasta bernama inisial H.
"Motor pengendara sudah diketahui dan dievakuasi, adapun nopolnya AD-6692-OV, tetapi tidak ada korban jiwa dalam laka ini,” kata dia.
Menurut KAI, adanya palang pintu tersebut sudah sesuai dengan amanat UU Pasal 78 PP Nomor 56 Tahun 2009 tentang perkeretaapian.
“Untuk melindungi keselamatan dan kelancaran pengoperasian kereta api pengendara wajib mendahulukan perjalanan kereta api,” paparnya.
Meskipun demikian KAI menghimbau kepada pengemudi untuk berhati - hati dan berhenti sejenak saat palang kereta api sudah menutup.
“Jadi, ada pintu perlintasan ataupun tidak ada, saat pengendara hendak melintas di perlintasan sebidang, wajib berhati-hati,” harap dia.
Tewaskan Sejumlah Orang
Sebelumnya, perlintasan kereta tanpa palang di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen kembali dibuka, Kamis (18/2/2021).
Pembukaan palang maut yang menewaskan 2 polisi dan 1 TNI beberapa waktu lalu tersebut diwarnai tangis haru dari warga setempat.
Pantauan TribunSolo.com, perlintasan Siboto dibuka langsung oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
Sebelum resmi dibuka, Yuni sapaannya terlebih dulu membacakan beberapa nota kesepakatan dengan warga setempat.

Baca juga: Libur Imlek, Ada Ribuan Warga Solo Piknik via Kereta Api, PT KAI Daop VI : Naik 50 Persen
Baca juga: Pintu Perlintasan Kereta Api di Tegalsepur Klaten Resmi Ditutup, Daop VI: Demi Keselamatan Bersama
Dalam nota kesepakatan tersebut, perlintasan Siboto bisa dibuka kembali dengan beberapa prasyarat.
Di antaranya perlintasan Siboto harus dijaga dan diawasi selama 24 jam oleh warga.
Kesepakatan bermaterai tersebut lalu ditandatangani oleh perwakilan warga setempat.
Seusai ditandatangani, warga menyiapkan las untuk membuka perlintasan Siboto yang sempat ditutup KAI beberapa waktu lalu.
Pelan-pelan palang pintu yang ditutup beberapa Desember 2020 lalu, terbuka karena palang pintu besi dibuka.
Sejumlah warga tak kuasa menahan air matanya, saat perlintasan siboto dibuka perlahan lahan.
Warga RT 11 Dukuh Siboto, Kalimacan bernama Wati bahkan sampai bersujud syukur.
"Terimakasih untuk Ibu Bupati, tiada kata lain selain terimakasih," ungkap Wati sambil terisak.
Warga Gelar Aksi
Sebelumnya, masih ingat kecelakaan maut yang menewaskan dua polisi dan 1 TNI di Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen?
Ya, kini tragedi mengerikan mobil Polsek Kalijambe tersambar kereta api pada Minggu (13/12/2020) tepatnya pukul 22.45 WIB sudah sebulan lamanya berlalu.
Namun kini, warga Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, membuat boneka yang didandani seperti pocong dan diletakkan di depan perlintasan sebidang.
Perlintasan rel milik PT KAI itu sudah ditutup permanen sejak tragedi kecelakaan itu.
Berdasarkan pantauan wartawan TribunSolo.com pada Senin (18/1/2021), tampak warga memajang pocongan berukuran 160 sentimeter di pinggir perlintasan rel.
Baca juga: Perlintasan Kereta Tanpa Palang di Sragen Kembali Memakan Korban, Seorang Pengendara Motor Tewas
Baca juga: Puluhan Perlintasan Kereta di Sragen Belum Dipasang Palang, Ini Langkah PT KAI Daop VI Yogyakarta
Di sebelah kanan dan kiri pocongan terdapat dua batu nisan asli yang biasa digunakan untuk penanda saat dilakukan pemakaman.
Menurut penuturan warga Siboto, Toyib, pocongan dan batu nisan itu merupakan bentuk protes warga terhadap penutupan jalan ke pedukuhan mereka.
"Artinya semua aktivitas di sini lumpuh setelah jalan ini ditutup," papar Toyib kepada Tribunsolo.com, Senin (18/1/2021).
Pocongan dan nisan itu, lanjutnya, juga dapat diartikan dengan matinya keadilan.
"Kami menuntut agar palangnya segera dibuka kembali," katanya.
Toyib mengatakan, penutupan perlintasan sebidang itu memaksa warga sekitar harus berputar sejauh tiga kilometer.
"Biasanya kan tinggal lewat sini terus ketemu jalan raya, sekarang harus muter dulu," katanya. (*)