Berita Solo Terbaru
MantanTeroris Jualan Siomay Keliling di Sukoharjo, Padahal Dulu Pemimpin Kelompok: Sekarang Kapok
Mantan narapidana terorisme (napiter) bernama Kristianto alias Mass Abby (43) kini menyambung hidup dengan berjualan siomay.
Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Mantan narapidana terorisme (napiter) bernama Kristianto alias Mass Abby (43) kini menyambung hidup dengan berjualan siomay.
Padalah Mass Abby ini dulunya adalah pemimpin kelompok terorisme di Malang, Jawa Timur yang tertangkap oleh Densus 88 Antiteror.
Kini, dia mulai menjalani kehidupan seperti masyarakat biasa setelah bebas.
Baca juga: Menjadi Buronan Densus 88, Seorang Terduga Teroris Menyerahkan Diri ke Kantor Polsek
Baca juga: Sekelumit Kisah Penangkapan Terduga Teroris, Sosok Abah Popon : Konon Sakti & Bisa Isi Ilmu Kebal
Mass Abby mengatakan, saat ini dia tinggal di Desa Mayang, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.
Abby bercerita, dulu dia bergabung dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Lalu dia ditangkap lantaran sebuah kasus dan dipenjara di LP Cipinang sekitar 3 tahun.
"Saya bebas Desember 2020," kata dia saat acara Ngabuburit dan Silaturahmi antara PWI Surakarta, Polda Jateng, dan Yayasan Gema Salam di Adhiwangsa Hotel Solo, Senin (3/4/2021).
Namun, setelah bebas ini, dia tidak ingin menjadi beban keluarga.
Baca juga: Penangkapan Terduga Teroris di Klaten, Pengamat: Ada Indikasi Masuk Jaringan Neo Jemaah Islamiyah
Dia mengaku memiliki prinsip lebih baik tangan di atas dari pada tangan di bawah.
"Saya tidak mau minta ke keluarga, jadi memutuskan untuk usaha sendiri," kata dia.
Saat memutar otak, ternyata ketemu ide untuk berjualan siomay.
Bahkan, dia bersama istrinya belajar membuat siomay dari internet.
Baca juga: Santainya Terduga Teroris Jakarta : Jemur Bahan Peledak di Depan Rumah, lalu Dimasukkan Toples Sosis
Cara ini dia gunakan untuk bertahan hidup.
Saat ini dia berjualan siomay dengan cara berkeliling.
Dia mengaku berjualan di kawasan Sukoharjo dan sekitarnya, biasanya di Luwes Gentan, Manang, Mayang.
Mengaku Kapok
Mass Abby saat ini mengaku kapok ikut bergabung dengan dunia terorisme.
Dia dulu diberikan doktrin seperti orang mau perang.
Mereka dilatih layaknya seorang prajurit.
Namun, berbekal pengalamannya yang sudah masuk penjara, kini dia memilih berusaha menjadi pedagang siomay.
Baca juga: Sosok Terduga Teroris Warga Tulung Klaten, Kades : Dikenal Seorang Pendakwah, Berpendidikan Tinggi
Abby mengaku, sampai saat ini tidak ada orang dari masa lalunya yang menghubungi lagi.
"Apabila di hubungi lagi (jaringan teroris) secara tegas saya menolak, engak mau tiba-tiba ditangkap lagi," ungkapnya.
"Mohon bantuannya, saya engak mau kembali lagi (terorisme) dukung usaha saya, kalau menjumpai Siomay Mass Abby dilarisi," ungkapnya.
Mantan Teroris Jualan Soto
Mantan terpidana kasus terorisme Bom Bali Jilid I Joko Triharmanto (44) alias Jack Harun, kini kian sukses menjalankan bisnis kulinernya.
Dia membuka warung makan bernama Soto Bang Jack di Gang Kurma 6, Dusun Tangkil Baru, Desa Manang, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.
Bisnis itu sudah ia lakoni sejak 5 tahun yang lalu.
Baca juga: Di Tasikmadu Karanganyar Ada Soto Rp 1.000 Per Mangkok, Penjual Ditanya Kenapa Murah? : Nyari Berkah
Baca juga: Nasib Asisten Pelatih Persis Solo Buntut Kompetisi Mandek: Rela Jadi Kuli Bangunan dan Jualan Soto
Pasang surut dalam karirnya berwirausaha ia alami, hingga berganti-ganti bidang usaha.
Pada akhirnya ia memantapkan untuk menekuni bisnis kuliner Soto Seger miliknya.
"Saya keluar dari penjara tahun 2008 sempat ikut restoran di Solo milik teman saya selama beberapa bulan, tidak ada satu tahun," kata dia, Kamis (18/3/2021).
Setelah keluar dari restoran milik temannya, pria kelahiran Kulonprogo itu kemudian membuka toko Komputer selama dua tahun.
Karena bisnis komputernya juga tak jalan, dia memutuskan untuk membuka warung Hik di Solo.
Baca juga: Teganya Penipu di Karangpandan, Mengaku Anggota Polisi, Pesan via WA Borong Sate dan Soto 18 Porsi
"Itu saya bertahan 9 bulan karena saat itu musim hujan, dan kita mendorong gerobak, sehingga cukup menguras tenaga," jelasnya.
Hingga akhirnya dia membuka warung Soto yang dianggap sebagai bisnis yang mudah untuk dijalankan, karena menu makanan masyarakat umum.
"Saya sama istri lalu membuka warung Soto. Awal-awal buka itu rasanya belum pas, suka duka ada saat itu," jelasnya.
Dengan menyewa tanah di Kawasan Desa Manang, dia mulai merintis usaha Sotonya pada tahun 2016 lalu.
Banyak saran dan kritikan yang ia terima saat membuka warung Sotonya itu.
Baca juga: Potret Rumah Pendiri Soto Gading Solo yang Jadi Langganan Presiden Jokowi : Berjejer Satu Kompleks
"Semua masukan itu kita coba selama itu baik. Kalau baik kita gunakan, kalau gak cocok ya kita gak gunakan," jelasnya.
Dia mengatakan, untuk meramu Soto Segernya itu, dia membutuhkan waktu sekira dua tahun. Hingga menemukan rasa yang disukai pelanggannya.
Setelah 5 tahun menggeluti bisnis Sotonya, kini Bang Jack menyewa tanah yang lebih besar.
"Saya mulai pindah mulai Desember 2020 karena sewa tanahnya habis. Dan disini lebih luas, bisa menyediakan parkir," ucapnya.
Dia menyewa tanah itu dengan biaya Rp 5 juta per tahun, yang kemudian dia bangun.
Selain tempat yang lebih besar, kini Soto Bang Jack juga telah memiliki 5 karyawan.
Harga di warung makan Soto Bang Jeck ini cukup terjangkau, soto sapi ukuran besar hanya Rp 7 ribu saja.
Sementara untuk soto sapi ukuran kecil dan soto sato ayam ukuran besar dibandrol Rp 5 ribu, dan untuk soto ayam ukuran kecil hanya Rp 3 ribu.(*)