Berita Sragen Terbaru
Tragedi Kebakaran Toko Kelontong di Sragen, Bocah 6 Tahun Meninggal, Alami Luka Bakar
Kebakaran hebat yang menimpa satu unit Toko kelontong di Sragen menyisakan duka, Sabtu (08/05/2021) kemarin.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Tak membutuhkan waktu lama, api cepat menyambar dan mengakibatkan rumah bagian tengah Siswanto yang berukuran 7x9 meter persegi ludes terbakar.
Dari kebakaran tersebut, sekitar 10% persen rumah milik tetangga Siswanto juga ikut terbakar.
"Kerugian ditaksir sekitar Rp 106.000.000," tambahnya.
Kebakaran kali ini menyebabkan 4 orang mengalami luka bakar dan telah menjalani perawatan di RSUD Sragen.
"2 korban merupakan orangtua Siswanto, anak Siswanto berusia 6 tahun, serta keponakan Siswanto berusia 10 tahun," pungkasnya.
Sempat Diduga Karena Petasan
Sebelumnya, warga sempat menduga kebakaran tersebut diakibatkan karena petasan.
"Katanya anaknya main petasan, mungkin meledak, menyebar apinya," kata tetangga korban berinisial S.
Akibatnya, gudang berisi bensin seketika terbakar hebat.
Nampang kepulan asap hitam menjulang tinggi dari lokasi kebakaran.
Bahkan, jalan di sekitar lokasi kebakaran sempat macet, karena peristiwa ini.
Baca juga: Jangan Senang Dulu, Angkutan Barang Tak Bisa Bebas Masuk Sragen, Waspadi Bisa Digunakan untuk Mudik
Baca juga: Cerita Kelahiran Sapi Berkaki 3 di Sragen, Pemilik Sebut Induknya Malah Ketakutan
Diketahui, empat orang menjadi korban dari peristiwa kebakaran hebat ini.
Empat orang yang mengalami luka bakar ini masih satu keluarga dengan pemilik gudang.
Dua orang diantaranya merupakan orangtua Wanto yang langsung dibawa ke Puskesmas terdekat karena mengalami luka bakar ringan.
"2 anaknya yang kecil juga terkena, dibawa ke (RSUD) Sragen," kata dia.

3 unit mobil pemadam kebakaran langsung dikerahkan ke lokasi kejadian, sehingga api segera padam kurang dari 1 jam.
"Cuma gudangnya, nggak sampai menyebar, terus pemadam datang, jadi tokonya utuh, nggak kena," tambahnya.
Dari kejadian tersebut, atap gudang luluh lantah dan hanya tersisa puing-puing bangunan. (*)