Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Merapi Muntahkan Awan Panas Dini Hari Tadi, Warga Boyolali Tetap Beraktivitas Seperti Biasa 

Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas Rabu (9/6/2021) dini hari pukul 03.16 WIB. Namun, warga sekitar tetap beraktivitas seperti biasa. 

Dok. BPPTKG
Awan panas Guguran Merapi keluar, Rabu (9/6/2021) pukul 03.16 WIB. 

Kekinian, kata dia, aktivitas Gunung merapi sifatnya efusif.

Baca juga: Bertahun-tahun Temani Warga Solo & Karanganyar, Giant di Palur Plaza Bakal Pamit, Kini Habiskan Stok

Baca juga: Kabar Baik : Puluhan Warga Sumber Solo yang Kena Corona Pulang, Sempat Diisolasi di Asrama Donohudan

"Aktivitas Gunung Merapi masih tinggi yang ditandai dengan pertumbuhan kubah lava, guguran, serta guguran awan panas."

"Statusnya Gunung Merapi sampai saat ini masih siaga," tuturnya.

Menurut dia, pihaknya tidak bisa memastikan benda langit seperti kilatan cahaya itu.

"Tugas kami bukan mengamati benda langit. Supaya lebih jelas bisa ditanyakan ke LAPAN," katanya.

Hanik mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang terkait dengan fenomena alam tersebut.

"Masyarakat agar tetap tenang karena tidak terdapat sinyal yang signifikan dari data kegempaan," jelas dia.

"Tidak dilaporkan terdengar suara atau terlihat kilatan cahaya dari pos-pos pemantauan Gunung Merapi," tambahnya.

Viral di Medsos

Foto viral ada penampakan benda jatuh di puncak Gunung Merapi tersebar di medsos, Jumat (28/5/2021).

Bahkan ada yang mempertanyakan apakah cahaya tersebut adalah benda langit berupa meteor.

Disebut-sebut, kamera CCTV yang berada di Deles (sisi timur Gunung Merapi) sempat merekam kilatan cahaya pada 27 Mei 2021 pukul 23.08 WIB.

Meskipun viral, warga di Kabupaten Boyolali di lereng gunung hanya sebagai fenomena alam biasa.

Baca juga: Sensasi Naik Gondola Sembari Menikmati Pemandangan Gunung Merapi di Klaten, Segini Harga Tiketnya

Baca juga: Elite Persis Solo Temui Gibran, Ini Alasan Kenapa Ada Piala Wali Kota Solo Jelang Dimulainya Liga 2

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kecamatan Selo Boyolali, Mujiyanto, mengatakan fenomena alam tersebut tidak diperhatikan warga.

"Itu sebagai fenomena alam, tapi warga tidak tahu," kata dia kepada TribunSolo.com, Jum'at (28/5/2021).

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved