Berita Boyolali Terbaru
Petani Tembakau di Boyolali Resah, Intensitas Hujan yang Tinggi Bisa Rusak Tanaman
Intensitas hujan yang tinggi beberapa waktu terakhir ini membuat Petani tembakau di Banyudono, Boyolali resah.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Tanaman porang mungkin masih asing di telinga, padahal menjadi hasil pertanian yang menjanjikan dengan harganya yang mahal.
Kini di Kabupaten Karanganyar, petani mulai ikut mengadu nasib dengan beralih ke tanaman porang sehingga menjadi primadona.
Terutama mereka yang berdomisili dan memiliki lahan di seputar lereng Gunung Lawu.
Salah satunya adalah Ismanto (49) yang menyiapkan lahan seluas 5,4 hektar untuk pembudidayaan porang.
Kebunnya ada di Dusun Ngelundo, Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso.

Baca juga: 5 Kuliner Soto Ini Wajib Dicoba Wisatawan Saat Berada di Solo, Salah Satunya Hidangan Favorit Jokowi
Baca juga: Ada Warga Meninggal karena Corona, Bupati Putuskan Tiadakan Salat Id di Alun-Alun Karanganyar
"Dari seluruh lahan yang sudah ditanami porang ada 2,8 hektar, yang lainnya masih persiapan," katanya kepada TribunSolo.com pada Selasa (11/5/2021).
Dirinya menuturkan bahwa dari tanaman porang yang bisa dimanfaatkan tidak hanya umbinya saja, namun juga katak porang atau biji dari pohon tersebut yang bisa dimanfaatkan kembali sebagai bibit.
"Untuk porang harganya berkisar dari Rp 9-13 ribu per kilogram," jelasnya.
Tak hanya itu, ada jenis porang dengan nilai fantastis jika dijual yakni prang katak yang bisa menembus angka Rp 250 ribu per kilogram.
"Bahkan tak jarang bisa mencapai Rp 250 ribu per kilogram," imbuhnya.
Harga yang fantastis tersebut tentu harus dibarengi dengan usaha yang maksimal dan ketekunan dalam belajar.
"Banyak orang menganggap kalau Porang itu tanaman mudah, padahal perlu ketelitian dan keuletan dalam menanti hasil," ujarnya.
"Petani baru banyak yang tidak sabar belum waktunya panen sudah dicabut, sehingga porangnya belum maksimal, lalu ada juga yang masih kurang memberi nutrisi," jelasnya.
"Kami disini pakai pupuk kompos, buatan sendiri," imbuhnya.
Ismanto kini tidak sendiri, ada ratusan petani lain yang ada di Dusun Ngelundo, Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, domisili dia tinggal yang kini aktif di tanaman porang.