Berita Sragen Terbaru

Tangisan Pilu dari Sragen : Oksigen Hilang di Pasaran, Anak Gimin yang TBC Nyaris Tak Bisa Bernafas

Gimin, ayah dari seorang anak pengidap TBC di Sragen tak berdaya mencari pasokan oksigen, yang menghilang dari Sragen.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Aji Bramastra
DAFFA RAMYA KANZUDDIN / AFP
ILUSTRASI : Pekerja di sebuah perusahaan suplier oksigen di Semarang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sulitnya mencari oksigen, tidak hanya dialami oleh pasien covid-19 saja. 

Seorang warga Gemolong, Sragen, bernama Gimin, jadi contoh nyata.

Baca juga: Jawaban Bupati Yuni Soal Oksigen Langka di RS Sragen: Juga Tugas Pemerintah Pusat Menjamin Oksigen

Ia bukan pasien Covid-19, tapi akhirnya ikut kesulitan mencari oksigen untuk anaknya yang sakit TBC. 

Anak Gimin, sudah 4 tahun tak bisa lepas dari penggunaan oksigen. 

Ia mengaku kelimpungan, karena sudah satu bulan kesulitan mencari oksigen. 

"Saya bingung, kesana kemari oksigen habis semua, sudah sebulan ini, nggak ada," ujarnya kepada TribunSolo.com, Minggu (11/7/2021). 

Menurutnya, baru kali ini ia susah mendapatkan oksigen untuk pengobatan anaknya. 

Biasanya, ia membeli di depo pengisian oksigen Untung, yang ada di Desa Kwangen, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen

"Memang biasanya beli disini, selain disini nggak ada lagi," katanya. 

"Biasanya beli tabung yang besar, itu untuk sehari semalam, kalau tabung kecil, cuma bisa sehari saja," tambahnya. 

Jika tidak diberikan bantuan oksigen, Gimin mengaku pernafasan anaknya menjadi sesak. 

"Kalau nggak pakai oksigen, nafasnya terengah-engah, sesak," singkatnya. 

Keadaan seperti ini, membuatnya tidak nafsu makan, melihat kondisi anaknya yang kesakitan.

"Sampai nggak nafsu makan saya, pusing. Kesana kemari  nyari sulit, nggak ada," pungkasnya.

Bupati Tak Bisa Menjamin

Kelangkaan Oksigen di Rumah Sakit (RS) berbagai daerah Solo Raya menjadi sorotan saat ini. 

Stok oksigen yang makin menipis seiring dengan meningkatnya kasus corona. 

Warga dan rumah sakit di Kabupaten Sragen kelimpungan mencari tabung gas oksigen di tengah situasi PPKM Darurat ini.

Bahkan, 3 toko penyedia isi ulang tabung oksigen, baik di Gemolong maupun Sragen Kota tidak lagi dikirim oleh penyedia oksigen Samator.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, Pemkab Sragen tidak bisa menjamin ketersediaan gas oksigen untuk warganya.

"Jaminan apa? Ini bukan tugas pemerintah kabupaten aja, ini sudah tugas pemerintah pusat untuk menjamin oksigen," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (10/7/2021).

Baca juga: Hasil Rukyatul Hilal di Observatorium Assalaam Solo : Besok 1 Dzulhijjah, Idul Adha 20 Juli 2021

Baca juga: Benarkan Angka Kematian Meroket Gegara Oksigen Langka? Begini Penjelasan Petugas Medis di Sragen

Meski begitu, pihaknya tetap mengusahakan kebutuhan oksigen di Kabupaten Sragen dapat mencukupi.

"Tapi tetap kita usahakan, sekarang antar rumah sakit bisa saling bertukar oksigen," ujarnya.

"Di rumah sakit sekarang sudah mulai saling membantu, jika ada tabung yang sisa, diberikan ke rumah sakit yang kekurangan," terangnya.

Meski melihat keadaan sekarang, berat bagi rumah sakit untuk meminjamkan tabung oksigennya ke rumah sakit lain.

"Karena ini faktor deg-degan, nggak setiap hari ada," jelas dia.

Susahnya Cari Oksigen

Kelangkaan gas oksigen, mulai merambat ke Kabupaten Sragen

Beberapa toko pengisian gas di Sragen saat ini sudah tidak melayani pengisian oksigen lagi.

Baca juga: Antisipasi Kelangkaan Tabung Oksigen, Pemkot Solo Sebut Bakal Bangun Depo Oksigen

Baca juga: Teka-teki Pria Pati Tewas Bawa Tabung Oksigen di Solo : Tergeletak di Ruko, Ada Uang & Minyak GPU

Salah satunya dialami depo pengisian oksigen, Untung, yang beralamat di Desa Kwangen, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.

"Sudah 3 minggu kosong, kemarin sudah ke Samator, memang gak bisa, ngelayani rumah sakit dulu," katanya, Sabtu (10/7/2021). 

"Ya hanya bisa ngalah, padahal kita juga melayani yang sakit juga," tambahnya. 

Ia menambahkan, masyarakat masih banyak yang mencari. 

"Tadi malam ada 15 orang yang mencari, biasanya seminggu dikirim 3 kali, kalau covid-19 gini ya sudah," tambahnya. 

Harga Oximeter meroket di Sragen
Harga Oximeter meroket di Sragen (TRIBUNSOLO.COM/SEPTIANA AYU LESTARI)

Sementara itu, gas oksigen juga kosong di 2 toko alat kesehatan di Kota Sragen

Selain itu, harga oximeter di Kabupaten Sragen juga melonjak. 

"Harga normal satunya Rp 150 ribu, sekarang naik Rp 260 ribu," ungkap Rusdiyantoro, pemiliki toko alat kesehatan SIP.

"Bahkan, merk yang paling bagus, bisa mencapai Rp 450 ribu," tambahnya. 

Meningkatnya harga oximeter, disebabkan oleh tingginya permintaan konsumen. 

"Kalau stok saat ini masih aman, tapi kadang-kadang juga kosong, harus pesan dulu," pungkasnya. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved