Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Boyolali Belum Lepas dari Jeratan Corona, Pemkab Buat Tempat Isolasi Terpusat, Tampung 87 Pasien OTG

Pemkab Boyolali menyulap gedung bekas PGRI di Singkil, Desa Karanggeng, Kecamatan Boyolali menjadi tempat isolasi terpusat Brotowali ke 3.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Petugas mempersiapkan kasur untuk isolasi terpusat Brotowali ke 3 di gedung bekas PGRI di Singkil, Desa Karanggeng, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Senin (12/7/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Pemkab Boyolali menyulap gedung bekas PGRI di Singkil, Desa Karanggeng, Kecamatan Boyolali menjadi tempat isolasi terpusat Brotowali ke 3.

Lokasi tersebut bisa digunakan untuk puluhan pasien dengan status orang tanpa gejala (OTG).

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, di gedung itu sudah dipersiapkan dengan matang.

Terlihat di sana ada beberapa tempat tidur yang dipersiapkan oleh petugas kesehatan RSUD Pandan Arang Boyolali.

Kondisi untuk isolasi terpusat Brotowali ke 3 di gedung bekas PGRI di Singkil, Desa Karanggeng, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Senin (12/7/2021).
Kondisi untuk isolasi terpusat Brotowali ke 3 di gedung bekas PGRI di Singkil, Desa Karanggeng, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Senin (12/7/2021). (TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)

Selain itu, juga terdapat lampu di atas sekat tersebut untuk menyinari pasien pada waktu malam berserta kipas angin.

Kabid Pelayanan RSU Pandan Arang Boyolali, Astrid Fitria Purwandari, mengatakan tempat isolasi terpusat merupakan bagian dari pencegahan penularan Covid-19.

"Jadi Gedung bekas PGRI di Singkil, kami ubah menjadi tempat isolasi terpusat yang bernama Brotowali 3," ucap dia kepada TribunSolo.com, Senin (12/7/2021).

Baca juga: Bocoran Sekolah di Boyolali Boleh Tatap Muka Tapi 25 Persen, Pasca Hari Ini Pengenalan Lewat Online

Baca juga: Angka Kematian Tinggi, Peti Mati Jadi Barang Langka di Boyolali, Polisi Sampai Ikut Lembur Membuat

Dia mengatakan lokasi tersebut akan digunakan untuk merawat pasien dengan status OTG.

Selain itu, pihaknya telah menempatkan 60 tempat tidur di lokasi tersebut.

"Direncanakan akan dikembangkan lagi dengan menambah 27 tempat tidur sehingga nanti ada 87 tempat tidur," kata Astrid.

Pihaknya mengerahkan 37 relawan yang terdiri dari tenaga kesehatan, asisten apoteker, ahli gizi, pramusaji, pengemudi, serta cleaning servis.

Selain itu, dalam keamanan, pihaknya mengaku sudah bekerja sama dengan anggota TNI-Polri.

"Tempat isolasi terpusat Brotowali 3 ini akan beroperasi mulai besok, saat ini kami sedang mempersiapkan semuanya baik sarana, prasarana dan juga SDM," ungkapnya.

Bupati Boyolali, M Said Hidayat mengaku pihaknya telah mempersiapkan gedung bekas PGRI sebagai tempat isolasi terpusat.

"Tempat tidur sudah tertata, namun belum terisi, semoga tidak terisi," singkatnya.

Kasus Kematian Tinggi

Sementara, kasus kematian akibat Covid-19 di Boyolali kembali tinggi.

Imbasnya, peti mati pun jadi barang langka, karena tingginya permintaan.

Baca juga: Kisah Polisi di Banyudono Boyolali Ikut Buat Peti Mati: Kondisi Langka, Sudah Cek di Toko dan RS

Kondisi ini membuat anggota Polsek Sambi tergugah, untuk membantu membuatkan peti mati bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Halaman belakang Markas Polsek Sambi pun akhirnya disulap jadi bengkel pembuatan peti mati.

Kapolsek Sambi, Iptu Sunarto mengatakan awal anggotanya berinisiatif membuat peti mati dari informasi kelangkaan peti mati dari Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond.

“Mendengar hal tersebut, saya minta anggota cek toko peti mati di Sambi, ada dua toko, dan habis semua,” ungkap Sunarto pada TribunSolo.com, Minggu (11/7/2021).

Sunarto mengatakan setelah mengecek keadaan toko peti mati, salah satu anggotanya berinisiatif membuatkan peti mati.

Kemudian dia menerangkan dia bersama anggotanya saling gotong royong membuat peti mati tersebut.

"Kami membuat peti mati tersebut untuk masyarakat yang tengah kesulitan mencari barang itu," ujar Sunarto.

Ia mengaku pihaknya mulai membuat peti mati tersebut sejak Senin (5/7/2021).

Sunarto mengatakan kegiatan membuat peti mati dilakukan  tiap malam tiba, setelah jam dinas usai.

"Kami membuat peti ini setiap malam lembur bersama anggota, kami membuat peti ini secara gotong royong," ujar Sunarto.

Untuk membuat peti mati ini, Sunarto mengaku patungan dengan anggotanya.

Dana yang terkumpul dibelikan untuk membeli bahan, seperti papan kayu, paku, kain mori dan lainnya.

“Jadi saya dan beberapa anggota iuran sendiri untuk beli bahan-bahannya, kami sengaja kerjakan malam agar tidak mengganggu tugas pokok,” jelasnya.

Pada saat awal membuat peti, Sunarto mengaku sempat gagal.

Kemudian salah satu anggotanya mendatangkan tukang yang ahli membuat peti mati. 

Dari tukang tersebut para anggota belajar cara membuat peti mati.

"Baik pengukuran papan sampai pelapisan peti dengan kain kafan, pengerjaan dilakukannya bersama anggota yang tengah piket," ucap Sunarto.

Sunarto menegaskan, akan memberikan peti mati ini pada masyarakat Sambi maupun Boyolali yang membutuhkan. 

Dia menambahkan bagi masyarakat boleh mengambil tanpa dipungut biaya apapun alias gratis.

“InsyaAllah kami sedekahkan, yang pertama bagi yang terkena Covid-19 dan yang kedua untuk warga tak mampu," kata Sunarto.

"Jika ada warga yang minta tinggal salah satu anggota keluarga atau petugas desa ambil ke sini, enggak rumit,"

"Tapi do’a saya jangan sampai terpakai, biar masyarakat sehat semua dan pandemi segera berakhir,” imbuhnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved