Berita Boyolali Terbaru
Kasus Kematian Ibu di Boyolali Tinggi, Naik 100 Persen Dibanding Tahun Lalu: Mayoritas karena Corona
Kasus kematian ibu di Boyolali naik signifikan dibandingkan tahun lalu, 2020. Tahun 2021 ini, tercatat ada kenaikan 100 persen.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan, TribunSolo.com, Tri Widodo.
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Kasus kematian ibu di Boyolali naik signifikan dibandingkan tahun lalu, 2020.
Tahun 2021 ini, tercatat ada kenaikan 100 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina, mengungkapkan, kematian yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas, kecuali meninggal akibat kecelakaan itu masuk kategori kematian ibu.
Baca juga: Pria yang Tularkan Corona Varian Delta di Brisbane Australia, Ternyata Baru Datang dari Indonesia
Baca juga: RS Darurat Corona di Asrama Donohudan di Depan Mata, Tapi Nakes Diakui Terbatas, Bagaimana Nasibnya?
Di Boyolali Kasus kematian ibu sejak Januari hingga 28 Juli 2021, terdapat 30 kasus kematian ibu.
"Itu tinggi sekali (30 kasus kematian ibu)," kata Lina, kepada TribunSolo.com, Kamis (29/7/2021).
"Padahal tahun lalu yang juga saat masa Pendemi Covid-19 itu kita hanya 15 kasus kematian ibu," katanya.
Baca juga: 153 Tenaga Kesehatan di Boyolali Positif Covid-19, Diperkirakan Corona Varian Baru: Penularan Cepat
Yang lebih mencengangkan lagi, dari 30 kasus kematian ibu ini 20 diantaranya meninggal karena Covid-19.
Lina menyebut, tingginya kematian ibu akibat Covid-19 ini karena ibu merupakan kelompok rentan terkena masalah kesehatan.
Baik beresiko terpapar Covid-19, maupun penyakit-penyakit lainnya.
"Makanya oleh pemerintah mereka diawasi khusus. Mulai dari kehamilan hingga pasca persalinan," pungkasnya.
Satgas RI Turun Gunung
Wilayah Soloraya dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi perhatian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Satgas Covid-19 Republik Indonesia.
Pasalnya, wilayah tersebut memiliki angka kematian akibat Covid-19 yang cukup tinggi.
Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Covid-19 RI, Letnan Jenderal (Letjen) TNI Ganip Warsito mengatakan, tingginya angka kematian di wilayah Soloraya dan Jogja membuat pihaknya melakukan evaluasi.
“Pandemi ini telah mengalami lonjakan kasus dari bulan Mei hingga saat ini. Meski begitu, masih dapat kita kendalikan," ucap Ganip usai meninjau tempat isolasi terpusat GOR Gelarsena Klaten, Rabu (28/7/2021).
"Namun di wilayah Soloraya dan Jogja masih menunjukan tingkat kematian yang tinggi sehingga kita lakukan evaluasi," tambahnya.
Baca juga: Keluarga Isoman di Klaten yang Viral Tertipu Penjual Tabung Oksigen Mengaku Ikhlas
Baca juga: Kisah Kades Birit Klaten, Bawa Peti Mati Pakai Motor Dinas Sejauh 15 Km: Demi Tolong Warga
Baca juga: 3 Anak Jadi Yatim Piatu Karena Covid-19, Gibran Janjikan Biaya Pendidikan: Sekolahnya hingga Selesai
Baca juga: Awas Kecele, Mulai Malam Ini Jalur Bawah Flyover Palur Karanganyar Ditutup, Ini Jalur Alternatifnya
Ganip mengungkapkan, dari hasil evaluasi dan analisis data yang telah dilakukan diperlukan perbaikan dalam penanganan hulu hingga hilir.
Menurutnya penanganan tersebut harus dilakukan secara kolaboratif.
"Seharusnya adanya penanganan yang terintegrasi dengan hulu sebagai garda terdepan," ujar Ganip.
Ganip mengatakan dalam penanganan Covid-19 begitu kompleks karena menyangkut sejumlah aspek.
Ia menyebut penanganan Covid-19 yang dimaksud mulai dari politik, ekonomi hingga pertahanan dan keamanan.
“Kita lakukan vaksinasi terus-menerus kepada rakyat, mulai Bulan Agustus nanti akan kita gencarkan lagi, mulai dari adanya sentra vaksinasi, serbuan vaksin hingga door to door kita tempuh agar masyarakat tervaksin sehingga bisa membentuk kekebalan kelompok,” kata Ganip
Lanjut, pihaknya mengajak kepada semua elemen untuk saling gotong-royong dalam mengurangi laju penularan Covid-19.
Salah satu kuncinya yakni disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
Terutamanya dalam menggunakan masker itu sudah menjadikan kewajiban karena itu menjadi proteksi utama.
(*)
