Berita Sukoharjo Terbaru
Kisah Sukses Jamu Sabdo Palon Asal Nguter Sukoharjo : Dari Emperan, Kini Jadi Distributor Terbesar
Wilayah Kecamatan Nguter di Kabupaten Sukoharjo, selama ini menjadi pusat produksi jamu dari rempah-rempah alami.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Wilayah Kecamatan Nguter di Kabupaten Sukoharjo, selama ini menjadi pusat produksi jamu dari rempah-rempah alami.
Berkat keuletan dan tangan dingin peraciknya, jamu asal Nguter menjadi primadona di pasaran terlebih saat pandemi sepertini.
Dari sekian banyak jenis jami, ada nama Sabdo Palon, merupakan merk tersohor selama puluhan tahun ada.
Pemiliknya adalah Arini (66), warga Desa/Kecamatan Nguter.
Baca juga: Tak Ada Panggilan, Puluhan ABK Pesiar Mewah Asal Nguter Sukoharjo Merana, Kini Alih Profesi Seadanya
Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh Khas Nguter Sukoharjo untuk Jaga Stamina, Kini Banyak Dicari saat Pandemi
Sebelum menjadi besar, Arini dulunya merupakan pedagang emperan di Pasar Nguter.
"Dulu saya jualannya macam-macam, ada bumbon (bumbu-bumbuan), sayur, dan jamu," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (5/8/2021).
Pada tahun 1976, Arini sering mendapatkan orderan bahan jamu.
Dari situ, ia mengembangkan untuk membuat produk jamu.
Racikan jamu yang ia jual, dia pelajari secara otodidak dari para pelanggannya.
"Saya belajar ngeracik jamu dari orang yang beli atau pesan ke saya," aku dia.
"Saya juga suka membaca, lalu saya inovasi sendiri," jelasnya.
Pada tahun 1982, dia mulai membuat branding sendiri untuk produk jamu yang ia beri nama Sabdo Palon.
"Dulu itu mencari izinnya masih susah, saya baru dapat izin setelah reformasi tahun 1998," jelasnya.
Kini produk jamu Sabdo Palon telah memilki lebih dari 100 produk jenis dari racikan, sirup, hingga jamu bubuk siap sedu.
Kendati demikian, produk jamu Sabdo Palon ini lebih laris di luar kota.
"Pemasaran ke seluruh Indonesia, tapi ada juga yang kulakan dari Pasar Nguter, terus dibawa ke Malaysia," jelasnya.
Sabdo Palon ini terus berkembang berkat dukungan enam anak Arini.
Baca juga: Bak Adegan Film Action, Polisi dan Pengendara Vixion Kejar-kejaran di Sukoharjo, Inilah Penyebabnya
Baca juga: Pernikahan Gadis di Boyolali Kandas Gara-gara Bertemu Mantan, Padahal Undangan Sudah Kadung Disebar
Keenam anaknya juga bergulat dibidang jamu, yang terus memberikan berbagai macam inovasi.
Salah satu anak Arini, Ibnu mengatakan, kini jamu Sabdo Palon terus mencoba mengikuti tren, dengan pasar milenial.
Berbagai cara dan bentuk pemasaran dilakukan, agar jamu ini juga digandrungi kaum melenial.
Seperti dengan pembuatan cafe jamu, dan jamu untuk milenial.
"Saingan kita yang paling berat adalah produk kimia yang lebih praktis, dan jamu ilegal," ujarnya.
"Tapi kita konsisten dengan produak jamu alami, karena kita mempertahankan mutu," tambahnya.
Ibnu mengatakan, setiap inovasi jamu yang dibuat, sang ibu selalu berpesan agar selalu memperhatikan kualitas, rasa, dan mutunya.
Saat disinggung pendapatan dari penjualan jamu ini, Ibnu enggan membeberkan.
"Yang jelas, tren penjualan jamu ini turun saat pandemi," terang dia.
Manfaat Wedang Uwuh
Manfaat wedang uwuh terbukti untuk kesehatan tubuh di tengah pandemi Covid-19.
Wedang uwuh dipercaya memiliki banyak khasiat karena kandungan rempah-rempah di dalamnya.
Kini saat pergantian musim, wedang uwuh berbagai wujud banyak dicari.
Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh untuk Kesehatan Tulang, Ternyata Bisa Mencegah Pengeroposan Tulang
Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh ala dr Zaidul Akbar agar Badan Tak Mudah Pilek, Simak Resep Membuatnya
Alhasil, minuman yang terdiri dari berbagai tanaman jamu ini, laris manis di pasaran, seperti di Pasar Jamu Nguter, Kabupaten Sukoharjo.
Menurut salah satu pengusaha jamu Nguter, Ibnu, wedang uwuh terdiri dari daun jeruk, jahe, kapulaga, cengkeh, sere, kayu manis, dan secang.
Tanaman-tanaman itu memiliki banyak manfaat, dan dijadikan sebagai obat tradisional.
"Manfaatnya wedang uwuh sendiri banyak. Seperti menyegarkan badan, anti inflamasi, kolesterol, antioksidan, menghilangkan nyeri, anti bakteria, dan memulihkan stamina," katanya, Senin (2/8/2021).
Satu paket wedang uwuh, yang bersisi 10 saset racikan wedang uwuh biasa dijual diharga Rp25-30 ribu.
Cara membuatnya pun cukup mudah, tinggal diseduh menggunakan air panas, dan wedang uwuh siap diminum.
Selain wedang uwuh, minuman jamu lainnya juga banyak dicari masyarakat.
"Ini yang sedang ramai, katanya untuk Covid-19," ujarnya.
"Seperti sambiroto, temu lawak, jahe, kencur, kunir," pungkasnya. (*)