Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Cerita Warga Boyolali di Radius 3 Km dari Puncak Merapi: Sering Dengar Gemuruh dan Rasakan Getaran

Belakangan ini, erupsi Gunung Merapi menunjukkan intensitas yang cukup tinggi. Hampir setiap hari melontarkan Awan Panas Guguran (APG).

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tri Widodo
Puncak Merapi dilihat dari Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO. COM, BOYOLALI- Belakangan ini, erupsi Gunung Merapi menunjukkan intensitas yang cukup tinggi. Hampir setiap hari gunung yang berada di wilayah Kabupaten Boyolali, Magelang, Klaten dan Sleman itu melontarkan Awan Panas Guguran (APG).

Warga di Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo yang berada paling dekat dengan puncak Merapi selalu mendengar suara gemuruh tiap kali Merapi mengeluarkan APG.

Tidak cukup disitu saja, warga juga kerap merasakan getaran saat erupsi yang cukup besar terjadi.

Baca juga: Bukan Boyolali dan Klaten, Tapi Magelang yang Diguyur Abu Merapi, Sudah Berlangsung Berhari-hari

Baca juga: Status Merapi Siaga, Tradisi Larung Kepala Kerbau di Boyolali Tetap Digelar Malam Ini

Warga Dukuh Stabelan, Gimu Wartoyo mengatakan, masyarakat hampir tiap hari warga selalu mendengar suara gemuruh dari puncak Merapi. Baik pada malam hari maupun siang hari.

Untuk itu, surat-surat penting dan harta benda berharga, beberapa pakaian sejak November 2020 lalu telah kemasi.

“Kita kan tidak tahun kapan Merapi Erupsi. Nanti kalau dari pemerintah sudah minta evakuasi kami bisa langsung mengungsi,” katanya.

Baca juga: Cerita Warga Desa Tlogolele Boyolali, Dengar Suara Gemuruh saat Merapi Muntahkan Awan Panas

Masyarakat lereng Merapi yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III memang terlihat masih biasa-biasa saja dalam menghadapi status Siaga gunung Merapi.

Meski tempat tinggalnya cukup dekat dengan puncak Merapi, yakni hanya 3 kilometer dari Puncak Merapi tidak membuat panik.

Warga, khususnya yang laki-laki setiap malam melakukan ronda. Berada di jalan-jalan sambil menyalakan api unggun.

“Api unggun ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang yang dinyalakan setiap Merapi bergejolak,” kata Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edi Saputro.

Erupsi Beruntun

Empat kali awan panas guguran (APG) dimuntahkan Gunung Merapi secara beruntun pada Kamis (12/08/2021).

Lontaran material yang dilontarkan erupsi  merapi kalu ini paling jauh hingga 3 kilometer.

Cuitan akun resmi BPPKTG, menyebutkan erupsi pertama pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB terjadi pukul 01.07 WIB.

Baca juga: Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas, Magelang Dilanda Hujan Abu

APG tercatat di Seismogram berdurasi 157 detik  dengan amplitudo maksimal 67.

Sementara, jarak luncur awan panas maksimal 2,5 km ke arah barat daya.

Erupsi Gunung Merapi kemudian terjadi lagi pada pukul 01.16 WIB dengan durasi 111 detik dan Amplitudo 43 mm. 

Jarak luncur awan panas kali ini lebih pendek, yakni 1,8 km.

Baca juga: Update Merapi Bulan Juni : Guguran Awan Panas Terlihat Jelas,Warga Boyolali Tetap Beraktivitas Biasa

Lalu pada pukul 01.53 WIB terjadi lagi APG. Durasinya kali ini lebih lama, yakni 232 detik dengan amplitudo 57 mm. 

Jarak  luncurnya juga mencapai 3 km. Erupsi merapi dalam periode pengamatan kali ini berakhir pada pukul 02.46 WIB.

Mengakhiri runtutannya, durasi APG lebih pendek. Yakni 110 detik dengan amplitudo 19 mm dan jarak luncur maksimal 1,8 km ke barat daya. 

Baca juga: Nahas, Akibat Ngonten Pemuda Asal Klaten Meninggal : Jatuh ke Jurang di Puncak Kali Talang Merapi

Pada periode pengamatan ini, gunung merapi dapat terlihat dengan jelas, kabut 0-I. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 m di atas puncak kawah. 

Secara meteorologi, cuaca Gunung Merpai cerah dan berawan. Angin bertiup sedang ke arah barat.

Suhu udara 16-19 °C, kelembaban udara 60-90 persen, dan tekanan udara 655-719 mmHg.

Baca juga: Merapi Muntahkan Awan Panas Dini Hari Tadi, Warga Boyolali Tetap Beraktivitas Seperti Biasa 

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam  keterangannya mengungkapkan, empat kali luncuran APG ini masih mengarah ke barat daya.

Potensi bahaya guguran lava dan awan panas ada pada sektor tenggara-barat daya ke arah sungai Woro sejauh 3 km.

"Sedangkan potensi bahaya arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Dan Putih sejauh 5 kilometer," ujar Hanik dalam keterangan resmi  BPPTKG. 

Baca juga: Update Merapi Bulan Juni : Guguran Awan Panas Terlihat Jelas,Warga Boyolali Tetap Beraktivitas Biasa

Tidak hanya itu, potensi bahaya lainnya jika terjadi erupsi eksplosif loncatan material bisa menjangkau radius 3 km dari puncak.

Untuk itu, Hanik meminta masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. 

Masyarakat juga diminta melakukan antisipasi  gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved