Berita Boyolali Terbaru
Update IGD RS di Boyolali : Covid-19 Turun, Dinkes Klaim Nyaris Tak Ada Pasien yang Terpapar Masuk
Dinkes menyebut pasien Covid-19 yang masuk IGD RSUD Pandan Arang hanya satu atau dua pasein, bahkan hampir tidak ada.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kasus Covid-19 di Kabupaten Boyolali tercatat menurun drastis.
Itu terlihat dari IGD rumah sakit yang akhir-akhir ini hampir tidak ada pasien Covid-19 masuk.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Insan Adi Asmono menyebut pasien Covid-19 yang masuk IGD RSUD Pandan Arang hanya satu atau dua pasein, bahkan hampir tidak ada.
Kondisi ini sangat berbeda jauh pada saat puncak kasus Covid-19 lalu yang menjadikan IGD Crodit bahkan hingga dibuatkan tenda darurat.
"Saya melihatnya di IGD. Kalau IGD penuh, bisa dipastikan yang di dalam (dirawat) juga sangat banyak," ujar dia kepada TribunSolo.com, Kamis (16/8/2021).
Baca juga: Kata Tokoh Partai Ummat Solo, Soal Bergabungnya Elite PAN di Gerbong Koalisi Pro Jokowi-Maruf
Baca juga: Unik! Warung di Alun-alun Kidul Solo Ini Jual Mie Ayam Rendang dan Balado, Penasaran dengan Rasanya?
Masih adanya pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit ini, didominasi pasien yang lama atau pasien dengan penyakit penyerta yang tak kunjung membaik karena faktor usia.
"Yang kemarin sudah tua, mungkin penyakit penyertanya kembali lagi," katanya.
Selain turunnya pasien Covid-19, tingkat kematian juga terus melandai diangka 5,6 persen.
Sedangkan tingkat kesembuhan terus bertambah yang mencapai 92,4 persen.
"Hari ini, ada 67 pasien yang sembuh. Sedangkan yang meninggal ada 1," aku dia.
Keteteran Olah Data
Tenaga kesehatan (Nakes) di Boyolali tidak hanya disibukan dengan penanganan Covid-19.
Mereka juga memiliki beban lainnya, soal pengolahan data Covid-19.
Para Nakes ini dituntut cepat untuk mengolah data melalui aplikasi agar laporannya segera terkirim.
Baca juga: Jadi Yatim Piatu karena Corona, Bupati Etik Suryani Jamin Pendidikan 31 Anak di Sukoharjo
Baca juga: Pilunya Dalang di Klaten, Tak Bisa Pentas karena Corona: Gadaikan Sertifikat Rumah Demi Sekolah Anak
Plt Kepala Dinkes Boyolali, Insan Adi Asmono menyebut, saat ini nakes dihadapkan pada pengolahan data yang begitu rumit.
Bukan hanya itu saja, pengisian data di aplikasi juga memakan waktu dan tenaga.
"Nakes ini harus bekerja berkali - kali," papar Insan, Kamis (26/8/2021).
Baca juga: Jokowi Perintahkan Harga Tes PCR Corona Turun, Kini Berapa di Solo? Gibran : Tak Sampai Rp 495 Ribu
Dia mencontohkan, saat ini untuk memasukan data ke aplikasi nakes harus jelas by name, itu dimasukan satu per satu ke kolom aplikasi.
"Selain itu, aplikasi juga terdapat captcha untuk memastikan data itu dimasukkan oleh petugas," papar dia.
Insan menjelaskan, saat ini ada palikasi di Pemkab Boyolali dan ada aplikasi dari Pemprov.
Baca juga: Corona Mengganas, Eks Timnas U-19 Indonesia Besutan Shin Tae-yong Ini Kembali ke Eropa
"Data itu tak bisa diseret begitu saja ke aplikasi milik provinsi. Petugas harus memasukkan lagi satu per satu data itu ke aplikasi milik Pemprov tersebut setelah memasukan data di aplikasi Pemkab Boyolali,” ujar Insan.
“Kalau hanya satu atau dua personel saja mudah. Nah kalau ribuan bahkan hingga 1 juta data, petugas kami (Nakes) yang mblenger,” tambah Insan.
Akibatnya, belasan ribu data Covid-19 di Boyolali saat ini belum terinput di sistem aplikasi milik Pemprov Jateng.
Belum lagi, lanjutnya, masalah data tracing kontak erat pasien juga musti dimasukkan satu per satu ke dalam beberapa aplikasi yang butuh waktu. (*)