Berita Wonogiri Terbaru
Nasib Pilu Warga Wonogiri, Sudah Jalan Lewat Hutan & Bukit Demi Air Bersih: Ternyata Sumur Kering
Winih dan Kaniyem , Warga Guno Lor RT 1 RW 1 Desa Guno, Kecamatan Jatiroto kecele saat hendak mengambil air di sungai kecil di daerahnya.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Winih dan Kaniyem , Warga Guno Lor RT 1 RW 1 Desa Guno, Kecamatan Jatiroto kecele saat hendak mengambil air di sungai kecil di daerahnya.
Pasalnya, yang mereka temui bukanlah sumur yang berisi air, melainkan sumur kering yang tidak ada airnya.
Sumur itu merupakan salah satu sumber air yang bisa mereka andalkan saat musim kemarau seperti ini, karena sumber air dari perbukitan sudah tidak mengalir lagi.
Baca juga: Cerita Warga Desa Guno Wonogiri, Harus Berjalan Melalui Hutan dan Bukit untuk Dapat Air Bersih
Baca juga: Puluhan Desa di Klaten Rawan Kekeringan, BPBD Klaten Siapkan 750 Tangki Air Bersih
Disampaikan oleh Winih (70) dirinya mengaku sudah sekitar empat bulan mengalami krisis air bersih. Seharinya ia harus mengambil air dari sumur yang berada di sungai kecil itu untuk memenuhi kebutuhan masak dan minumnya.
"Kurang lebih sudah ada empat bulan, setiap hari ya kesini buat minum dan masak," ungkap Winih pada Jumat (28/8/2021).
Winih mengaku bahwa dirinya juga harus mengantre bersama warga lain saat mengambil air dari sumur itu. Memang, bukan hanya keluarga Winih yang mengalami kekurangan air bersih.
Baca juga: 13 Desa di Klaten Alami Kekeringan, BPBD Sudah Salurkan 4 Juta Liter Air Bersih Sejak Agustus 2020
Dengan dua buah ember yang sudah dimodifikasknya dan sebilah kayu untuk memikul ember yang nantinya akan diisi air, Winih berjalan ke sumber air, namum yang ia temui malah sumur yang kering.
"Ini habis paling sudah diambil sama yang lain," singkatnya.
Dalam sehari, Winih mengaku tak hanya sekali dua kali berjalan ke sumber itu demi sepikul air bersih. Berjalan kaki menembus hutan sejauh ratusan meter harus dia lakoni.
Baca juga: Kolaborasi Gojek, Driver dan Mitra GoCar Solo Raya Bantu Kekeringan di Desa Mondokan Sragen
Namun seluruh perjuangannya tak selalu berbuah sepikul air bersih yang dapat ia bawa pulang. Tak kebagian air, kata dia, sering dialaminya.
"Sehari bisa bolak-balik untuk ambil air, kadang juga cuma bolak-balik untuk ngecek ada airnya atau tidak," kata dia.
Sebenarnya, ada sumber air lain yang bisa dimanfaatkan. Namun karena letaknya yang cukup jauh, membuat Winih lebih memilih sumber air terdekat.
"Ada di sungai, tapi jauh dan jalannya terjal, nggak sebanding nanti airnya dijalan tumpah-tumpah," imbuhnya.
Meskipun begitu, dirinya mengaku tak sampai membeli air bersih. Dirinya selalu mengandalkan sumber-sumber air yang ada disekitarnya.
Jalan Jauh
Demi mencukupi kebutuhan air bersih, warga Dusun Guno Lor RT 1 RW 1 Desa Guno, Kecamatan Jatiroto rela berjalan ratusan meter dengan menempuh medan yang tidak mudah.
Hal itu dilakukan mereka karena ketika musim kemarau seperti ini, mereka mengalami krisis air bersih.
Biasanya, mereka mengandalkan sumber-sumber mata air yang ada di perbukitan.
Baca juga: Musim Kemarau, Ratusan Rumah Tangga Desa Guno Jatiroto Wonogiri Kesulitan Air Bersih
Baca juga: Fenomena Aneh, Tumbuhnya Enceng Gondok Waduk Cengklik Boyolali, Lebih Cepat Dibandingkan Pembersihan
Namun, ketika memasuki musim kemarau debit air dari sumber air tersebut tak mengalir.
Disampaikan oleh Winih (70) untuk kebutuhan memasak, minum dan mandi dirinya harus mengambil air bersih dari sungai kecil yang sebelumnya sudah dibuat lubang-lubang kecil agar dapat menampung air.
Lubang itu mampu menampung air yang muncul dari sumber mata air yang ketika musim kemarau hanya mengalir kecil.
Baca juga: Warga Terdampak Kekeringan Panjang, DPC PDI Perjuangan Solo Grojog 50 Ribu Liter Air Bersih
Lokasi pengambilan air itu jaraknya tidak dekat, kurang lebih mencapai 500 meter dari rumahnya.
Medan yang dilaluinya pun juga tak mudah, ia harus melewati hutan dan beberapa tanjakan karena letaknya di perbukitan.
Seharinya, Winih mengambil air hanya dengan ember yang sudah dimodifikasi sehingga dapat ia pikul.
Baca juga: Ditanya Ganjar, Pasien Covid-19 di Technopark Sragen Curhat Kekurangan Bantal & Air Bersih
"Nggak ada air, itu selang-selang banyak tapi airnya tidak mengalir, jadi ya harus ambil di kalen (sungai kecil) itu," ungkap Winih kepada TribunSolo.com Jumat (27/8/2021).
Winih mengaku kondisi seperti ini ia alami setiap musim kemarau. Dalam sehari, praktis Winih harus kembali sebanyak tiga kali, yakni waktu pagi, siang dan sore.
Tak hanya Winih, beberapa warga lain pun juga mengandalkan air dari sungai kecil itu. Seperti yang dialami Kaniyem (65). Setiap hari dirinya mengaku mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: PDAM Solo Droping Air Bersih di 8 Titik Wilayah di Solo yang Terdampak Gangguan Proyek Transmisi
"Mulai dari pagi sudah antre, kadang tidak kebagian, kan yang ambil dari warga sini banyak," ungkap Kaniyem Jumat (28/8/2021).
Sama seperti Winih, Kaniyem juga menggunakan air yang diambilnya untuk kebutuhan masak dan minum.
Sedangkan untuk kebutuhan cuci dan mandi, mereka harus berjalan lebih jauh ke sungai yang airnya masih banyak.
"Kalau mandi sama cuci baju ke sungai yang lebih besar disana, tapi jaraknya jauh, 2 kilometer kurang lebih", kata Kaniyem.
"Kalau pakai air dari kalen tidak cukup, kan ya harus dibagi-bagi," imbuhnya.
Mereka berharap, pemerintah dapat segera memberikan solusi jangka pendek.
Misalnya pengiriman air bersih menggunakan tangki-tangki. Tak hanya itu, solusi jangka panjang juga sangat dinantikan mereka.
"Semoga dibikinkan sumur, biar tidak perlu susah-susah seperti ini," ucap Winih menambahkan. (*)