Berita Klaten Terbaru
Tak Hanya Sukoharjo dan Wonogiri, Warga di Klaten Juga Kesulitan Air Bersih, Dampak Kemarau Panjang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten telah mendistribusikan air bersih hingga 441 tangki.
Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo Sri Maryanto, dalam satu minggu ini, BPBD telah melakukan droping air bersih di tiga desa.
Tiga desa itu yakni di Dukuh Babalan dan Tawang, Desa Tawang, Kecamatan Weru.
Kemudian di Dukuh Tugusari, Desa Kamal, Kecamatan Bulu, dan di Dukuh Jarum, Desa Kedungjambal, Kecamatan Tawangsari.
"Kita masih memasuki puncak musim kemarau, yang diprediksi akan berlangsung hingga bulan September mendatang," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (30/8/2021).
Ratusan KK terdampak, akibat krisis air bersih ini.
Baca juga: Alasan Sekolah Tatap Muka di Wonogiri Belum Bisa Digelar, Bupati Jekek : Terpentok Aglomerasi
Baca juga: Catat Warga Solo! Mensos Risma Janji Bikin Rusun Tahun 2022 : Lantai I Khusus untuk Disabilitas
Di Desa Tawang, Kecamatan Weru warga yang terdampak sekitar 212 KK/849 jiwa.
Kemudian, Desa Kedungjambal, Kecamatan Tawangsari sekitar 80 KK/202 jiwa terdampak.
Sedangkan Desa Kamal, Kecamatan Bulu 60 KK/242 jiwa terdampak.
"Bahkan ada pula 1 masjid di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru yang juga meminta droping air bersih," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Sri Maryanto, masjid tersebut juga mengalami krisis air bersih.
Biasanya warga sekitar masjid juga mengambil air bersih di masjid.
Dari Senin (23/8) hingga Minggu (29/8), BPBD dan CSR sudah menyalurkan 41 tengki air bersih, yang berjumlah 164 ribu liter.
"Sudah kira droping 1 tangki ke masjid tersebut," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Desa Tegalsari, Kecamatan Weru Nugroho Dwi Susilo membenarkan bahwa satu masjid di desanya krisis air bersih.
"1 titik saja di Kadus 4. Krisis air bersih sudah tidak seperti dulu. Sekarang ada pansimas," kata Nugroho, singkat.