Berita Sragen Terbaru
Tatap Muka di Sragen Digilir, Pembelajaran di Sekolah Secara Tatap Muka Hanya 3 Jam Saja
Hampir seluruh sekolah di Kabupaten Sragen, diizinkan menggelar tatap muka setelah PPKM Level 3.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
PTM terbatas di Sragen menggunakan sistem pengajuan dari masing-masing sekolah kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen.
Kriteria pemberian izin berupa seberapa banyak orang tua setuju sekolah menggelar tatap muka, serta kesiapan sarana dan prasarana protokol kesehatan di sekolah.
Baca juga: 11 Sekolah di Kabupaten Sragen Ditunjuk Jadi Pelopor Sekolah Penggerak, Apa Itu?
Baca juga: Di Tengah Menyambut Tatap Muka, Sekolah di Boyolali Porak-poranda, Kaca Dipecah Orang Tak Dikenal
Jika semua persyaratan terpenuhi, maka Disdikbud Sragen mengeluarkan izin untuk sekolah menggelar PTM terbatas.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Suwardi mengatakan sebanyak 87 persen dari total sekolah yang ada di Sragen siap menggelar PTM besok.
"Sudah selesai diverifikasi, ada 1.365 sekolah, dari Paud, TK, SD dan SMP yang akan menggelar tatap muka besok senin, dari total sekolah yang ada di Sragen 1.561 sekolah," ujarnya kepada TribunSolo.com, Minggu (5/9/2021).
Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Solo Besok Dimulai, Gibran Beri Syarat ke Orangtua, Wajib Antar Jemput Anaknya
Sedangkan, yang belum menggelar PTM sebanyak 196 sekolah, atau sekitar 13 persen.
Jenjang PAUD dan TK, dari total sebanyak 906 sekolah, yang siap menggelar pembelajaran tatap muka sebanyak 727 sekolah, atau 80,2 persen.
Dari total sebanyak 563 sekolah jenjang SD di Sragen, yang siap menggelar PTM sebanyak 98,8 persen, yakni sebanyak 556 sekolah.
Di tingkat SMP, yang belum siap menggelar tatap muka hanya 10 sekolah, dari total sebanyak 92 sekolah.
Baca juga: Kapan Anak Sekolah Usia 12 Tahun di Sragen Disuntik Vaksin? Ini Kata Bupati Yuni
Meski begitu, sebenarnya seluruh sekolah di Kabupaten Sragen sudah siap menggelar PTM Terbatas.
"Karena memang sekolah di Sragen sebenarnya sudah siap jauh-jauh hari, makanya Sragen bukan menunjuk sekolah, namun pengajuan dari sekolah itu sendiri," jelasnya.
Pelaksanaan PTM terbatas diikuti 50 persen dari jumlah kapasitas maksimal setiap kelasnya.
Sekolah Penggerak
Sebanyak 11 sekolah di Kabupaten Sragen ditunjuk sebagai Sekolah Penggerak tahun 2021.
Sekolah penggerak merupakan program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Program Sekolah Penggerak telah dimulai pada semester awal tahun 2021 di Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Purbalingga.
Baca juga: PLN Peduli Berikan Bantuan Edukasi Sekolah Sungai Siluk Yogyakarta
Baca juga: Potret Sekolah Tatap Muka di SD Warga Solo, Setiap Meja Pakai Sekat: Siswa Antusias
Pada paruh kedua 2021, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten yang ditunjuk menjalankan program Sekolah Penggerak tersebut di wilayah Solo Raya.
Untuk melihat sejauh mana persiapan sekolah, Komisi X DPR RI melakukan koordinasi dengan Pemkab Sragen, pada Jumat (3/9/2021).
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramesti mengatakan di Sragen akan ditunjuk sebanyak 11 sekolah.
Baca juga: SDN 1 Karanganom Klaten Uji Coba Sekolah Tatap Muka: Digelar Terbatas, Dibagi 4 Kelas
"Kalau di Sragen akan ada 11 sekolah, dari tingkat TK, SD, dan SMP, ini baru akan dimulai," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (3/9/2021).
Belum ada data pasti, sekolah mana saja yang akan ditunjuk Pemprov Jawa Tengah melaksanakan program Sekolah Penggerak.
Menurutnya, saat ini guru-guru di sekolah penggerak di Sragen telah selesai menjalani pembinaan teknis selama 8 hari.
Baca juga: Suasana Sekolah Tatap Muka di Boyolali: Pembelajaran Dibagi 2 Sesi, Ada Jarak saat Duduk di Kelas
Sekolah penggerak sendiri merupakan salah satu program dari merdeka belajar, yang kedepannya akan memberikan keleluasaan sekolah dan mengedepankan kreativitas guru.
"Yang perlu disiapkan adalah guru-gurunya, guru harus membuat metode belajar baru, supaya metode belajar bisa up to date, dan tidak melulu itu itu saja," paparnya.
Sekolah tidak lagi berpatokan pada buku dan kamus, namun bisa dipadukan dengan kecanggihan teknologi.
"Karena saat ini sudah canggih, jadi belajar bisa menggunakan handphone, bagaimana mengenali daun, tidak usah buka buku dan kamus, cukup dengan handphone, bisa tahu semuanya," ujar Agustina.
Dengan menggunakan metode mengajar baru yang lebih kreatif, membuat siswa berfikir secara terbuka, dengan harapan siswa tidak merasa bosan. (*)