Berita Klaten Terbaru
Blak-blakan, Bank Jateng Buka Suara Ada 53 Nasabah di Klaten Korban Skimming, Kerugian Rp 1,6 Miliar
Bank Jateng akhirnya membuka secara blak-blakan terhadap kasus raibnya uang nasabah di antaranya dialami PNS dan bidan di Kabupaten Klaten.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bank Jateng akhirnya membuka secara blak-blakan terhadap kasus raibnya uang nasabah di antaranya dialami PNS dan bidan di Kabupaten Klaten.
Sekretaris Perusahaan Bank Jateng, Herry Nunggal Supriyadi mengungkapkan, pihaknya menemukan ada 53 rekening nasabah yang memiliki transaksi yang mencurigakan.
"Kami menemukan ada 53 rekening milik nasabah yang terindikasi terkena skimming," ungkapnya saat berada di Bank Jateng Cabang Klaten kepada TribunSolo.com, Rabu (8/9/2021).
Tak main-main, 53 rekening tersebut terdapat total uang nasabah yang hilang Rp 1,6 miliar.
Ia menuturkan hampir 75 persen nasabah yang uangnya di rekeningnya lenyap itu milik Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Hampir sebagian besar rekening itu dipunyai ASN, ada juga yang pegawai swasta," kata dia.
Dari kejadian tersebut, ia mengaku sudah mengumpulkan pemilik rekening tersebut dan dilakukan pengembalian uang.
Hal ini dilakukan agar menjaga kenyamanan para nasabah yang menjadi korban skimming.
"Uang itu sudah kami kembalikan ke mereka," ujarnya.
Baca juga: Nasib Guru yang Cabuli Siswa SD di Ujung Tanduk, BKD Wonogiri : Pelaku Terancam Dipecat dari PNS
Baca juga: Kesaksian PNS Klaten : Uang di ATM Jutaan Rupiah, Tapi Mau Ditarik Tiba-tiba Hanya Ada Rp 105 Ribu
Dia memastikan pihak internal bank tidak ada yang terlibat dalam kasus hilangnya uang di rekening nasabah Bank Jateng.
Ia mengatakan pihak bank akan melakukan inspeksi ke ATM milik bank plat merah milik provinsi.
"Internal tidak ada yang terlibat, ini murni eksternal," aku dia.
Janji Mengembalikan
Adapun lanjut dia, Bank Jateng memastikan bakal mengembalikan uang sebagai komitmen perusahaannya dalam melayani nasabah.
"Uang milik nasabah yang hilang di rekeningnya akan kami ganti," jelasnya.
Lanjut, Herry mengatakan dalam mekanisme pengembalian uang tersebut, nasabah melaporkan ke Bank Jateng terdekat.
Ia menuturkan, usai mendapatkan laporan tersebut, pihak bank akan mengverifikasi data rekening tersebut dahulu.
"Jika hasil verifikasi terdapat indikasi korban slimming, nanti akan segera diproses dan uang yang hilang akan dikembalikan," ujar Herry.
Kesaksian PNS
Nasib apes dialami seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS di Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.
Di saat ia akan mengambil uang untuk kebutuhan sehari-hari, ternyata uang dalam rekeningnya tiba-tiba raib.
Pria yang bernama Suju kaget melihat saldo di rekeningnya kini tinggal Rp 105 ribu saja.
"Saya ke sini rencana mau mengambil uang, setelah dicek ternyata uang dalam saldo rekening saya tinggal Rp 105 ribu," kata dia kepada TribunSolo.com, Rabu (8/9/2021).
Suju mengaku awalnya dia mengetahui informasi bahwa adanya pembobolan ATM di salah satu bank di Klaten.
Baca juga: Pesan untuk Warga Klaten yang Tanahnya Terdampak Tol Solo-Jogja : Cek Dulu Sebelum Tanda Tangan
Baca juga: Ikut Curi Motor, Kuli di Sukoharjo Ini Berakhir di Jeruji Besi, Sama Pelaku Hanya Diberi Rp 100 Ribu
Melihat informasi tersebut, esok harinya ia mengecek saldo rekening tersebut.
"Kemarin saya dapat kabar dari teman untuk mengecek saldo rekening," aku dia.
"Saya mengecek di ATM di Samsat tapi ternyata rusak, lalu hari ini saya datang ke sini untuk mengecek saldo saya," kata dia membeberkan.
Ia menerangkan uang yang tersimpan di rekeningnya sekitar Rp 5,8 juta.
Kemudian ia sempat melakukan mengambil uang di ATM di Samsat Klaten pada Rabu (1/9/2021).
"Terakhir saat cek rekening saya sekitar satu minggu lalu, saldo masih Rp 5,8 juta," ujar Suju.
Dia berharap uang yang berada di rekening bisa kembali, karena akan digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
"Sementara, untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari, saya menggunakan uang yang disimpan istri saya," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan TribunSolo.com pukul 10.00 WIB di lokasi bank tempat pemboblan, ada sejumlah orang sudah mengantre di bank tersebut.
Nampak nasabah yang menggunakan pakaian putih sedang menunggu antrean di sana.
Diselidiki Polisi
Kasus hilangnya uang dari rekening bank di Klaten sudah dilaporkan ke Polres Klaten.
Ada 4 orang yang melaporkan kasus ini dan kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta.
Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, kasus ini terungkap dari adanya pesan berantai di aplikasi WhatsApp.
Baca juga: Mahasiswi UNS Jadi Korban Skimming, Uang Rp 7 Juta di Rekening BTN Tiba-tiba Tersisa Rp 2000 Saja
Baca juga: Untuk Nasabah, Waspadai Modus Skimming yang Marak Dilakukan Belakangan Ini
Pesan tersebut beredar pada Selasa (7/9/2021) siang.
Dalam pesan tersebut tertulis:
Kepada sedulur smua harap menghindari ambil uang diatm SPBU jonggrangan klaten
dikarena ada beberapa atm yg disciming
beberapa teman kehilangan saldo sampai puluhan juta, sementara dalam proses pengaduan….terima kasih….semoga bermanfaat
Baca juga: Dirut BRI Ungkap Jumlah Dana yang Dibobol akibat Skimming Capai Rp 100 Juta
Ada juga pesan berantai lainnya yang meminta untuk warga mengecek saldo mereka:
Mhn dicek juga yg punya ATM BPD terutama yg tlah ambil di ATM SAMSAT KLATEN DAN PEMDA telah terjadi pembobolan sebesar Rp 500 rb dan 70 jt.korban seorang bidan desa. Tlg cek bg yg pernah ambil sepekan..data valid
Kasus tersebut kini ditangani Polres Klaten.
Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Andriyansyah Rithas Hasibuan mengatakan, sampai saat ini sudah ada 4 orang yang melaporkan ke Polisi.
"Laporan kami telah terima ada 4 orang yang melapor, kerugian ada yang di atas ratusan, ada juga yang belasan juta," kata Andriyansyah kepada TribunSolo.com, Rabu (8/9/2021).
Andriyansyah mengatakan, pihaknya telah melakukan olah TKP, memeriksa para saksi dan menyisir CCTV.
Selain itu, ia mengungkapkan telah berkoordnasi dengan pihak bank terkait.
"Kami mohon doanya kepada masyarakat agar kasus ini bisa terungkap dan dapat menangkap pelakunya," pungkasnya.
Kaget Uang Tiba-tiba Hilang
Uang di rekening tabungan milik seorang bidan di Klaten tiba-tiba hilang.
Padahal, korban tidak melakukan transaksi.
Akibat kejadian tersebut, bidan bernama Wahyu Widayanti (32) itu kehilangan uangnya hingga belasan juta rupiah.
Baca juga: Kepergok Transaksi Narkoba, Warga Sambirejo Sragen Dibekuk Polisi, 10 butir Psikotropika Diamankan
Baca juga: Pencuri Bobol Toko Cozmeed di Laweyan Solo, Sejumlah Peralatan Pendaki Gunung dan Uang Hilang
Wahyu mengatakan, awalnya ia mengetahui adanya peristiwa pembobolan tersebut dari informasi yang beredar di media sosial.
Ada sejumlah orang yang mengeluhkan tabungannya dibobol.
"Awalnya, ada informasi rekening di salah satu bank dibobol, saya kira hoaks, kemudian saya coba hubungi pihak bank untuk dicek kembali, ternyata uang saya di rekening raib," kata Wahyu kepada TribunSolo.com, Selasa (7/9/2021).
Baca juga: Warga 2 Dukuh di Kalijambe Sragen Dihebohkan Rumor Soal Tuyul, Uang Hilang Misterius Jutaan Rupiah
Wahyu mengaku jumlah uang yang di rekening tersebut dibobol sebanyak Rp 19 juta.
Bidan yang bertugas di Desa Trasan itu mengatakan, jumlah rekening yang dibobol kini tinggal Rp 8.220.
"Saat di cek oleh bank, ternyata hari ini ada transaksi banyak sekali, padahal saya merasa tidak melakukan transaksi hari ini," ujar Wahyu.
Baca juga: Misteri Kejadian Uang Hilang di Dayeuhkolot Bandung, Hingga Muncul Selebaran Bagi Pemilik Tuyul
Padahal, Wahyu sendiri terakhir kali melakukan transaksi di ATM di Samsat Klaten, Kamis lalu (2/9/2021).
Setelah mendapati rekeningnya dibobol, ia langsung langsung melaporkan kejadian itu ke pihak bank.
Meskipun sudah melaporkan ke bank, ia mengaku belum melaporkan kejadian ini ke Polres Klaten.
Baca juga: Penjelasan BRI soal Kasus Dana Nasabah Hilang, Benarkah Ada Skimming?
"Harapan saya, uang dalam rekening bisa dikembalikan semua," ujarnya.
Ia mengungkapkan, kejadian yang ia alami tidak hanya terjadi oleh dirinya saja.
Dia mengungkapkan ada salah satu rekan seprofesi yang bekerja di Kecamatan Ceper hingga dokter menjadi korban.
"Rekan-rekan kami juga menjadi korban, bahkan ada dokter yang uangnya berjumlah ratusan juta raib," pungkasnya. (*)