Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Tak Banyak yang Tahu, di Puncak Selo Pangeran Diponegoro Susun Strategi Perang Jawa Melawan Belanda

Tidak hanya memiliki pesona keindahan alam gunung Merapi-Merbabu, Puncak Selo menyimpan sejarah besar bagi perjuangan bangsa Indonesia.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Pemasangan Patung PB VI di Simpang PB VI Selo, Kabupaten Boyolali. 

Laporan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Tidak hanya memiliki pesona keindahan alam gunung Merapi-Merbabu, Puncak Selo menyimpan sejarah besar bagi perjuangan bangsa Indonesia.

Lebih jauh dari itu, ternyata di Selo punya lokasi bersejarah bagi pergerakan dalam melawan penjajahan Belanda yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro.

Pegiat Sejarah Boyolali, R. Surojo menyatakan Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro tahun 1825 tak lepas dari Pesanggrahan Selo PB VI Selo.

Di Pesanggrahan itulah, Pangeran Diponegoro bersama Pakubuwono VI menyusun strategi perang dalam melawan pasukan Belanda.

Baca juga: Mengenal Syekh Muhammad Nasher : Sebarkan Islam di Sragen, Bisa Jinakkan Singa & Menyelam 7 Hari

Baca juga: Libur Agustus Corona Seakan Menghilang, Wisatawan Tumplek Blek di Selo, Banyak yang Tak Pakai Masker

Tak hanya untuk menyusun strategi perang saja, namun logistik dan persenjataan prajurit Diponegoro juga didapatkan di Selo.

“PB VI memberikan logistik perang terhadap perjuangan Diponegoro juga di Selo,” ujarnya kepada TribunSolo.com, Jumat (10/9/2021).

Dia menyebut PB VI sengaja memilih Selo sebagai tempat penyusunan strategi dan pendistribusian logistik.

Selo yang berada di dataran tinggi di lereng Merapi-Merbabu, sangat tepat untuk mengelabui pasukan Belanda dengan menjadikanya sebagai Pesanggrahan untuk meditasi Raja.

Belanda pun lalu percaya dan sedikitpun tak mencurigai dengan aktifitas PB VI di Selo tersebut.

Apalagi di lereng Merbabu itu, PB VI juga membuat sebuah Goa yang dulu bernama Goa Raja.

“Padahal, di situlah PB VI dan Pangeran Diponegoro susun strategi perang dan PB VI memberikan senjata kepada pasukan Diponegoro,” ucapnya.

Selo yang berada pada jalur lurus ke Jogja yakni melalui lereng Merapi, wilayah Kecamatan Musuk, Kemalang, hingga Sleman cukup strategis sebagai jalur komunikasi pasukan telik sandi Diponegoro yakni Soijoyo warga Musuk.

“Untuk mengamankan Diponegoro saat menuju Selo, ada pasukan Benteng Komunikasi. Sehingga Pangeran Diponegoro bisa dengan aman dan selamat saat ke Selo,” tambahnya.

Hingga akhirnya, kedua pahlawan nasional itu ditangkap Belanda dalam waktu yang hampir bersamaan.

Baca juga: Petani Tembakau Selo Boyolali Merugi, Tembakau Siap Panen Terdampak Hujan Abu: Laku Murah

Baca juga: Kisah Warga Nekat Dengar Lagu Sinden di Dukuh Singomodo Sragen, Juru Kunci Sebut Orangnya Hilang

"Kedua Pahlawan Nasional itu tertangkap Belanda pada tahun 1830. Diponegoro ditangkap di Residen Belanda Magelang, sedangkan PB VI ditangkap di Parangtritis,” ujarnya.

“PB VI begitu ditangkap langsung diasingkan ke Ambon, tanpa sistem peradilan,” imbuhnya.

Patung PB VI Dibangun

Patung PB VI dibangun di Simpang Paku Buwono VI di Desa Samiran, Kecamatan Selo.

Patung berukuran besar itu sebagai tanda bahwa PB VI punya peran besar dalam perlawanan terhadap Belanda di Selo.

Hal itu juga dibuktikan dengan tanah di pusat wilayah Selo itu merupakan tanah milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Patung PB VI Simpang PB VI setinggi lebih dari 4 meter itu berdiri tegak di tengah-tengah bundaran Simpang PB VI.

Paguyuban Kawula Karaton Surakarta (Pakasa), KRA Teguh Widodo Hadi Nagoro, mengungkapkan pembangunan patung merupakan rangkaian pembangunan Simpang PB VI sejak tiga tahun lalu semasa Bupati Seno Samodro.

“Pembangunan patung plus pendukung seperti taman dan air mancur sekitar Rp 674 juta dari Pemkab Boyolali,” ujarnya.

Baca juga: Pria Asal Boyolali Kaget, Tabungan Rp 39 Juta Lenyap dari Rekening Bank

Pembangunan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama pembangunan jalan, tahap kedua pembangunan kios dan penyempurnaan.

Dan tahap ketiga pembangunan patung PB VI, taman dan air mancur serta panggung hiburan.

“Ini nanti bakal menjadi ikon baru di Boyolali. Kami berharap Pemkab Boyolali membangun lebih banyak ikon berbau budaya," jelasnya.

"Diharapkan awal November nanti bisa diresmikan,” lanjut dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved