Berita Sukoharjo Terbaru
Asal-usul Kampung Larangan di Sukoharjo, Pernah Diproyeksikan Jadi Gudang Senjata saat Penjajahan
Kampung Larangan yang berada di Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo menyimpan sejarah panjang.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kampung Larangan yang berada di Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo menyimpan sejarah panjang.
Lokasi berada di sebelah timur Rumah Bupati Sukoharjo, atau Simpang Lima Kabupaten Sukoharjo.
Penamaan Kampung Larangan ini memiliki sejarah sejak zaman keraton kasunanan.
Budayawan asal Sukoharjo, Antonius Bimo Wijanarko (Kokor) mengatakan, panamaan kampung Larangan berdasarkan pemindahan Keraton Kasunanan Surakarta.
Baca juga: Batal Dibangun Waterboom, Penambahan Fasilitas di Taman Pakujoyo Sukoharjo Diganti Taman Budaya
Baca juga: Diam-diam Dua Pangeran Sudah Ziarah ke Makam Ayahanya KGPAA Mangkunegara IX, Kini Hanya Kerabat Saja
"Dulu di Kampung Larangan ini akan diproyeksikan menjadi lokasi gudang senjata," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (21/9/2021).
"Sehingga kawasan itu terlarang untuk di masuki masyarakat umum," imbuhnya.
Menurut Kokor, ada tiga lokasi yang akan dijadikan tempat Keraton Kasunanan Surakarta, yakni di Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Mojolaban, dan di Solo yang menjadi lokasi keraton saat ini.
Namun, Pakubuwono II (Sunan PB II) memilih Solo sebagai lokasi pengganti Keraton Kartasura yang hancur akibat Geger Pecinan pada 1743.
Selain itu, pada zaman pemerintahan Hindia-Belanda sempat didirikan Kawedanan Larangan yang berawal setelah Perang Jawa pada 1825-1830.
Batas kompleks Kawedanan Larangan mulai dari Kantor Satlantas Polres Sukoharjo hingga Stasiun Sukoharjo.
"Kawedanan Sukoharjo dulu di Kampung Larangan, kemudian pindah di bekas gedung BKD di Selatan pasar Ir. Soekarno," ujarnya.
Selain di Kampung Larangan, Kawedanan juga ada di Kecamatan Mojolaban, dan di Kecamatan Kartasura.
"Sejak adanya otonomi daerah, sehingga Sukoharjo menjadi Kabupaten pada 15 Juli 1946, Kawedanan Bekonang sudah tidak difungsikan dan digantikan dengan Kecamatan Mojolaban," kata dia.
Batal Waterboom
Fasilitas di komplek Taman Pakujoy, yang ada di Kelurahan Gayam, Kecamatan/kabupaten Sukoharjoakan ditambah.
Rencananya, fasilitas waterboom akan dibangun di salah satu taman kota yang menjadi icon Kabupaten Sukoharjo itu.
Namun, rencana tersebut diurungkan dengan berbagai pertimbangan.
Camat Sukoharjo Havid Danang mengatakan, pembangunan waterboom akan dialihkam menjadi taman budaya.
Baca juga: Diam-diam Dua Pangeran Sudah Ziarah ke Makam Ayahanya KGPAA Mangkunegara IX, Kini Hanya Kerabat Saja
Baca juga: Kisah Pilu di Balik Video Pengantin Pria Pakai Infus saat Akad, Pengantin Wanita Resepsi Tanpa Suami
"Dulu konsepnya memang akan dibangun waterboom. Tapi karena ada pertimbangam pandemi Covid-19, rencan tersebut diurungkan," katanya, Selasa (21/9/2021).
Havid mengatakan, nilai investasi untuk pembangunan waterboom terlalu besar.
Selain itu, kondisi pandemi Covid-19 seperti akan sangat berbahaya jika terjadi penularan virus Covid-19 di areal kolam renang.
"Ya, sekarang konsepnya dialihkan pada pembangunan taman budaya. Itu nanti jadi wewenangnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo Darno mengatakan rencana pembuatan taman budaya itu akan segera diselesaikan.
Tahun ini akan dimulai pembuatan DED Taman Budaya Sukoharjo.
"Silahkan, kalau ada yang mau ikut tender DEDnya, anggarannnya sekitar Rp 500 juta," kata Darno.
Ditutup Sementara
Taman Pakujoyo di Kelurahan Gayam, Kecamatan/kabupaten Sukoharjo ditutup sementara selama pemberlakuan PPKM Mikro Darurat.
Penutupan ini sesuai dengan Instruksi Bupati Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2021, yang diterbitkan pada Jumat (2/7/2021).
Baca juga: Covid 19 Mengganas, Tercatat Ada 73 Desa di Sragen Masuk Zona Merah Penularan Covid-19
Baca juga: Penerapan PPKM Darurat, Suasana Mall di Kota Solo Ini Seperti Kota Mati
Lurah Gayam Havid Danang mengatakan, langsung menutup akses masuk ke Taman Pakujoyo.
Palang bambu dan tulisan penutupan sementara dari tanggal 3-20 Juli 2021 nampak sudah dipasang.
"Kami sudah sosialisasi kepada seluruh pedagang," katanya.
Selama penutupan ini, Taman Pakujoyo akan direnovasi.
Perbaikan taman dan penambahan ornamen akan dilakukan oleh pengelola dan paguyuban pedagang di Taman Pakujoyo.
"Nanti ketika taman sudah dibuka lagi, pengunjung akan mendapatkan ornamen-ornamen taman yang baru," ujarnya
Selama ini, Taman Pakujoyo dijadikan ruang publik, yang digunakan masyarakat untuk berekreasi.
Selain itu, kuliner di Taman Pakujoyo juga sering diburu oleh masyarakat.
"Pedagang yang ada di dalam taman, untuk sementara libur dulu," pungkasnya. (*)