Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Tak Hanya GPH Paundra & GPH Bhre,Tapi Ada Sosok KRMH Roy yang Berpeluang Jadi Raja Mangkunegaran

Pegiat Sejarah dan Budaya Solo Raya, Surojo mengatakan suksesi Mangkunegaran tidak selalu dipegang atau turun kepada anaknya.

Penulis: Iqbal Fathurrizky | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Fristin Intan
Sosok Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX, serta dua pangeran yakni GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara dan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo. 

Kerinduan seorang anak kepada ayahandanya yang pergi selama-salamanya, pastinya akan dirasakan hampir setiap waktu.

Hal itu seperti yang dirasakan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, putra bungsu Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX.

Bagaimana tidak, dia sosok yang paling rajin mendatangi pusara ayahandanya yang meninggalkannya Jumat (13/8/2021) dan dimakamkan Minggu (15/8/2021) lalu.

Sepanjang perjalanan hingga menapaki 40 hari pada Senin (20/9/2021) ini, GPH Bhre Cakrahutomo terekam beberapa kali ke makam.

Baca juga: Meski Penerus KGPAA Mangkunegara IX Jadi Misteri,Tapi Pakar Bocorkan Siapa yang Layak Jadi Raja Baru

Baca juga: Senin Ini 40 Hari Wafatnya KGPAA Mangkunegara IX, Ada Tahlilan di Mangkunegaran & Ziarah ke Girilayu

Juru Kunci Astana Girilayu, Hadi Suyanto menungkapkan, setelah hari pemakamanan, keluarga Mangkunegaran masih beberapa kali datang untuk berziarah dan mengirim doa.

Terakhir, sang putra bungsu, GPH Bhre Cakrahutomo datang ke Astana Girilayu, pada Kamis (16/9/2021) tengah malam.

"Kalau putranya, Gusti Bhre sudah dua kali usai pemakaman, yang pertama setengah bulan lalu pas siang hari," kepada TribunSolo.com, Minggu (19/9/2021).

"Yang kedua datang saat malam jumat kemarin, saat tengah malam," katanya.

Menurut Hadi, GPH Bhre datang berziarah ke makam sang ayah saat tengah malam, yakni pukul 24.00 WIB.

GPH Bhre diketahui datang bersama dua orang kerabatnya dan pulang sekitar pukul 02.00 WIB.

Hadi menuturkan, GPH Bhre datang karena rindu dengan sang ayah.

"Katanya dia teringat sama Bapaknya, malam-malam langsung berangkat ke Girilayu, kangen Bapaknya katanya," jelasnya.

Diketahui, terakhir sang istri, Gusti Putri juga datang untuk berziarah, pada peringatan 7 harian beberapa waktu lalu.

Acara 40 Hari di Pura dan Girilayu

Ada sejumlah acara saat 40 hari berpulangnya sang raja mulai di Pura Mangkunegaran hingga di Astana Girilayu Karanganyar.

Juru Kunci Astana Girilayu, Hadi Suyanto mengatakan sesuai dengan tradisi Mangkunegaran, peringatan 40 hari jatuh pada hari ini Senin (20/9/2021).

Sementara acara akan terpisah, pada hari ini akan ada tahlil dan yasinan di Pura Mangkunegaran.

Kemudian acara lainnya pada Selasa Kliwon, atau 21 September 2021 di Girilayu.

"Malam ini yasinan di Mangkunegaran, paginya baru ziarah ke makam untuk tabur bunga," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (19/9/2021).

Menurut Hadi, tidak ada peringatan khusus saat peringatan kematian KGPAA Mangkunegara IX.

"Biasanya hanya tabur bunga saja di makam, keluarga datang, tidak ada acara khusus," jelasnya.

Keluarga Mangkunegaran terakhir kali datang untuk berziarah pada saat peringatan hari ketujuh kepergian sang raja.

Baca juga: Suasana di Astana Girilayu, Jelang Pemakaman Raja Mangkunegaran Solo: Ada Karangan Bunga dari Jokowi

Baca juga: Cerita Penggali Kubur Makam KGPAA Mangkunegara IX: Tak Ada Kendala, Semua Lancar 

"Waktu 7 harian, Gusti Putri dan putranya datang kesini, waktu itu digelar yasinan dan tabur bunga disini," jelasnya.

Setelah hari pemakanan, kini sudah banyak masyarakat yang datang untuk berziarah.

Hadi tak ingat, siapa saja tokoh yang datang untuk berziarah.

Namun, salah satu fotografer ternama, Darwis Triadi melalui akun instagramnya, datang berziarah ke makam KGPAA Mangkunegara IX, untuk memperingati 40 hari berpulangnya sahabatnya itu.

Pengganti Raja

Siapa yang bakal menduduki kursi Raja Mangkunegaran Solo sepeninggal Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX masih teka-teki.

Dua nama pangeran, yakni GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara dan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo paling banyak disebut sebagai suksesi di Mangkunegaran.

Pakar Budaya dan Sejarah dari UNS Solo, Tundjung W Sutirto mengatakan kedua pangeran sama-sama memiliki peluang besar menjadi Raja Mangkunegaran selanjutnya.

"Keduanya sama-sama memiliki peluang untuk jadi Raja Mangkunegaran selanjutnya," papar dia kepada TribunSolo.com, Senin (16/8/2021).

Baca juga: Teka-teki Raja Mangkunegaran Baru, Sepeninggal KGPAA Mangkunegara IX : GPH Paundra atau GPH Bhre?

Baca juga: Potret Pemakaman KGPAA Mangkunegara IX di Astana Girilayu: Putra-putri Sang Raja Menangis

"Saya kok melihat itu nanti ada musyawarah besar di keluarga inti, termasuk pendapat permaisuri," katanya.

Saat ini, diketahui kandidat terkuat tertuju pada kedua pangeran, yang mana seperti diketahui adik dan kakak laki-laki Raja Mangkunegara IX telah meninggal dunia.

Menurut Tundjung, ada beberapa perbedaan hitungan dari kedua pangeran, salah satunya dari waktu kelahiran.

"Kalau GPH Paundrakarna lahir ketika Raja Mangkunegaran kesembilan masih jadi pangeran, sedangkan GPH Bhre lahir ketika sang ayah sudah bertahta," jelasnya.

Selain itu, Tundjung menilai, hingga kini keduanya belum terlihat kiprahnya, dalam konteks kebudayaan di Mangkunegaran.

"Selama kepemimpinan mendiang, kedua pangeran aktif dengan kegiatan masing-masing, satunya sedang melaksanakan studinya, sedangkan satunya fokus kegiatan karirnya," terangnya.

"Sehingga keduanya belum terlihat di dalam kegiatan kebudayaan, jadi masyarakat belum melihat, wah yang ini, yang akan meneruskan, itu belum terlihat," imbuh Tundjung.

Sebelumnya diketahui, di masa sekarang entitas Mangkunegaran bukan lagi untuk politik melainkan sebagai kebudayaan.

Baca juga: KGPAA Mangkunegara IX Meninggal Dunia, Gusti Moeng Harap Suksesi Penerus Tak Ada Konflik Internal

Baca juga: Fantastis! Denda Pelanggaran Prokes di Sukoharjo Tembus Rp 130 Juta, Sejam Ada 80 Orang Terjaring

Pola Suksesi di Mangkunegaran

Jika dilihat dari sejarah, tidak ada pola khusus dalam suksesi di Mangkunegaran.

Tundjung menjelaskan, sejak pergantian Raja Mangkunegara kedua hingga kesembilan selalu berubah sesuai dengan situasi.

"Memang polanya selalu berubah, diawali dari Raja Mangkunegara kedua, itu merupakan cucu Raja Mangkunegara pertama, jadi bukan anaknya langsung," paparnya.

Kemudian Raja Mangkunegara III dan Raja Mangkunegara IV sama-sama cucu dari Raja Mangkunegara II.

Perubahan pola terjadi di suksesi Raja Mangkunegara V, yang dijabat oleh anak dari Raja Mangkunegara IV.

"Kemudian Raja Mangkunegara VI, yang menjabat adalah adik dari Raja Mangkunegara V, di sini beda lagi polanya," terangnya.

Sedangkan Raja Mangkunegara VII dan Raja Mangkunegara VIII sama-sama anak dari Raja Mangkunegara V.

"Baru Raja Mangkunegara kesembilan merupakan putra dari Raja Mangkunegara kedelapan," singkatnya.

Baca juga: Pemakaman KGPAA Mangkunegara IX Tertutup, Pelayat Tetap Datang ke Astana Girilayu Karanganyar

Baca juga: Potret Pemakaman KGPAA Mangkunegara IX di Astana Girilayu: Putra-putri Sang Raja Menangis

"Dengan pola yang situasional tersebut, tidak bisa ditebak siapa yang akan menjadi Raja selanjutnya, kita baru mengetahui setelah keluarga yang memutuskan," tambahnya.

Adapun selama ini, Mangkunegaran diketahui sebagai sebuah kerajaan yang demokratis.

Menurut Tundjung, pemilihan Raja selanjutnya, dapat dinilai dari kapabilitas calon Raja.

"Tergantung nanti siapa yang dinilai bisa mempunyai kecerdasan spiritual, emosional, bahkan juga intelektual, kalau calon memiliki kapabilitas itu, maka dipandang berbeda oleh para sesepuh," jelasnya.

"Namun yang terpenting ialah seorang Raja memiliki kecerdasan spiritual yang baik, bagaimana nantinya mencari inspirasi dan aspirasi sesuai dengan konteks jamannya, itu yang paling penting," aku dia membeberkan.

Dinantikan Publik

Publik Kota Bengawan menanti-nanti, siapa sosok yang akan menggantikan tampuk kepemimpinan di Pura Mengkunegaran.

Terlebih Pura Mangkunegaran yang ada sejak 1757 itu, selama ini menjadi tempat warisan leluhur yang sangat sakral dan dibanggakan warga Solo.

Ada sosok yang muncul untuk menggantikan Raja Mangkunegaran baru, keduanya tidak lain adalah putra asli KGPAA Mangkunegara IX.

Keduanya yakni Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Jiwa Suryanegara, putra sulung KGPAA Mangkunegara IX dan Sukmawati Soekarnoputri.

Kemudian ada adiknya, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, putra bungsu hasil pernikahan KGPAA Mangkunegara IX dengan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.

Lantas siapakah yang akan menjadi Raja Mangkunegaran?

Namun GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara,mengaku belum bisa memastikan siapa penerus ayahnya KGPAA Mangkunegara IX.

"Siapa yang jumeneng, semua akan meneruskan konsep dan tradisi Mangkunegaran untuk kesejahteraan bersama," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Minggu (15/8/2021).

Pernyataan itu disampaikan seusai memakamkan jenazah ayahandanya di pemakaman trah Mangkunegaran di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.

Saat ditanya apakah sosoknya yang akan menggantikan kursi Raja Mangkunegaran, dirinya tidak menyampaikannya secara blak-blakan.

"Menunggu hasil rapat dari Pura Mangkunegaran," jelas dia.

"Untuk sekarang masih hari tenang dan semua butuh proses dan menjadi konsep itu membutuh waktu untuk menjabat," ungkapnya.

Sementara itu, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, mengaku saat ini dirinya tidak berwenang untuk mengatakan siapa penerus penguasa Mangkunegaran.

"Bukan wewenang saya untuk itu," terang dia.

Dia mengaku belum berpikiran membahas terkait pengganti ayahnya nanti.

"Kami masih fokus untuk persiapan pemakaman Romo (ayah) dulu," kata dia.

Wira mengatakan, keluarga masih dalam duka, sehingga belum memikirkan pengganti ayahnya.

Dia menerangkan, sosok ayahnya merupakan sosok yang tegas namun sangat penyanyang.

Almarhum juga banyak dikanggumi dan disayangi oleh abdi dalem.

"Romo cenderung pendiam namun perhatiannya kepada kita sangat besar," ujar dia.

Wira mengatakan ayahnya selalu berpesan agara keluargannya selalu mengedepankan kebersamaan untuk merawat Mangkunegaran.

"Beliau ingin keluarga bisa mengelola (Pura Mangkunegaran), bersama-sama," harapnya.

Pesan GPH Paundra

Kepergian Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX membawa kesedihan bagi kerabat beserta keluarga Mangkunegaran.

Hal ini karena kepergian sang Raja tidak memberikan pesan khusus terhadap anak-anak.

Putra sulung KPGPAA Mangkunegara IX, GPH Paundrakarna Sukma Putra mengatakan, dirinya setahun terakhir ini jarang berkomunikasi dengan sang Raja Mangkunegaran. 

Baca juga: Ada Ritual Sebelum Menggali Makam KGPAA Mangkunegara IX: Digali dengan Hati-hati

Baca juga: Pemakaman KGPAA Mangkunegara IX Tertutup, Pelayat Tetap Datang ke Astana Girilayu Karanganyar

"Setahun terakhir ada jarak, karena lagi mempersiapkan kreasi batik keris, niatnya mau buat suprise," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Minggu (15/8/2021).

Untuk itu, kenangan-kenangan semasa kecil saat SMP hingga SMA menjadi kenangan yang melekat olehnya.

"Dulu dari SMP sampai SMA beliau humoris. dan ngasih wejangan sedikit lucu yang saya ingat, selain itu jiwanya petualang," ujarnya.

Baca juga: Potret Pemakaman KGPAA Mangkunegara IX di Astana Girilayu: Putra-putri Sang Raja Menangis

Terkait pesen yang diberikan pada Paundrakarna, terkait pernikahannya.

"Ndra kalau mau nikah lihat pengalaman, kamu kalau nikah hidupi anak orang ojo (Jangan) main-main," ungkapnya.

Pesan Raja Kepada GPH Bhre

Kemunculan putra bungsu Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX menyita perhatian publik.

Dia adalah Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.

Di dalam kabar lelayu resmi Pura Mangkunegaran, GPH Bhre Cakrahutomo bergelar sarjana hukum (SH).

Bahkan sosoknya tampak wira-wiri dan aktip menemui tamu yang melayat.

Di antaranya menyambut dan menemani Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka bersama ibundanya Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.

Meski secara identitas jarang terekspos publik, tetapi di laman resmi Pura Mangkunegaran https://puromangkunegaran.com sosoknya cukup aktip dalam kegiatan.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka melayat ke Pura Mangkunegaran di Jalan Ronggowarsito, Kelurahan Keprabon, Kacamatan Banjarsari, Kota Solo, Sabtu (14/8/2021).
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka melayat ke Pura Mangkunegaran di Jalan Ronggowarsito, Kelurahan Keprabon, Kacamatan Banjarsari, Kota Solo, Sabtu (14/8/2021). (TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)

Di antaranya dalam acara seminar di Pura Mengkunegaran.

Adapun ayahandanya KPGPAA Mangkunegara IX membawa kesedihan bagi keluarga.

Pasalnya, kejadian tersebut dirasa mendadak karena kondisi almarhum tidak sakit.

GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo mengaku kaget dengan kabar meninggalnya ayahnya tersebut karena dirinya sempat menelpon almarhum.

"Kejadiannya mendadak, kemarin saya teleponan sama bapak, masih sehat ," ucap Wira di Pura Mangkunegaran, Jum'at (13/8/2021).

Baca juga: Keluarga Besar Gelar Tahlilan dan Doa untuk KGPAA Mangkunegara IX, Diikuti Anak hingga Kerabat

Baca juga: Kagetnya Warga Sambi Boyolali, Tetangga Dikenal Jualan Online Obat Herbal, Tapi Ditangkap Densus 88

Wira mengatakan kepergian ayahandanya merupakan pukulan yang berat bagi keluarga.

"Ini kehilangan yang besar untuk Mangkunegaran, untuk keluarga," kata dia.

Lanjut, meskipun dirinya masih dirundung duka, dirinya tak ingin terlalu belarut dalam kesedihan.

Dirinya ingin melanjutkan semangat yang dilakukan ayahnya selama ini.

"Kita harus bisa melanjutkan semangat Kanjeng Gusti, melakukan yang terbaik untuk Mangkunegaran, untuk abdi-abdi bersama dengan keluarga," aku dia.

"Meneruskan semangat Kanjeng Gusti ke depannya," kata Wira.

Kemudian dia mengungkapkan pesan terakhir dari ayahnya ke keluarga.

Pesan itu berisi harapan almarhum agar dapat melanjutkan cita-cita dan semangat yang almarhum ingin capai.

"Semoga keluarga selalu bisa mengenang masa-masa indah yang sehubungan dengan Kanjeng Gusti," tuturnya.

Harapan Gusti Moeng

GKR Wandansari Koes Moertiyah atau biasa dipanggil Gusti Moeng melayat KGPAA Mangkunegara IX, Minggu (15/8/2021).

Saat melayat KGPAA Mangkunegara IX, tidak hanya dihadiri oleh pihak internal Kasunanan Surakarta.

Namun juga lembaga dewan adat yang kerap bersebrangan.

Dalam kesempatan itu, Gusti Moeng berpesan agar suksesi raja Mangkunegaran yang baru bisa berjalan lancar dan akur.

Sehinggaa kejadian di Keraton Surakarta jangan sampai terulang kembali.

"Jangan sampai ada kejadian yang sama seperti di Keraton Surakarta," katanya.

Gusti Moeng menyebut kejadian konflik internal jangan sampai terjadi lagi di kerajaan-kerajaan Jawa.

"Jangan sampai terulang, Trah Mataram ini," harapnya.

Dirinya berpesan bahwa menjadi raja saat ini bukanlah hal mudah dan antar keluarga harus saling membantu satu sama lain.

"Bagi para penerus harus sadar bahwa menjadi pemangku adat bukanlah sesuatu yang mudah," ujarnya.

"Bila nanti ada kekurangan harus dipikul satu sama lain," ungkapnya.

Meninggalkan 4 Anak

Kepergian Raja Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX meninggalkan istri, 4 anak dan 1 cucu.

Dalam selebaran berita lelayu resmi Pura Mangkunegaran yang didapatkan TribunSolo.com, Raja Mangkunegaran itu menghembuskan napas terakhir Jumat (13/8/2021) pukul 02.50 WIB.

Disebutkan KGPAA Mangkunegara IX meninggal karena sakit jantung di Jakarta.

KGPAA meninggal dalam usia 70 tahun.

Adapun jenazah dimakamkan di makam khusus trah Mangkunegaran di Astana Girilayu di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Minggu (15/8/2021) pukul 10.00 WIB.

Baca juga: Inilah Bhre Cakrahutomo, Putra Bungsu KGPAA Mangkunegara IX, Bergelar Gusti Pangeran Haryo dan SH

Baca juga: Gibran Melayat KGPAA Mangkunegara IX, Disambut Sang Istri Raja & Putra Bungsu GPH Bhre Cakrahutomo

Jenazah diberangkatkan dari Ndalem Ageng di Jalan Ronggowarsito, Kelurahan Keprabon, Kacamatan Banjarsari, Kota Solo.

Berikut orang terdekat yang ditinggalkan KGPAA Mangkunegara IX

Istri :

Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX

Sebelumnya, KGPAA pernah menikah dengan putri Presiden pertama RI Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri pada 1974.

Putra dan putri :

1. GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara

2. GR.Ay Putri Agung Suniwati

3.GR.Aj Ancillasura Marina Sudjiwo

4. GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo

Cucu :

1. RM Narendra Brahma Putra

Adat Jawa Mataram

Jenazah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX tidak dimakamkan pada Sabtu (14/8/2021).

Ternyata ada sejarah kenapa hari Sabtu menjadi pantangan, di antaranya untuk pemakaman.

Plt Pengageng Kabupaten Mondrokuro, Supriyanto Waluyo mengatakan pemakaman almarhum dipastikan akan dilaksanakan Minggu (15/8/2021) mendatang.

Meskipun Raja Mangkunegaran itu meninggal Jumat (13/8/2021).

"Pemakamannya pasti di Astana Girilayu Matesih Karanganyar," kata dia kepada TribunSolo.com.

Keluarga dan kerabat menyambut jenazah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX tiba di Pura Mangkunegaran di Jalan Ronggowarsito, Kelurahan Keprabon, Kacamatan Banjarsari, Kota Solo, Jumat (13/8/2021).
Keluarga dan kerabat menyambut jenazah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX tiba di Pura Mangkunegaran di Jalan Ronggowarsito, Kelurahan Keprabon, Kacamatan Banjarsari, Kota Solo, Jumat (13/8/2021). (TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)

Baca juga: Isak Tangis Pun Pecah, saat Peti Jenazah KPGPAA Mangkunegara IX Tiba di Pura Mangkunegaran

Baca juga: Gunakan Pakaian Kebesaran Raja Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara IX Dimakamkan Tanpa Kain Kafan

Ia menuturkan, pemakaman dilakukan hari minggu, karena sesuai dengan adat Jawa Mataram.

Adat yang dimaksud, yaitu tidak boleh melakukan pemakaman pada hari Sabtu.

"Itu pantangan, ziarah juga tidak boleh dilakukan hari Sabtu," ujar dia.

Lanjut, ia menuturkan peristiwa tersebut tidak pertama terjadi dalam pemakaman pemimpin-pemimpin.

Dia mengatakan kejadian tersebut pernah terjadi pada pemakaman Paku Buwono XII yang meninggal pada Jum'at lampau.

"Ini persis saat PB 12 meninggal, Jum'at pagi, sehingga dimakamkan Minggunya," pungkasnya.

Sakit Jantung

Sebelumnya, Raja Mangkunegaran Solo, KGPAA Mangkunegara IX dikabarkan meninggal karena sakit jantung pada Jumat (13/8/2021) pukul 02.30 WIB.

Kabar ini membawa duka bagi keluarga dan masyarakat Solo.

Berita duka itu telah tersebar secara berantai di sosial media.

TribunSolo.com mengonfirmasinya kepada Humas Pura Mangkunegaran, Joko Pramudya.

Baca juga: Awas Kecele, Malam 1 Suro Ini Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran Tak Gelar Kirab Pusaka

Baca juga: Es Ketel Alam Ghoib di Mangkunegaran Solo Rp 4000, Ada Menu Es Genderuwo

"Iya benar beliau wafat dini hari tadi pada pukul 02.30 WIB," katanya pada Jumat (13/8/2021).

"Karena sakit jantung," imbuhnya.

Mangkunegara IX wafat di Jakarta dan rencananya akan dimakamkan di Astana Giri Layu, Matesih Karanganyar.

"Untuk proses pemakaman masih dirapatkan dan keterangan resminya akan menyusul," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved