Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Awas, Sejumlah Lokasi di Wonogiri Ini Rawan Longsor: Ada 44 Kejadian Tahun Ini

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri menyebut bahwa sepanjang tahun 2021 hingga bulan Agustus, terjadi puluhan kejadian tanah longsor.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Agil Trisetiawan
TRIBUNSOLO.COM/AGIL TRI
Ilustrasi: Kejadian tanah longsor di Wonogiri 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri menyebut bahwa sepanjang tahun 2021 hingga bulan Agustus, terjadi puluhan kejadian tanah longsor.

Puluhan gempa itu terjadi sejak awal tahun hingga bulan Agustus 2021.

Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri Bambang Haryanto mengatakan, kerugian yang diakibatkan dari bencana itu pun mencapai ratusan juga rupiah.

"Sejak awal tahun yakni Januari sampai Agustus kemarin, ada laporan masuk sebanyak 44 kejadian tanah longsor," kata dia saat ditemui TribunSolo di ruang kerjanya, Kamis (23/9/2021).

Baca juga: Selama 2021, Terjadi 22 Insiden Kebakaran di Wonogiri: Penyebabnya dari Korsleting dan Puntung Rokok

Baca juga: Cireng Telur Sabar Menanti Mas Budi di Wonogiri : Pembeli Rela Antre, Setiap Hari 4 Ribu Tusuk Ludes

Baca juga: Jadwal ANBK SMK dan SMA di Wonogiri : Peserta Wajib Patuhi Prokes, Isi 15 Orang Setiap Ruangan

Baca juga: Daerah Lain Sudah Gelar Sekolah Tatap Muka, Kenapa Wonogiri Belum? Ini Alasannya

Bambang menjelaskan, tanah longsor itu terjadi di sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Wonogiri.

Peristiwa tanah longsor, menurut catatan dia, paling banyak yakni terjadi di Kecamatan Jatipurno dengan 17 total kejadian.

Tak hanya disana, dibeberapa kecamatan lain juga ada kejadian tanah longsor seperti di Tirtomoyo, Bulukerto, Kismantoro, Slogohimo, Jatisrono, Paranggupito.

"Dihitung total Kerugian akibat puluhan bencana tanah longsor ini mencapai sekitar Rp 165 juta," ungkap dia.

Sementara itu, Bambang meyakini ada kemungkinan terdapat kejadian tanah longsor yang tidak dilaporkan kepada BPDB.

Menurutnya, laporan-laporan itu sangat bermanfaat sebagai bahan pemetaan tentang wilayah rawan longsor.

"Sekecil apapun kejadian harus dilaporkan untuk kepentingan pemetaan. Nanti juga bisa dilakukan edukasi tentang antisipasi longsor di lokasi sekitarnya, juga bisa dilakukan peningkatan kapasitas warga," tandas dia.

Kasus Kebakaran di Wonogiri

Sepanjang tahun 2021 hingga bulan September ini, puluhan kebakaran terjadi di Wonogiri.

Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari gangguan arus pendek hingga human error.

Disampaikan oleh Joko Santosa, Kepala UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Wonogiri bahwa sejak awal tahun 2021 hingga Senin (20/9/2021) tercatat ada sebanyak 22 kali insiden kebakaran yang terjadi di Wonogiri.

Baca juga: Fakta Baru Kasus Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang, Polisi Tetapkan 3 Orang Jadi Tersangka

Baca juga: Kebakaran Hebat di Mojosongo Solo: Api Membesar Cepat, Pemadam Kesulitan Jangkau Pusat Api

Kali terakhir, kebakaran terjadi pada Senin (6/9/2021) lalu di Kecamatan Selogiri.

Sasaran amukan si jago merah pun beragam pula, mulai dari rumah warga, ruko hingga kandang ternak warga.

Joko menjelaskan, kebakaran terjadi dengan beragam penyebab. Mulai dari korsleting arus listrik hingga adanya human error seperti kebakaran yang terjadi karena meninggalkan api yang masih menyala.

Baca juga: Tasya Kamila Pamer Foto KTP Cantik, Netizen Sibuk Curhat dan Bandingkan dengan Milik Sendiri

"Api yang ditinggalkan saat belum benar-benar padam ini akhirnya menyambar benda-benda di sekitarnya yang mudah terbakar," kata dia baru-baru ini.

Catatan Damkar, setidaknya ada tujuh insiden kebakaran yang terjadi karena korsleting listrik.

Korsleting listrik itu, kata Joko, kemungkinan terjadi karena instalasi listrik yang ada sudah lama terpasang, misal usia instalasi listrik yang berumur lebih dari 10 tahun.

Baca juga: Roman Abramovich Kebakaran Jenggot, Chelsea Disalip PSG Buru Lionel Messi, Lupakan Romelu Lukaku?

"Korsleting listrik ini bisa terjadi karena penggunaan steker yang ditumpuk-tumpuk. Ini sudah pernah terjadi di Wonogiri. Ini juga yang harus dihindari," beber Joko 

Sementara itu, sebanyak 15 insiden kebakaran lainnya disebabkan oleh humas error.

Parahnya, Joko pernah mendapati laporan  kebakaran karena putung rokok. Putung rokok yang belum padam itu membakar sebuah kasur. Beruntung api tak membesar dan segera bisa dikendalikan.

Pihaknya pun juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan selalu waspada akan potensi human error yang bisa menyebabkan kebakaran.

"Jadi memang harus hati-hati. Misal membakar sampah  jangan ditinggal sebelum dipastikan apinya padam betul," pungkas Joko. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved