Berita Klaten Terbaru
Warga Klaten Ini Bikin Brownies Unik Bermotif Batik, Walau Pandemi Tetap Laris Manis, Simak Trik-nya
Menurut Kiki, ide awalnya membuat brownies batik bermula dari keinginannya yang memang gemar membuat kreasi kuliner.
Adapun proses pembuatan motif batik, awalnya, Kiki melapisi loyang dengan kertas roti yag telah bermotif batik.
Kemudian, kertas bermotif batik itu diukir seperti proses mencanting kain batik.
Namun bahan mencanting itu menggunakan adonan brownies dengan pilihan warna sesuai dengan motif batik yang diinginkan.
"Untuk masaknya dari awal hingga dikukus sekitar 30 menit. Brownies batik kami ini memiliki tiga lapisan sehingga terasa lebih legit dan empuk," jelasnya.
Brownies batik itu, lanjut Kiki, ia jual dengan harga Rp60 ribu hingga Rp80 per picisnya.
Menurutnya, hingga saat ini brownies buatannya cukup diterima oleh pasar. Terutama para pecinta brownies.
Bahkan, beberapa di antaranya para pembeli berasal dari luar Klaten, seperti Yogyakarta, Solo, Medan hingga Surabaya.
Untuk pemasaran, kata dia saat ini memanfaatkan media sosial berupa instagram.
"Kita produksi di rumah di Gang Rebo Kelurahan Gergunung, Klaten Utara. Namun untuk penjualan saat ini memanfaatkan instagram dengan nama brownies batik brantik," jelasnya.
Ia menjelaskan selama pandemi, penjualan brownies brantik tersebut tidak terlalu terkendala.
Bahkan justru meningkat di sektor online.
Dalam sehari, dirinya bisa memproduksi 20 picis brownies batik tersebut.
"Kemarin pernah juga sampai 100 picis di pesan oleh pelanggan," jelasnya.
Selain brownies, ia juga memproduksi jenis kue lainnya seperti roll cake dan kue tar yang semuanya dibuat dengan motif batik.
Untuk harga berkisar antara Rp60 ribu hingga Rp250 ribu.
Adapun jumlah motif batik saat ini yang bisa ia produksi sekitar 20 motif batik.
"Untuk motif kita ada 20-an ya, itu seperti motif parang khas Jogja dan lainnya," paparnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jogja dengan judul: Cerita Warga Klaten Bikin Brownies Unik Bermotif Batik, Laku Keras Dijual Online