Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Warga Klaten Ini Bikin Brownies Unik Bermotif Batik, Walau Pandemi Tetap Laris Manis, Simak Trik-nya

Menurut Kiki, ide awalnya membuat brownies batik bermula dari keinginannya yang memang gemar membuat kreasi kuliner.

Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNJOGJA.COM | Almurfi Syofyan
Brownies motif batik karya Kiki Hapsari,warga Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (1/10/2021). 

TRIBUNSOLO.COM - Di tengah pandemi Covid-19, Kiki Hapsari (37) warga Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten punya ide kreatif dalam membuat kue brownies yang lain dari biasanya. 

Sebab, Kiki mendesain kue tersebut dengan motif batik yang indah.

Beberapa waktu belakangan barang bercorak batik khas Indonesia memang tengah digandrungi.

Coraknyaa telah dikreasikan dalam beragam bentuk, mulai dari baju kemeja, celana hingga topeng.

Baca juga: Pemilik Toko Batik di PGS Mengeluh Penghasilan Merosot: Sudah Tak Seramai Dulu

Baca juga: Cerita Pelaku Usaha Batik Solo: Dihantam Corona, Mobil dan Motor Terpaksa Dijual Selamatkan Usaha

Namun Kiki Hapsari punya ide lain untuk mengekspresikan kecintaannya terhadap batik.


Kiki Hapsari saat mempraktikan cara membuat brownies bermotif batik di Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (1/10/2021).
Kiki Hapsari saat mempraktikan cara membuat brownies bermotif batik di Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (1/10/2021). (TRIBUNJOGJA.COM | Almurfi Syofyan)

Ia mengkreasikan batik ke dalam bentuk kue.

Kiki menceritakan bahwa usaha membuat brownies itu telah ditekuni Kiki sejak tahun 2015.

Menurut Kiki, ide awalnya membuat brownies batik bermula dari keinginannya yang memang gemar membuat kreasi kuliner.

Pasalnya, ibunya Umi Branti juga memiliki usaha katering yang didirikan sejak 1984.

"Ibu saya punya katering. Jadi dari kecil itu saya sudah senang memasak. Kemudian tahun 2015 iseng bikin brownies batik dan akhirnya malah banyak yang suka," ujar Kiki saat TribunJogja.com temui di Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (1/10/2021).

Menurut Kiki, saat awal mula membuat batik brownies tersebut, dirinya belajar secara otodidak.

Sebab, brownies dengan motif batik merupakan sesuatu yang baru dan belum banyak yang mengkreasikan pada saat itu.

Brownies yang dibuat, lanjut Kiki sama dengan brownies pada umumnya karena berbahan dasar tepung, gula, telur, coklat dan bahan-bahan kue lainnya.

Hanya saja, yang membuat beda kata dia, adalah motif batik yang terukir pada permukaan brownies tersebut.

"Motif ukiran batik ini bukan terbuat dari cream ya, tapi dari adonan tepung karena kita bikin motif dahulu sebelum dikukus," paparnya.

Adapun proses pembuatan motif batik, awalnya, Kiki melapisi loyang dengan kertas roti yag telah bermotif batik.

Kemudian, kertas bermotif batik itu diukir seperti proses mencanting kain batik.

Namun bahan mencanting itu menggunakan adonan brownies dengan pilihan warna sesuai dengan motif batik yang diinginkan.

"Untuk masaknya dari awal hingga dikukus sekitar 30 menit. Brownies batik kami ini memiliki tiga lapisan sehingga terasa lebih legit dan empuk," jelasnya.

Brownies batik itu, lanjut Kiki, ia jual dengan harga Rp60 ribu hingga Rp80 per picisnya.

Menurutnya, hingga saat ini brownies buatannya cukup diterima oleh pasar. Terutama para pecinta brownies.

Bahkan, beberapa di antaranya para pembeli berasal dari luar Klaten, seperti Yogyakarta, Solo, Medan hingga Surabaya.

Untuk pemasaran, kata dia saat ini memanfaatkan media sosial berupa instagram.

"Kita produksi di rumah di Gang Rebo Kelurahan Gergunung, Klaten Utara. Namun untuk penjualan saat ini memanfaatkan instagram dengan nama brownies batik brantik," jelasnya.

Ia menjelaskan selama pandemi, penjualan brownies brantik tersebut tidak terlalu terkendala.

Bahkan justru meningkat di sektor online.

Dalam sehari, dirinya bisa memproduksi 20 picis brownies batik tersebut.

"Kemarin pernah juga sampai 100 picis di pesan oleh pelanggan," jelasnya.

Selain brownies, ia juga memproduksi jenis kue lainnya seperti roll cake dan kue tar yang semuanya dibuat dengan motif batik.

Untuk harga berkisar antara Rp60 ribu hingga Rp250 ribu.

Adapun jumlah motif batik saat ini yang bisa ia produksi sekitar 20 motif batik.

"Untuk motif kita ada 20-an ya, itu seperti motif parang khas Jogja dan lainnya," paparnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun Jogja dengan judul: Cerita Warga Klaten Bikin Brownies Unik Bermotif Batik, Laku Keras Dijual Online

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved