Berita Klaten Terbaru
Ternyata di Dalam Rawa Jombor Klaten Ada Pemakaman yang Tenggelam, Umurnya Sudah 100 Tahuh Lebih
Rawa Jombor di Dukuh Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten sudah ada sejak seabad lalu.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Rawa Jombor di Dukuh Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten sudah ada sejak seabad lalu.
Banyak kisah yang menyertai adanya rawa seluas 179 hektar tersebut yang selama ini menjadi sarana irigasi dan mata pencaharian penduduk.
Ketua Paguyuban Perahu Wisata Rowo Jombor, Sutomo mengatakan di tahun 1920 Rawa Jombor sudah ada yang terbentuk secara alami.
Baca juga: Sejarah Rowo Jombor Klaten : Kampung yang Ditenggelamkan di Zaman Penjajahan Belanda
Baca juga: Nasib Sedih Niswah, Baru 6 Hari Jualan Es Campur di Sunggingan Boyolali, Roda Gerobaknya Raib Dicuri
Namun di era kolonial Hindia Belanda, tempat tersebut bangun untuk bendungan waduk.
"Dahulu kondisi danau ini lebih luas daripada kondisi sekarang," ucap Sutomo, kepada TribunSolo.com, Jum'at (8/10/2021).
Sutomo mengatakan saat itu ada perkampungan di pinggiran Rawaq Jombor yang dahulunya bernama kampung Tawang.
"Hingga saat ini, kampung tersebut dipisah menjadi kampung Tobong dan kampung Ngasem, nama kampung itu sampai sekarang masih dilestarikan," ujar dia.
Ia menuturkan pada saat itu, ketika hujan deras di sana, menyebabkan perkampungan tersebut menjadi langganan banjir.
Hal tersebut membuat masyarakat di lokasi itu meninggalkan rumahnya ke tempat lebih tinggi.
"Sehingga warga di kampung itu mulai berpindah ke lokasi yang tinggi, termasuk rumah-rumah di dekat Sidoguro itu dulu rumahnya di dalam rowo," ucap dia.
"Bahkan di sebelah selatan tepatnya di Kali Bacin dulu ada makam, makamnya saat di dalam rowo," imbuhnya.
Hanya saja selama ini tak ada kejadian aneh yang membuat orang di kawasan tersebut ketakutan.
Lanjut, dia menerangkan pada tahun 1942 dibuat bendungan di rowo tersebut.
Ia menjelaskan kolonial belanda saat itu membangun bendungan itu untuk tujuan waduk untuk irigasi sawah padi, tebu, dan air tidak melebar ke perkampungan.