Berita Boyolali Terbaru
Petani di Boyolali Merana, Hujan Tak Kunjung Turun, Padahal Sudah Diberi Bantuan Bibit untuk Ditanam
Kemarau panjang membuat petani di Kabupaten Boyolali gigit jari karena pola tanamannya berubah.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kemarau panjang membuat petani di Kabupaten Boyolali gigit jari karena pola tanamannya berubah.
Mereka tak bisa menanam benih gabah dan jagung yang sudah dibagikan Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali karena prediksi hujan meleset.
Masa tanam (MT) 1 di wilayah Boyolali bagian Utara harus ditunda.
Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Supardi mengatakan, selain itu subsidi benih jagung dan padi telah diberikan kepada petani.
Baca juga: Kondisi Lalu Lintas Jalan Tawangmangu saat Libur Maulid Nabi Muhammad SAW: Arah Solo - Magetan Ramai
Baca juga: Nasib Petani di Sukoharjo, Mesin Diesel Pinjaman Satu-satunya untuk Sedot Air, Raib Digondol Maling
Untuk benih jagung yang dibagikan sebesar 15 kilogram (kg) per hektar untuk lahan seluas 25 ribu hektar.
Sedangkan benih padi yang diberikan untuk 13 ribu hektar, sebanyak 25 kg tiap hektarnya.
Namun, karena September-Oktober hujan belum begitu banyak, petani harus menunda dulu sementara rencana tanamnya.
"Lahan sudah diolah. Tapi saya minta mundur dulu. Dari pada nanti tidak panen lantaran benih yang ditanam tidak tumbuh juga malah repot," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (20/10/2021).
Dia menyebut daerah utara Boyolali masih dilanda kekurangan air yang menjadi masalah tahunan.
Terutama bagi petani disisi utara Boyolali, seperti kecamatan Simo, Kemusu, Karanggede, Wonosegoro, Wonosamudro dan lainnya. Menghindari gagal panen, petani diminta bersabar.
"Tahun ini prediksi dari BMKG masuk kemarau basah. Itu sebenarnya sudah ayem (Tenang) karena Agustus masih hujan. Ternyata September-Oktober justru kering," ujarnya.
" Dan hujan kemarin juga tidak merata. Saat ini, ratusan hektar lahan pertahian kering semua. Jadi kami minta petani tunda dulu MT 1," ungkapnya
Meski diundur, namun produktifitas padi dan Jagung di Boyolali masih surplus.
Di Boyolali setiap tahunnya bisa surplus gabah sebesar 40 ribu ton.