Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Makjleb! Isi Karangan Bunga untuk Pengelola Arisan Online Wonogiri : Jangan Lupa Bayar Utang Rp 2 M

Isinya : Sudah Lahir Say? Selamat ya! Jangan lupa bayar utang 2 miliarnya, ke member lelangmu!

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Istimewa
Karangan bunga untuk pengelola arisan online yang diduga bodong dan merugikan miliaran rupiah di Wonogiri. 

"Nominal setoran ditentukan sesuai dengan urutannya,yang mana urutan tertinggi nominalnya lebih besar dibandingkan dengan urutan di bawahnya," ujar dia. 

Baca juga: Kronologi Ratusan Orang Tertipu Investasi Arisan Online Versi Korban : Percaya karena Teman SMK

Kelebihan dari arisan ini adalah urutan pada sistem menurun menunjukkan orang yang berhak mendapatkan arisan. 

"Misalnya arisan diikuti lima orang dengan urutan nominal setoran misal si A bayar Rp 150 ribu, si B bayar Rp 125 ribu, si C bayar Rp 100 ribu, dan si D Rp 75 ribu," kata Mia. 

Lalu dari urutan itu, setiap anggota akan putus arisan sebesar Rp 450 ribu secara berurutan. 

"Giliran pertama ialah penyetor dengan nominal paling tinggi," tambahnya.

Kronologi Macetnya Setoran

Pengelola arisan online di Sragen yang viral Mia Wida membeberkan penyebab macetnya arisan online yang dia kelola.

Mia mengungkapkan, arisan itu mulai dibuka pada 15 Maret 2020. 

"Saat itu saya buat dua grup untuk anggota di Whatsapp," katanya kepada Tribunsolo.com, Rabu (20/1/2021). 

Baca juga: Polisi Dalami Kasus Arisan Online dengan Kerugian Rp 1 Miliar

Baca juga: Upaya Para Korban Cari Pelaku Penipuan Arisan Online: Ditelpon Tak Diangkat, Tak Ada di Rumah

Lebih lanjut ia menjelaskan, grup pertama berisikan 127 orang, sementara grup kedua ada 147 orang. 

"Dari 274 anggota yang tergabung dalam grup tersebut hanya 55 orang yang aktif," tuturnya. 

Hingga Juli 2020 arisan berjalan lancar-lancar saja, namun pada Agustus 2020 muncul sebuah masalah. 

"Pas bulan itu orang-orang yang sudah mendapat arisan tiba-tiba menghilang dan memblokir nomor hp saya," kata dia. 

Hal ini berdampak pada tidak lancarnya iuran arisan yang sejatinya dibayarkan oleh anggota yang kabur. 

"Sehingga arisannya macet dan yang iuran cuma sedikit," ujarnya. 

Baca juga: Puluhan Ibu Muda di Semarang Jadi Korban Penipuan Arisan Online, Kerugian hingga Ratusan Juta Rupiah

Oleh karena itu, keadaan itu memaksanya untuk membayar iuran yang kurang. 

"Total kerugian yang saya alami mencapai Rp 245 juta, jadinya saya yang tombok," paparnya. 

Mia mengklaim sudah mengembalikan uang kepada 30 anggotanya. 

"Sekarang sisa 25 orang saja yang masih saya usahakan untuk membayarnya," tegasnya. 

Sebelumnya, Pengelola arisan di kabupaten Sragen yang dituding menggelapkan uang arisan sekitar Rp 1 miliar membantah tudingan tersebut.

"Total kerugian arisan saya tidak sebesar itu," ujar pengelola arisan, Mia Wida kepada TribunSolo.com di rumahnya di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Rabu (20/1/2021).

Mia menyebutkan, total kerugian arisan miliknya mencapai Rp 450 juta dengan anggota 55 orang.

Untuk itu, tuduhan yang diarahkan kepada dirinya tidak masuk akal.

Karangan bunga pernikahan di Sragen yang viral. Wujud kekesalan member arisan bodong.
Karangan bunga pernikahan di Sragen yang viral. Wujud kekesalan member arisan bodong. (Instagram/irenejunitas)

Baca juga: Ingat Karangan Bunga Viral Selamat Menikmati Uang Haram di Pernikahan Sragen? Pengelola Buka Suara

"Dari mana Irene bisa bilang saya nilep (mengambil) uang arisan Rp 1 miliar?," katanya.

Dijelaskannya, iuran arisan yang ia kelola mulai dari Rp 300 ribu sampai Rp 20 juta.

"Yang iuran Rp 20 juta itu juga baru tiga kali pasok saja," tutur Mia.

Bahkan dia menjelaskan, jika Irene Junitasari (21) bukan salah satu anggota arisannya.

Menurutnya, bahwa yang menjadi anggota arisan adalah Suciana.

"Suciana ini memang benar anggota arisanku tapi kalau Irene bukan," katanya.

Baca juga: Arisan Bodong di Sragen Memakan Korban, Uang Rp 1 Miliar Digelapkan, Member Geruduk Rumah Pengelola

Baca juga: Viral Pernikahan di Sragen Dihadiahi Karangan Bunga Selamat Menikmati Uang Haram, Ini Kisahnya

Menurutnya, setiap anggota arisan yang terdaftar pasti melakukan transaksi melalui dirinya.

"Transaksi arisan dan chat pasti lewat saya, sementara Irene tidak pernah chat atau transaksi dengan saya," paparnya.

Mia tak menampik ada tujuh orang yang melaporkan dirinya ke Polres Sragen.

Dari tujuh orang itu, lanjutnya, enam orang adalah anggota arisannya.

"Satunya Irene yang ikut melaporkan dan saya memenuhi panggilan polisi pada 21 Desember 2020 lalu," katanya.

Di sisi lain, pada Jumat (8/1/2021), Mia mengajak berdamai dengan Suciana dan Irene.

Padahal, pihaknya sudah menyiapkan uang senilai Rp 65 juta.

"Kami sudah berinisiatif untuk damai tapi mereka menolak," ungkapnya.

Tetapi Irene kekeh untuk membawa kasus tersebut ke jalur hukum. 

Karangan Bunga Viral

Sebelumnya, sebuah foto karangan bunga yang diletakkan di sebuah pernikahan di Sragen, viral di media sosial

Bagaimana tidak, karangan bunga itu bertuliskan 'Selamat Menikah Kakaknya Mia Wida, Selamat Menikmati Uang Haram 1M Hasil Nilep Arisan, Kapan Nih Dibayar Shay. Member Arisan By Wida'.

Baca juga: Kronologi Arisan Bodong di Sragen : Pengelola Kunci Grup WA, Anggota Satu Per Satu Dikeluarkan

Foto itu diposting pada 23 Desember 2020 lalu.

Lalu, seperti apa cerita sebenarnya?

Adalah Irene Junitasari (21) yang memposting foto itu di akun Instagram-nya.

Irene mengatakan, ia jengkel karena merasa tertipu dengan arisan bodong.

Pengelola arisan itu, adalah kerabat dari mempelai yang menikah.

Irene menceritakan bergabung dengan arisan itu pada tahun lalu.

"Awalnya saya ikut arisan itu karena saudara saya," katanya, Selasa (5/1/2021).

Ia dan saudaranya, sama-sama tertipu dalam arisan bodong itu.

Menurutnya, selama ikut arisan uang yang sudah ia keluarkan sekitar Rp 17 juta.

Namun demikian, uang yang digelapkan oleh saudaranya itu mencapai Rp 1 miliar.

Karangan bunga pernikahan di Sragen yang viral. Wujud kekesalan member arisan bodong.
Karangan bunga pernikahan di Sragen yang viral. Wujud kekesalan member arisan bodong. (Instagram/irenejunitas)

"Uang Rp 1 miliar itu dari seluruh anggota, tapi totalnya berapa orang saya enggak tahu," ungkapnya.

Irene merasa ada kejanggalan dengan arisan tersebut saat grup WhatsApp yang berisikan anggota arisan mendadak dikunci.

"Setelah grupnya dikunci, semua member yang ada di dalamnya dikeluarkan satu per satu," katanya.

Peristiwa itu terjadi pada Agustus 2020.

Berawal dari situ, semua anggota arisan mulai khawatir dengan uang yang telah mereka keluarkan.

Mereka pun berusaha mencari kejelasan terkait dengan uang yang dibawa si pengelola arisan.

"Kami sudah berkali-kali mendatangi rumahnya dan meminta kejelasan kemana uang kami,"

"Tapi pas di rumahnya jawabannya enggak memuaskan dan terkesan menutupi. Bahkan kami sempat diusir," jelasnya.

Lantaran tak kunjung mendapat kejelasan, mereka melapor ke Polres Sragen pada November 2020.

"Sampai saat ini laporan kami masih terus berjalan," kata dia.

Baca juga: Arisan Bodong di Sragen Memakan Korban, Uang Rp 1 Miliar Digelapkan, Member Geruduk Rumah Pengelola

Irene menyebut, keluhan mereka sempat diunggah di sosial media pada Desember kemarin dan berujung viral.

"Setelah viral dan kami lapor polisi, baru si pengelola arisan ini menunjukkan etiket baik," imbuhnya.

Namun bentuk pertanggungjawabnya dinilai tidak memuaskan.

"Masak mau mengganti uangnya dengan mencicil Rp 20.000. Itu juga tidak ke semua anggota arisan dia bilang begitu," ujarnya.

Merasa jengkel dengan arisan yang tak ada solusinya, member arisan kemudian punya inisiatif mengirim karangan bunga tersebut.

Karangan bunga itu dikirim di acara pernikahan adik si penggagas arisan.

"Pernikahan itu tanggal 23 Desember 2020. Para member urunan untuk mengirim karangan bunga tersebut," kata Irene. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved