Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sukoharjo Terbaru

Lika-liku Puluhan Eks Napiter Sukoharjo, Ada yang Usahanya Laris Manis, Ada yang Salah Pakai Bantuan

Ternyata di Kabupaten Sukoharjo ada sebanyak 29 eks narapidana terorisme (napiter) yang telah kembali ke tengah-tengah masyarakat.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribun Lampung/Deni Saputra
ILUSTRASI : Pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri yang membawa 23 tahanan tersangka teroris tiba di Bandara Radin Inten, Brantiraya, Lampung Selatan, Lampung, Rabu (16/12/2020). Sebanyak 23 tahanan tersangka terorisme yang ditahan di Mako Brimob Polda Lampung, di antaranya Zulkarnain alias Arif Sunarso yang terlibat dalam kasus teror Bom Bali I pada 2002 dan Taufik Bulaga alias Upik Lawanga dipindahkan ke Jakarta menggunakan pesawat terbang. 

Film yang ditonton adalah The Mentors, film dokumenter yang bercerita terkait antisipasi eks napiter menjadi residivis.

Mereka juga ditemani Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, dan Muspika Grogol.

"Kita mengedukasi publik, terorisme itu sesuatu yang keliru. Ada hak hidup dari setiap orang, dan kita harus saling menghormati," kata dia kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Bukan Kesurupan, Polisi Ungkap Ada Dugaan Kekerasan yang Bikin Mahasiswa UNS Tewas saat Diklat Menwa

Baca juga: Puluhan Eks Napiter Jalani Vaksinasi Covid-19 di Solo, Penyuntikan Dipantau Langsung Kepala BNPT

Ganjar mengatakan, pengalaman dari mantan napiter ini bisa dibagikan kepada masyarakat, sebagai edukasi.

Hal ini agar masyarakat bisa menerima mantan napiter yang keluar dari penjara.

"Repatriasi sosial perlu, agar eks napiter bisa kembali di masyarakat dan diterima," kata dia.

"Jika tidak, mereka bisa jadi residivis," ujarnya.

Mantan napiter ini pernah mengalami masa sulit, sehingga membutuhkan dukungan dari masyarakat agar mereka keluar dari kelompok terorisnya.

Ditambah, para mantan napiter ini juga memiliki keluarga.

"Mereka pasti kecewa. Tapi tidak benar jika mereka sayang dengan keluarga, tapi tidak sayang orang lain, ini rasa kemanusiaan yang adil dan beradab yang harus didorong," ujarnya.

Ganjar mengatakan, melalui program Gubernur Mengajar, dia sering mengajak mantan napiter seperti Joko Triharmanto alias Jack Harun.

"Bang Jack sering kita ajak, untuk edukasi apakah mereka sedang dipengaruhi atau tidak," aku dia.

Selain itu, lingkungan sekolah juga menjadi tempat subur dalam penyebaran paham radikalisme.

"Kita minta berbagai pihak masuk ke sekolah, karena sekolah tempat yang subur," terang dia.

"Di Jateng, Kepala Sekolah dan guru yang terlibat terorisme, langsung saya pecat," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved