Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Makan Bergizi Gratis di Solo

Khawatir Keracunan, SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Tolak Program MBG, Lebih Yakin Kantin Sekolah

SD Muhammadiyah 1 Ketelan menyatakan penolakan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Putradi Pamungkas
TribunSolo.com/Ahmad Syarifuddin
MBG DI SOLO - Ilustrasi program Makan Bergizi Gratis di Solo, beberapa waktu lalu. SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo secara terbuka menolak tawaran program Makan Bergizi Gratis yang diajukan oleh salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Bengawan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - SD Muhammadiyah 1 Ketelan menyatakan penolakan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala sekolah, Sri Sayekti, menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil karena kekhawatiran para orang tua murid terhadap potensi risiko keracunan massal yang pernah terjadi di sejumlah sekolah peserta program.

“Karena pada kenyataannya melihat kondisi di lapangan sekarang ini banyak wali siswa merasa khawatir cemas kalau anak-anaknya mengalami kejadian serupa,” ungkap Sri Sayekti saat ditemui pada Senin (29/9/2025).

Sebagai alternatif, sekolah ini telah menjalankan program kantin sehat sejak tahun 2015.

Kantin tersebut beroperasi dengan standar keamanan tinggi dan telah mengantongi berbagai perizinan, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat halal, Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS), serta Sertifikat Kompetensi Penjamah Pangan (SKPP).

“Untuk menjamin keamanan pangan di dapur kami sudah ada SOP baku yang kami harus dijalankan seluruh pemangku kepentingan di dapur sejak penerimaan barang, pengelolaan, pendistribusian, sampai membersihkan dapur kembali. Kantin kami punya nomor izin berusaha beresiko, sertifikat halal, sertifikat laik hygiene, sertifikat bagi penjamah makan kami siapkan. Bukan karena ada program ini. Sejak dulu sertifikat itu bagian dari membangun ekosistem kantin sekolah,” jelas Sri Sayekti.

MBG DI SOLO - Ilustrasi program Makan Bergizi Gratis di Solo, beberapa waktu lalu. SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo secara terbuka menolak tawaran program Makan Bergizi Gratis yang diajukan oleh salah satu Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) di Kota Bengawan.
MBG DI SOLO - Ilustrasi program Makan Bergizi Gratis di Solo, beberapa waktu lalu. SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo secara terbuka menolak tawaran program Makan Bergizi Gratis yang diajukan oleh salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Bengawan. (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Proses penyediaan makanan dimulai sejak pagi.

Pegawai kantin hadir pukul 05.30 untuk persiapan, lalu mulai memasak pukul 06.00.

Makanan selesai disiapkan dan didistribusikan ke depan kelas masing-masing pada pukul 11.00. 

Siswa kemudian makan bersama pukul 12.00 sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

“Pegawai kami hadir 05.30 kemudian menyiapkan diri. 06.00 proses menyiapkan makanannya. Jam 11.00 makanan sudah tersedia di depan kelas masing-masing. Jam 12.00 makan sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan, ambil alat makan, berdoa, makan, selesai cuci piringnya kembali. Setelah itu sholat dzuhur,” kata Sri Sayekti.

Sebagai bagian dari pembelajaran kemandirian, siswa diwajibkan membawa dan bertanggung jawab atas alat makan masing-masing.

Pihak sekolah juga telah menyiapkan cadangan alat makan jika terjadi insiden.

“Anak-anak bertanggung jawab alat makannya. Kalau nggak hati-hati bisa jatuh pecah. Pemilihan piring menjadi salah satu pertimbangan kami. Kalau terjadi insiden kami tukar di dapur sudah ada,” terang Sri Sayekti.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved