Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Kisah Anak Buruh Pabrik Roti di Klaten, Lumpuh Sejak Lahir: Ternyata Terkena Virus Otak

Nasib keluarga Ali Rosidi (49) tidak seberuntung lainnya. Ali yang seorang buruh pekerja pabrik roti di Klaten menyimpan cerita pilu.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Rosidah, asal Desa Sidoharjo Klaten menderita lumpuh sejak lahir hingga saat ini ia sudah berusia dewasa. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Nasib keluarga Ali Rosidi (49) tidak seberuntung lainnya. 

Ali yang seorang buruh pekerja pabrik roti di Klaten menyimpan cerita pilu.

Selama bertahun-tahun, anak Ali warga Dukuh Purwogondo, Desa Sidoharjo, Kecamatan Polanharjo tidak bisa berjalan sampai berusia dewasa. 

Baca juga: Warga Klaten Curhat ke DPRD, Maraknya Penambang Pasir Ilegal,Bikin Jalur Evakuasi Merapi Cepat Remuk

Baca juga: Penampakan Bangunan Tua di Bukit Patrum Klaten, Ternyata Bekas Gudang Dinamit

Kedua anaknya itu, Rosidah Umi Arifah (23) dan Zulfikar Isnaini (21) kini sudah berusia dewasa.

Keduanya menderita kelumpuhan sejak lahir.

Puluhan tahun, mereka hanya bisa terbaring.

Bukan di kasur, tapi di lantai rumah yang sangat sederhana.

Kades Sidoharjo Trimanto mengatakan Ali bersama istrinya, Sulasmi (43), hanya bisa merawat kedua anaknya itu di rumahnya.

Menurut Trimanto, penyebab kedua anaknya lumpuh, karena terkena virus yang menyerang otaknya.

"Keduanya didiagnosa terkena virus yang menyerang otak," jelasnya.

Pasangan Ali dan Sulasmi sempat curiga ketika Rosidah, yang saat itu masih berumur 2 tahun, belum bisa juga berjalan.

Mereka pun membawa ke rumah sakit untuk diperiksakan.

Betapa kagetnya, di rumah sakit, anak mereka itu divonis terkena virus di otak. 

Baca juga: Pemdes Krakitan Klaten Isi Ikan di Embung Purbasari: Wacanakan Pembukaan Objek Wisata 

Mereka tak menyangka, penyakit itu membuat anak mereka lumpuh hingga puluhan tahun.

Ujian kedua datang, ketika adik anak kedua mereka, mengalami nasib yang sama.

Keduanya hanya bisa terbaring di lantai rumah tanpa bisa berbuat apapun.

Kondisi tubuh Rosidah dan Zulfikar juga memprihatinkan, karena sangatlah kurus.

Ali dan Sulasmi tak punya penghasilan yang cukup, sementara mereka harus berjuang mencari biaya berobat.

Kondisi makin pelik, karena masa pandemi membuat keduanya sempat kehilangan mata pencaharian.

"Mereka dulu berjualan roti, namun karena pandemi, usahanya berhenti," ujar Trimanto.

Ali Rasidi hanya bekerja sebagai buruh di usaha rumahan pembuatan roti di wilayah Kecamatan Ceper.

Baca juga: Misteri Rumah Kecil di Puncak Bukit Patrum Bayat Klaten : Bukan Omah Demit, Dulu Jadi Gudang Dinamit

Baca juga: Kisah Orangtua di Klaten : Usaha Gulung Tikar Akibat Pandemi, Bingung Obati Dua Anaknya yang Lumpuh

Sedangkan Sulasmi hanya bisa di rumah, merawat kedua anaknya yang lumpuh.

Usaha sampingan yang pernah dirintis juga gulung tikar akibat pandemi Covid-19.

Ali dan Sulasmi berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Mereka berharap bantuan lebih dari pemerintah setempat, untuk membantu penyembuhan kedua anaknya.

Sejauh ini, bantuan yang mereka terima adalah dari kepolisian, serta bantuah PKH setiap bulan.

Tentu saja, bantuan itu jauh dari cukup untuk mengobati anak mereka. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved