Berita Wonogiri Terbaru
Sampai November 2021, Wonogiri Catat Ada 15 Kasus Pencabulan Anak di Bawah Umur, Jekek Prihatin
Kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak di bawah umur banyak terjadi di Kabupaten Wonogiri.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak di bawah umur banyak terjadi di Kabupaten Wonogiri.
Berdasarkan catatan Polres Wonogiri, sejak awal tahun hingga bulan November, setidaknya sudah ada 15 kasus.
Hal tersebut tentunya harus menjadi perhatian khusus, jangan sampai bertambah banyak predator anak yang berkeliaran di tengah masyarakat.
Baca juga: Alasan Tukang Potong Ayam Setubuhi Bocah SMP di Wonogiri : Terangsang Usai Pantengin Bigo Live
Baca juga: Gegara Konten TikTok Biar Terlihat Sangar, Bocah SMA Wonogiri ini Nangis Histeris Dijemput Polisi
Menanggapi hal itu, Bupati Wonogiri Joko Sutopo, mengaku prihatin dangan adanya belasan kasus yang melibatkan anak di bawah umur.
"Sebelum pandemi kita hanya 24 kasus dalam setahun. Saat pandemi ada kenaikan, dapat diartikan saat ruang interaksi berkurang, ada potensi terjadinya kasus itu," kata dia, Senin (15/11/2021).
Jekek, begitu dia disapa, secara tegas tak akan mentoleransi perbuatan tersebut. Bila ada kasus, agar didorong untuk diproses secara hukum agar muncul efek jera dan pembelajaran.
Baca juga: Kumpulan Link Pengumuman SKD CPNS Solo Raya 2021: Lengkap Solo, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, dll
Dia juga meminta kepada seluruh tokoh-tokoh di masyarakat bila menemui kejadian serupa, jangan diselesaikan dengan jalan pernikahan.
"Kalau setelah dinikahkan, tiga bulan kemudian bercerai siapa yang bertanggung jawab? Menikah tidak menyelesaikan masalah karena berangkat dari kondisi yang tidak normal," terang dia.
Menurutnya, kepekaan lingkungan sekitar harus ditingkatkan agar tak terjadi kasus serupa di kemudian hari.
Baca juga: Sempat Buron, Otak Penggandaan Uang di Wonogiri Diringkus Polisi, Beserta Uang Puluhan Juta
Lebih jauh, menurut Bupati, kasus kekerasan seksual terhadap anak disebabkan oleh sejumlah persoalan. Mulai dari orang tua anak yang merantau sehingga anak kurang mendapat perhatian.
Ketidaksiapan menghadapi gempuran perkembangan teknologi juga menjadi salah satu poin maraknya kasus-kasus serupa.
"Pengawasan orang tua tidak ketat seperti dulu, faktanya begitu. Konsentrasi orang tua terbagi karena adanya media sosial," ujarnya.
Selain itu, lanjut Jekek, dengan banyaknya kasus kekerasan seksual dengan korban anak di bawah umur seharusnya bisa menimbulkan kesadaran orang tua soal ada masalah di tengah masyarakat.
Baca juga: Sempat Buron, Otak Penggandaan Uang di Wonogiri Diringkus Polisi, Beserta Uang Puluhan Juta
"Orang tua memberikan pendampingan, membuka komunikasi dengan anaknya, pola pendampingan harus diubah. Anak diberi ruang edukasi, harus ada manajemen waktu dari orang tua," kata dia.