Berita Solo Terbaru
Investasi Cemerlang Masa Depan, PLN Solo Buka Investor Buat Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum
Manajer Pemasaran Pelanggan PLN UP3 Surakarta, Irfan Affandy mengatakan, SPKLU di Solo Raya baru ada di tiga tempat.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Perkembangan dunia otomatif kian bersolek dengan munculnya kendaraan berteknologi tinggi yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi.
Ya, itu adalah mobil listrik yang diproyeksikan bakal menggantikan kendaraan dengan bahan bakar minyak.
Penjualan mobil listrik di Solo Raya sendiri juga telah menunjukan tren positif, dengan sudah terjualnya 12 mobil listrik milik Hyundai.
Untuk menunjang kebutuhan mobil listrik yang kian menjamur, Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah membuka Fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Manajer Pemasaran Pelanggan PLN UP3 Surakarta, Irfan Affandy mengatakan, SPKLU di Solo Raya baru ada di tiga tempat.
"Lokasinya ada di rest area 519 A, rest area 519 B di Kabupaten Sragen dan di kantor PLN UP3 Surakarta," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (1/12/2021).
Untuk membangun ekosistem SPKLU, PLN menurut dia membuka diri bagi investor yang tertarik mendirikannya dan bekerjasama.
Penambahan ini merupakan komitmen PLN dalam membentuk ekosistem mobil listrik, yang selama ini masih menjadi kekhawatiran masyarakat.
"PLN telah menyiapkan skema bisnis dan insentif menarik bagi investor yang ingin bergabung," jelas dia.
Skema usaha SPKLU untuk pemegang IUPTL penjualan yakni berupa ROSO (retail, own, self operated) dan ROPO (retail, own, privately operated).
Termasuk RPOO (retail, privately owned & operated), RLSO (retail, lease, self operated), dan RLPO (retail, lease, privately operated).
"PLN menjual listrik dengan tarif curah (faktor Q=1,01) sekitar Rp 714 per kWh kepada badan usaha IUPTL," aku dia.
Baca juga: Mobil Listrik Hyundai Laris di Solo Raya, PLN Bakal Bangun Stasiun Pengisian Daya di Sukoharjo
Baca juga: Dato Sri Tahir Blak-blakan, Ungkap Alasan Sumbang 8 Mobil Listrik Senilai Rp 1,4 M: Saya Orang Solo
Sementara badan usaha bisa menjual listrik ke konsumen dengan harga maksimal Rp 2.466 per kWh.
"Saat ini yang tanya-tanya sudah banyak, karena ini investasi jangka panjang," ujarnya.